5 Perbedaan Narkotika dan Psikotropika, Sama-sama Sebabkan Kecanduan

Dalam dunia medis keduanya punya fungsi yang berbeda

Narkotika dan psikotropika merupakan zat yang bisa digunakan sebagai pengobatan untuk berbagai kondisi pasien seperti nyeri berat, pasien operasi, pasien kejang, pasien gangguan mental, pasien dengan cemas berlebih, dan banyak lagi manfaatnya. Akan tetapi, manfaat ini juga beriringan dengan kerugian yang diakibatkan oleh kedua obat ini. Penggunaannya akan aman jika digunakan dengan pengawasan dokter dan apoteker.

Narkotika dan psikotropika kerap menjadi berita utama terkait penyalahgunaan dan kecanduan obat. Keduanya sering dianggap sama karena sama-sama menyebabkan kecanduan. Padahal, keduanya berbeda. Simak uraian tentang perbedaan antara narkotika dan psikotropika di bawah ini.

1. Pengertian

5 Perbedaan Narkotika dan Psikotropika, Sama-sama Sebabkan Kecanduanilustrasi obat (pexels.com/MART PRODUCTION)

Dilihat dari pengertiannya, narkotika atau narkoba merupakan zat yang bisa menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaram, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Beda halnya dengan psikotropika, yang merupakan zat psikoaktif yang memengaruhi secara selektif susunan saraf pusat sehingga menyebabkan perubahan aktivitas mental, perilaku, dan menimbulan kecanduan bagi pemakainya.

Dari pengertiannya, baik narkotika maupun psikotropika menyebabkan kecanduan, karenanya penggunaan keduanya harus dengan pemantauan ketat dokter dan apoteker jika digunakan untuk pengobatan. Apabila digunakan tanpa resep dokter dan disalagunakan bukan untuk terapi penyakit, efek negatifnya lebih banyak dibanding manfaatnya.

2. Fungsi dalam dunia medis

5 Perbedaan Narkotika dan Psikotropika, Sama-sama Sebabkan Kecanduanilustrasi narkoba (IDN Times/Mardya Shakti)

Narkotika golongan 2 dan 3 biasanya digunakan dalam pengobatan untuk nyeri sedang hingga nyeri berat. Selain itu, narkotika golongan ini juga digunakan untuk anestesi sebelum operasi.

Narkotika golongan 1 hanya digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi karena sangat berbahaya dan berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan.

Sementara itu, narkotika golongan 2, 3, dan 4 biasanya digunakan dalam terapi antipsikosis sebagai sedatif, hipnotik, dan untuk terapi kejang.

Baca Juga: Efeknya Ngeri, Ini 10 Narkoba Paling Berbahaya dan Mematikan di Dunia!

3. Apakah bisa dibeli tanpa resep dokter?

5 Perbedaan Narkotika dan Psikotropika, Sama-sama Sebabkan Kecanduanilustrasi membaca resep dokter (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Narkotika dan psiotropika termasuk obat yang pengawasannya sangat ketat dan tidak boleh dibeli atau diberikan tanpa resep dokter dan tanpa sepengetahuan dokter. Tiba-tiba membelinya di apotek tanpa resep tentu tidak diperbolehkan.

Biasanya kedua obat ini disimpan di lemari khusus dan hanya petugas farmasi tertentu (biasanya apoteker) yang dapat mengambilnya. Ini karena penggunaan setiap butir obat narkotika dan psikotropika harus dilaporkan ke dinas kesehatan.

4. Mekanisme kerja narkotika dan psikotropika

5 Perbedaan Narkotika dan Psikotropika, Sama-sama Sebabkan Kecanduanilustrasi narkotika injeksi (pexels.com/MART PRODUCTION)

Narkotika, atau dalam dunia medis disebut analgetik opioid, bekerja dengan cara melibatkan agonisme pada reseptor muopioid, reseptor protein G coupled sehingga mengurangi transmisi nyeri pada sistem saraf. Akan tetapi, mekanisme kerja ini membuat efek lain seperti depresi pernapasan.

Berbeda dengan narkotika, psikotropika bekerja pada reseptor asam gamma aminobutirat (GABA) sehingga menghentikan kejang, mengurangi kecemasan berlebih, dan meningkatkan keinginan untuk tidur. Obat yang termasuk golongan psikotropika adalah obat golongan benzodiazepin dan barbiturat.

5. Efek yang terjadi jika disalahgunakan

5 Perbedaan Narkotika dan Psikotropika, Sama-sama Sebabkan Kecanduanilustrasi penyalahgunaan narkotika (pexels.com/MART PRODUCTION)

Dampak dari kecanduan penyalahgunaan narkotika adalah sebagai berikut:

  • Menurunnya kesadaran bahkan sampai hilang ingatan, gejalanya biasanya berupa kebingungan dan gangguan koordinasi tubuh.
  • Memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit menular, seperti HIV, melalui penggunaan jarum suntik secara bergiliran.
  • Mendorong melakukan tindakan yang berbahaya karena berada di bawah pengaruh narkoba.
  • Meningkatnya keinginan untuk bunuh diri.
  • Menyebabkan dehidrasi karena terjadi ketidakseimbangan elektrolit.
  • Kerusakan otak secara permanen.
  • Dapat menyebabkan kematian, biasanya karena dosis tinggi sehingga tubuh tidak mampu menoleransinya. Gejalanya berupa kejang-kejang, mulut berbusa, dan bola mata mengarah ke atas.

Adapun dampak penyalagunaan psikotropika adalah sebagai berikut:

  • Halusinasi dan kebingungan.
  • Tidak sadarkan diri bahkan bisa menyebabkan kematian karena psikotropika menekan kerja sistem saraf pusat.
  • Depresi pernapasan.
  • Gangguan penglihatan.
  • Kehilangan keseimbangan dan kesulitan fokus.
  • Gangguan kognitif.
  • Kenaikan tekanan darah.

Walaupun sama-sama menyebabkan kecanduan dan ketergantungan, tetapi narkotika dan psikotropika memiliki fungsi yang berbeda dalam dunia medis. Penggunaan kedua obat ini dipantau ketat dan dilaporkan setiap bulan ke dinas kesehatan. Jadi, jangan menggunakannya tanpa pantauan dan resep dokter, ya!

Baca Juga: Manfaat dan Risiko Susu Ganja, Modus Baru Pengedaran Narkoba

Rifka Naila Photo Verified Writer Rifka Naila

Serotonin needed~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Nur Seto

Berita Terkini Lainnya