WHO Tetapkan Aspartam Berpotensi Sebabkan Kanker

Banyak digunakan pada produk makanan dan minuman

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa aspartam berpotensi bersifat karsinogenik bagi manusia (Grup 2B) dengan bukti yang terbatas. Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA) menetapkan asupan aspartam harian yang dapat diterima sebesar 40 mg/kg berat badan.

Aspartam termasuk salah satu kandungan yang banyak ditemukan dalam produk makanan dan minuman. Diperkirakan ada sekitar 6.000 produk makanan yang menggunakan aspartam secara global. Selama beberapa dekade, produk yang menggunakan aspartam telah diawasi oleh komunitas ilmiah. 

1. Masuk dalam daftar kemungkinan bersifat karsinogenik bagi manusia

WHO Tetapkan Aspartam Berpotensi Sebabkan Kankerilustrasi sel kanker (unsplash.com/National Cancer Institute)

WHO bersama dengan Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) melakukan tinjauan independen untuk menilai potensi bahaya karsinogenik dan risiko kesehatan lain yang berkaitan dengan konsumsi aspartam.

Setelah meninjau literatur ilmiah yang tersedia, kedua evaluasi mencatat ada keterbatasan bukti bahwa aspartam menyebabkan kanker.

IARC mengklasifikasikan aspartam dalam Grup 2B atau kemungkinan bersifat karsinogenik bagi manusia, khususnya untuk untuk karsinoma hepatoseluler (salah satu jenis kanker hati).

"Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian secara global. Setiap tahun, 1 dari 6 orang meninggal karena kanker. Ilmu pengetahuan terus berkembang untuk menilai kemungkinan faktor pemicu atau pemicu kanker, dengan harapan dapat mengurangi jumlah ini dan jumlah korban manusia," ucap Dr. Francesco Branca, Direktur Departemen Nutrisi dan Keamanan Pangan, WHO, dalam sebuah rilis.

2. Apa itu aspartam?

WHO Tetapkan Aspartam Berpotensi Sebabkan Kankerilustrasi pemanis buatan (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Aspartam merupakan pemanis buatan dipeptida. Ini artinya, kandungan ini terdiri dari dua asam amino (asam aspartat dan fenilalanin) yang disatukan oleh ikatan peptida.

Dilansir laporan dalam jurnal Nutrients, pemanis buatan ini 200 kali lebih kuat dari gula pasir biasa dan memasuki pasar sebagai pemanis rendah kalori pada tahun 1981. Sejak saat itu, aspartam menjadi bahan utama dalam makanan dan minuman di Amerika Utara, Asia, dan Eropa. 

Baca Juga: Mengenal Deep Brain Stimulation, Pengobatan Penyakit Parkinson

3. Aspartam banyak digunakan pada produk makanan dan minuman

WHO Tetapkan Aspartam Berpotensi Sebabkan Kankerilustrasi makanan kemasan (unsplash.com/Nico Smit)

Terlepas dari rasa manisnya yang kuat, aspartam memiliki nilai kalori hampir nol dan tidak ada sisa rasa pahit seperti sakarin. Ini menjadi alasan pemanis ini banyak digunakan dalam produk rendah kalori.

Menurut beberapa penelitian, aspartam tidak memengaruhi kadar gula darah atau insulin. Ini menjadikannya pengganti gula yang populer untuk orang dengan diabetes.

Beberapa makanan dan minuman yang mengandung aspartam termasuk:

  • Soda tanpa gula atau soda diet.
  • Permen karet bebas gula.
  • Campuran minuman diet.
  • Bumbu masakan rendah gula.
  • Gelatin bebas gula.
  • Beberapa produk pemanis buatan, contohnya Equal dan Nutrasweet.

Evaluasi IARC dan JECFA tentang dampak aspartam didasarkan pada data ilmiah yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Studi tersebut telah ditinjau oleh para ahli independen, dan kedua komite telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan analisis mereka.

IARC dan WHO akan terus memantau bukti baru dan mendorong kelompok penelitian independen untuk mengembangkan studi lebih lanjut tentang hubungan potensial antara paparan aspartam dan efek kesehatan konsumen.

Baca Juga: Hari Kanker Anak Sedunia, Ini Mitos dan Fakta seputar Kanker Anak

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya