Waspada Kanker Prostat, Deteksi Dini dengan Skrining Rutin

Nggak cuma menyerang pria di atas 50 tahun

Prostat merupakan kelenjar kecil berbentuk buah kenari pada pria yang berfungsi untuk memberi nutrisi dan mengangkut sperma. Kanker prostat adalah jenis kanker yang berkembang di area tersebut.

Menurut World Cancer Research Fund International, kanker prostat merupakan kanker paling umum nomor 2 pada pria di seluruh dunia. 

Dalam acara Relaunching Urology Center RSKB Columbia Asia Pulomas pada Selasa (29/8/2023) di Jakarta, dr. Andika Afriansyah, SpU, dokter spesialis urologi, menjelaskan tentang pentingnya deteksi dini untuk mengatasi kanker prostat. 

1. Gejala kanker prostat

Waspada Kanker Prostat, Deteksi Dini dengan Skrining Rutinilustrasi sulit kencing (unsplash.com/Nik Shuliahin)

Dokter Andika menjelaskan bahwa gejala kanker prostat biasanya tidak menimbulkan tanda atau gejala pada tahap awal. Namun, saat kanker prostat makin parah, kondisi ini akan menimbulkan gejala, seperti:

  • Kesulitan buang air kecil.
  • Penurunan kekuatan aliran urine.
  • Darah dalam urine.
  • Darah dalam air mani.
  • Nyeri tulang.
  • Rasa tak nyaman di area pinggul.
  • Berat badan berkurang.
  • Disfungsi ereksi.

Adapun beberapa faktor risikonya meliputi:

  • Menjadi pria.
  • Usia di atas 50 tahun.
  • Genetik.
  • Pola makan tinggi lemak jenuh.
  • Berat badan berlebih.

Baca Juga: Apakah Kehidupan Seks setelah Kanker Prostat Akan Berbeda?

2. Tes untuk deteksi kanker prostat

Waspada Kanker Prostat, Deteksi Dini dengan Skrining Rutinilustrasi tes darah (pixabay.com/fernandozhiminaicela)

Walaupun kanker prostat umumnya menyerang pria yang berusia di atas 50 tahun, tetapi dr. Andika mengingatkan bahwa kondisi ini bisa menyerang pria yang lebih muda (15–40 tahun). Skrining bisa dilakukan dengan prostate-specific antigen (PSA). 

Pria yang memiliki PSA kurang dari 2,5 ng/mL mungkin hanya perlu dites ulang setiap dua tahun. Di sisi lain, skrining harus dilakukan setiap tahun untuk pria yang tingkat PSA-nya 2,5 ng/mL atau lebih tinggi.

"Jika seseorang itu memiliki indikasi (kanker prostat), maka MRI bisa dilakukan. Dengan MRI, dokter jadi tahu harus melakukan biopsi atau tidak," jelas dr. Andika. 

Dokter Andika juga menekankan bahwa deteksi dini kanker prostat akan memudahkan dokter menangani kondisi pasien. Kanker prostat yang dideteksi pada tahap awal, tingkat kelangsungan hidup pasien tersebut bisa hampir 100 persen. 

3. Pengobatan kanker prostat dengan laparoskopi

Waspada Kanker Prostat, Deteksi Dini dengan Skrining Rutinilustrasi Relaunching Urology Center RSKB Columbia Asia (IDN Times/Rifki Wuda Sudirman)

Kanker prostat dengan tingkat rendah mungkin tidak memerlukan pengobatan segera. Bagi sebagian orang, pengobatan mungkin tidak diperlukan.

Untuk kanker prostat tingkat lanjut atau yang makin membesar, pasien kemungkinan besar akan membutuhkan prosedur operasi. Salah satu cara yang direkomendasikan dr. Andika adalah laparoskopi.

Ini merupakan metode bedah dengan memasukkan alat berbentuk tabung tipis yang disebut laparoskop. Alat ini memiliki kamera dan lampu di ujungnya untuk memudahkan dokter melihat dan mengatasi sel kanker. 

Laparoskopi memiliki beberapa keunggulan, termasuk:

  • Sayatan lebih kecil.
  • Pemulihan yang lebih cepat. 
  • Risiko komplikasi berkurang. 
  • Nyeri pascaoperasi berkurang. 
  • Lama rawatan di rumah sakit bisa lebih singkat. 

Kanker prostat menjadi jenis kanker paling umum nomor dua yang dialami oleh pria. Deteksi dini kanker prostat bisa meningkatkan tingkat keselamatan pasien hampir 100 persen. Bicarakan dengan dokter kapan dan seberapa sering kamu perlu skrining kanker prostat, ya!

Baca Juga: Studi: Bakteri dalam Urine Bisa Jadi Indikator Kanker Prostat

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya