Kualitas Udara yang Buruk Bisa Picu Asma Kambuh

Kualitas udara belakangan ini termasuk sangat tidak sehat

Kualitas udara yang buruk di beberapa kota besar di Indonesia sedang menjadi topik nasional. Berdasarkan data IQAir tahun 2022, Indonesia menduduki peringkat nomor 26 sebagai negara dengan polusi udara terburuk di dunia.

Sementara itu, per 14 Agustus 2023, tingkat polusi udara di Jakarta dikategorikan tidak sehat dengan AQI 152, dengan polutan utama PM2.5. Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 11,4 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan Badan Kesehatan Dunia (WHO), dilansir IQAir.

Fakta tersebut membuat Kementerian Kesehatan RI khawatir akan meningkatnya tingkat kekambuhan serangan asma dan tumbuhnya penyakit respirasi lainnya.

1. Polusi udara tingkatkan penyakit respirasi

Kualitas Udara yang Buruk Bisa Picu Asma Kambuhilustrasi polusi udara pekat (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada sejumlah penyakit respirasi yang diakibatkan polusi udara dengan prevalensi tinggi. Polusi udara menyumbang 15–30 persen atas kambuhnya penyakit respirasi. Hal itu ia sampaikan melalui keterangan tertulis beberapa pekan lalu.

Budi menyebut faktor risiko polusi udara terhadap penyakit asma adalah 27,95 persen.  Berdasarkan data Global Burden Diseases 2019 Diseases and Injuries Collaborators, asma termasuk dalam lima penyakit respirasi penyebab kematian tertinggi di dunia, selain penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), pneumonia, kanker paru, dan tuberkulosis.

Data tersebut menunjukkan bahwa asma memiliki 477 kejadian per 100 ribu orang dengan 455 ribu kematian. Di Indonesia, penyakit asma juga masuk ke dalam salah satu dari 10 penyebab kematian terbesar.

2. Prevalensi asma di Indonesia mencapai 18 juta orang

Kualitas Udara yang Buruk Bisa Picu Asma Kambuhilustrasi perempuan sedang sakit (freepik.com/jcomp)

Dalam wawancara terpisah, dr. Budhi Antariksa, SpP(K), Ketua Pokja Asma dan PPOK dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), menjelaskan bahwa polusi udara memang bisa menjadi salah satu pencetus yang membuat penyakit asma kambuh.

Hal ini juga cukup menghawatirkan di mana prevalensi penyandang asma di Indonesia per tahun 2022 mencapai 7 persen atau 18 juta orang.

"Asma adalah penyakit penyempitan saluran napas karena ada pencetusnya. Dari luar adalah polusi udara, asap rokok hingga stres yang merupakan faktor harus dikontrol," kata dr. Budhi.

Menurut dr. Budhi, puskesmas perlu ditingkatkan sebagai lini pertama untuk diagnosis dan pengobatan asma agar pasien dapat mengendalikan penyakit asma dengan baik sejak dini.

Ini dapat dilakukan karena penyakit asma merupakan bagian dari 144 diagnosis penyakit yang dapat ditangani di puskesmas, sesuai dengan Kompetensi Dokter Umum.

Baca Juga: Status Asmatikus, Serangan Asma Parah yang Tidak Merespons Pengobatan

3. Kekambuhan asma bisa diatasi di puskesmas

Kualitas Udara yang Buruk Bisa Picu Asma Kambuhilustrasi puskesmas (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Dokter umum memiliki kompetensi, diagnosis, kontrol asma, hingga penanganan asma. 

Sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) Tahun 2012, penyakit asma masuk ke dalam Tingkat Kemampuan 4A, yang mana lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.

Maka dari itu, dr. Budhi mengajak masyarakat untuk tidak ragu memeriksakan kondisi asma di puskesmas.

Kualitas udara yang buruk bisa menjadi pemicu serangan asma kambuh. Apabila ini sampai terjadi, kamu bisa mendapatkan bantuan dari dokter umum di puskesmas terdekat.

Baca Juga: Pasien Asma Didorong untuk Gunakan Obat Pengontrol Inflamasi

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya