Bronkiolitis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Infeksi saluran napas yang rentan menyerang anak

Infeksi saluran pernapasan tidak hanya dapat menyerang orang dewasa, tetapi juga rentan dialami oleh anak-anak. Ada beberapa penyakit yang termasuk dalam infeksi saluran pernapasan, salah satunya yaitu bronkiolitis.

Lebih sering terjadi pada anak-anak, bronkiolitis umumnya disebabkan oleh virus dan dapat menular. Untuk lebih mewaspadai infeksi saluran pernapasan yang satu ini, berikut fakta seputar bronkiolitis yang wajib disimak!

1. Apa itu bronkiolitis?

Bronkiolitis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi bronkiolitis pada anak (kidshealth.org.nz)

Dilansir Kids Health, bronkiolitis adalah infeksi saluran pernapasan yang terjadi ketika saluran udara kecil pada paru-paru, yaitu bronkiolus, terinfeksi virus. Kondisi ini menyebabkan bronkiolus membengkak dan terisi dengan lendir, yang dapat membuat penderitanya sulit bernapas. Kondisi ini umumnya dialami oleh bayi dan anak-anak.

Walaupun terdengar mirip dan sama-sama memengaruhi saluran udara di paru-paru, bronkiolitis berbeda dengan bronkitis. Mengutip Cleveland Clinic, bronkitis memengaruhi saluran udara yang lebih besar, yaitu bronkus, dan biasanya menyerang anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa.

Sementara itu, bronkiolitis memengaruhi saluran udara yang lebih kecil atau bronkiolus, dan lebih sering terjadi pada anak-anak yang lebih muda, di bawah usia 2 tahun.

2. Gejala

Bronkiolitis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi anak yang mengalami pilek (freepik.com/freepik)

Gejala awal bronkiolitis mirip dengan pilek, seperti:

  • Hidung tersumbat
  • Hidung berair atau meler
  • Batuk
  • Demam ringan

Gejala dapat berkembang dan anak dapat mengalami kesulitan bernapas atau napas yang disertai bunyi seperti siulan (mengi). Selain itu, banyak bayi yang juga mengalami infeksi telinga (otitis media).

Namun, segera hubungi dokter jika anak menunjukkan gejala:

  • Sulit makan atau minum
  • Napas menjadi lebih cepat atau sesak
  • Sulit bernapas
  • Terlihat sangat lesu
  • Dehidrasi
  • Kulit membiru, terutama bibir dan kuku (sianosis)

Hal ini sangat penting jika anak berusia kurang dari 12 minggu atau memiliki faktor risiko lain, termasuk kelahiran prematur, memiliki penyakit jantung, atau paru-paru.

Baca Juga: Gangguan Metabolik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

3. Penyebab

Bronkiolitis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi anak bersin (pexels.com/Gustavo Fring)

Mengutip Mayo Clinic, bronkiolitis terjadi ketika virus menginfeksi bronkiolus, yang merupakan saluran udara paling kecil di paru-paru. Infeksi membuat bronkiolus membengkak dan meradang. Lendir terkumpul di saluran udara ini, yang membuat udara sulit mengalir masuk dan keluar dari paru-paru.

Bronkiolitis adalah infeksi saluran pernapasan yang terjadi ketika saluran udara kecil pada paru-paru, yaitu bronkiolus, terinfeksi virus. Di samping itu, bronkiolitis juga dapat disebabkan oleh virus lain, termasuk virus yang menyebabkan flu atau pilek.

Virus penyebab bronkiolitis mudah menyebar. Seseorang dapat tertular melalui droplet di udara ketika penderita batuk, bersin, atau berbicara. Selain itu, penularan juga dapat terjadi ketika seseorang menyentuh benda yang terkontaminasi, seperti peralatan makan, handuk atau mainan kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut.

4. Faktor risiko

Bronkiolitis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi bayi yang menangis (pixabay.com/StockSnap)

Bronkiolitis biasanya menyerang anak-anak di bawah usia 2 tahun. Selain itu, bayi berusia kurang dari 3 bulan paling berisiko terkena bronkiolitis karena paru-paru dan sistem kekebalan tubuhnya belum sepenuhnya berkembang.

Beberapa faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko terkena bronkiolitis, termasuk:

  • Kelahiran prematur
  • Memiliki masalah jantung atau paru-paru yang mendasari
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah
  • Paparan asap rokok
  • Belum pernah mendapatkan ASI (bayi yang diberi ASI mendapat manfaat imun dari ibunya)
  • Sering kontak dengan banyak anak, seperti di tempat penitipan anak
  • Menghabiskan waktu di lingkungan yang ramai
  • Memiliki saudara yang bersekolah atau pergi ke tempat penitipan anak, karena mereka lebih mungkin berkontak dengan virus dan menularkannya

5. Diagnosis

Bronkiolitis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi pemeriksaan napas bayi dengan stetoskop (thousanddays.org)

Beberapa tes dan sinar-X biasanya tidak diperlukan untuk mendiagnosis bronkiolitis. Dokter biasanya akan mengidentifikasi masalah dengan mengobservasi anak dan mendengarkan paru-parunya saat ia bernapas dengan stetoskop.

Apabila anak berisiko mengalami bronkiolitis parah, atau jika gejala memburuk atau bila dokter menmukan masalah lainnya, dokter mungkin akan memesan beberapa tes, seperti:

  • Sinar-X: pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat tanda pneumonia.
  • Tes virus: dokter mungkin akan mengambil sampel lendir dari anak untuk mengetes virus penyebab bronkiolitis. Ini dilakukan dengan tes usap dengan lembut ke dalam hidung. 
  • Tes darah: kadang, tes darah bisa digunakan untuk memeriksa jumlah sel darah putih anak. Peningkatan sel darah putih biasanya merupakan tanda tubuh sedang melawan infeksi. Tes darah juga dapat menentukan apakah tingkat oksigen telah menurun dalam aliran darah anak.

Dokter mungkin akan menanyakan tanda-tanda dehidrasi, khususnya bila anak tidak mau minum atau makan atau mengalami muntah-muntah. Tanda dehidrasi termasuk mata cekung, mulut dan kulit kering, lesu, dan sedikit atau tidak buang air kecil.

6. Pengobatan

Bronkiolitis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi humidifier (weatherstationadvisor.com)

Bronkiolitis biasanya berlangsung selama 2-3 minggu. Berbagai perawatan yang dapat dilakukan di rumah untuk membantu meringankan gejala di antaranya:

  • Penggunaan humidifier di kamar anak untuk membantu melembapkan udara.
  • Menjaga agar anak dalam posisi tegak biasanya dapat membuat mereka lebih mudah bernapas.
  • Memberikan banyak asupan cairan, seperti air atau jus, untuk membantu mencegah dehidrasi. Cobalah untuk memberikan cairan dalam jumlah sedikit namun lebih sering.
  • Pemberian tetes hidung saline sesuai aturan pakai.
  • Pemberian obat pereda demam sesuai anjuran dokter.
  • Pastikan rumah bebas asap rokok. Sebab, asap rokok dapat memperburuk gejala infeksi saluran pernapasan.

Beberapa anak dengan bronkiolitis mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit. Ini biasanya diperlukan jika mereka mengalami kesulitan bernapas atau tidak cukup makan dan minum.

Selama dirawat, anak akan mendapatkan terapi oksigen untuk mempertahankan oksigen yang cukup dalam darah dan asupan cairan melalui infus untuk mencegah dehidrasi.

7. Pencegahan

Bronkiolitis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi anak mencuci tangan (freepik.com/freepik)

Virus penyebab bronkiolitis mudah menyebar, sehingga perlu dilakukan upaya untuk meminimalkan risiko penularan bronkiolitis. Mengutip National Health Service, beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:

  • Mencuci tangan sesering mungkin untuk menghindari penyebaran penyakit.
  • Meminta siapa pun yang bersentuhan dengan anak untuk mencuci tangan terlebih dahulu.
  • Menutup hidung dan mulut anak ketika mereka batuk atau bersin menggunakan tisu. dan membuangnya setelah digunakan ke tempat sampah.
  • Menggunakan peralatan makan sendiri dan mencucinya setelah digunakan.
  • Membersihkan mainan dan permukaan benda yang sering disentuh secara teratur.
  • Menjaga anak-anak yang sakit untuk tetap di rumah sampai gejalanya membaik.
  • Hindari kontak dengan penderita pilek atau flu.
  • Menjauhkan anak dari paparan asap rokok.

Nah, itu tadi beberapa hal seputar bronkiolitis. Walaupun gejalanya tampak umum, penyakit ini juga perlu diwaspadai. Jika anak mengalami berbagai gejala seperti di atas, sebaiknya periksakan ke dokter untuk mengetahui penyebab pastinya sehingga anak mendapatkan perawatan yang tepat.

Baca Juga: Hepatitis D: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan 

Rifa Photo Verified Writer Rifa

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya