Hepatitis C: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Hepatitis C tidak memiliki vaksin

Hepatitis C adalah infeksi pada organ hati atau lever yang disebabkan oleh virus dan menyebar melalui kontak dengan darah dari orang yang terinfeksi.

Beberapa orang bisa mengidap hepatitis C selama bertahun-tahun tanpa merasa sakit, atau mungkin hanya memiliki gejala ringan. Jika tidak diobati, hepatitis C dapat menyebabkan sirosis hati dan mungkin gagal hati. Saat penyakit berkembang, gejala kerusakan hati mungkin terjadi.

Secara global, diperkirakan 58 juta orang memiliki infeksi virus hepatitis C kronis, dengan sekitar 1,5 juta infeksi baru terjadi per tahun. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan pada tahun 2019, sekitar 290.000 orang meninggal dunia karena hepatitis C, sebagian besar karena sirosis dan karsinoma hepatoseluler (kanker hati primer).

1. Penyebab, penyebaran, dan faktor risiko

Hepatitis C: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahanilustrasi hepatitis C (hepatitisc.org.au)

Infeksi hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Infeksi menyebar ketika darah yang terkontaminasi virus memasuki aliran darah orang yang tidak terinfeksi. Dilansir MedlinePlus, kontak darah ini bisa terjadi lewat:

  • Berbagi jarum suntik atau material obat lainnya dengan orang lain yang terinfeksi HCV. 
  • Secara tidak sengaja disuntik dengan jarum yang digunakan pada seseorang yang memiliki HCV. Ini bisa terjadi di lingkungan perawatan kesehatan.
  • Ditato atau ditusuk dengan alat atau tinta yang tidak disterilkan setelah digunakan pada seseorang yang memiliki HCV.
  • Berkontak dengan darah atau luka terbuka dari seseorang yang memiliki HCV.
  • Berbagi barang-barang perawatan pribadi yang mungkin telah bersentuhan dengan darah orang lain, seperti pisau cukur atau sikat gigi.
  • Terlahir dari ibu yang memiliki HCV.
  • Berhubungan seks tanpa pelindung (kondom) dengan seseorang yang memiliki HCV.

Sebelum tahun 1992, hepatitis C umum menyebar lewat transfusi darah dan transplantasi organ. Sejak itu, di banyak negara ada pengujian rutin suplai darah untuk HCV. Jadi, penularan HCV dengan cara ini sudah tergolong jarang.

Faktor risiko

Kamu lebih mungkin tertular hepatitis C jika:

  • Pernah atau menggunakan narkoba suntik.
  • Menjalani transfusi darah atau transplantasi organ sebelum tahun 1992.
  • Menderita hemofilia dan menerima faktor pembekuan sebelum tahun 1987.
  • Pernah menjalani cuci darah.
  • Lahir antara tahun 1945 dan 1965.
  • Memiliki tes hati yang tidak normal atau penyakit hati.
  • Telah berkontak dengan darah atau jarum yang terinfeksi di tempat kerja.
  • Memiliki tato atau tindik tubuh.
  • Bekerja atau tinggal di penjara.
  • Terlahir dari seorang ibu dengan hepatitis C.
  • Memiliki HIV/AIDS.
  • Melakukan hubungan seks dengan lebih dari satu pasangan seks dalam 6 bulan terakhir.
  • Pernah mengidap penyakit menular seksual.
  • Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki.

Jika seseorang berisiko tinggi untuk terinfeksi hepatitis C, dokter biasanya akan merekomendasikan tes untuk infeksi tersebut.

2. Jenis

Hepatitis C: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahanilustrasi hepatitis C (health.clevelandclinic.org)

Dilansir Cleveland Clinic, ada dua tipe infeksi hepatitis C, yaitu:

  • Akut: Infeksi jangka pendek yang terjadi dalam waktu 6 bulan setelah terpapar virus. Namun, sekitar 75 hingga 85 persen orang dengan infeksi akut akan berkembang menjadi bentuk kronis.
  • Kronis: Penyakit jangka panjang yang dapat berlanjut sepanjang hidup. Ini bisa menyebabkan sirosis (jaringan parut) hati dan masalah serius lainnya, seperti gagal hati atau kanker hati.

3. Tahapan penyakit

Hepatitis C: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahanilustrasi tes darah untuk hepatitis C (aidsmap.com)

Virus hepatitis C mempengaruhi orang dengan cara yang berbeda dan memiliki beberapa tahap:

  • Masa inkubasi: Ini adalah waktu antara paparan pertama dengan awal penyakit, bisa bertahan dari 14 hingga 80 hari, tetapi rata-rata adalah 45 hari.
  • Hepatitis C akut: Ini adalah penyakit jangka pendek yang berlangsung selama 6 bulan pertama setelah virus masuk ke tubuh. Setelah itu, beberapa orang yang memilikinya akan menghilangkan, atau membersihkan, virus dengan sendirinya.
  • Hepatitis C kronis: Bagi kebanyakan orang yang terkena hepatitis C (hingga 85 persen) penyakitnya berkembang ke tahap yang bertahan lama (lebih dari 6 bulan). Ini disebut infeksi hepatitis C kronis dan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius seperti kanker hati atau sirosis.
  • Sirosis. Penyakit ini menyebabkan peradangan yang seiring waktu menggantikan sel-sel hati yang sehat dengan jaringan parut. Biasanya butuh sekitar 20 hingga 30 tahun untuk hal ini terjadi, meskipun bisa lebih cepat jika seseorang minum alkohol atau mengidap HIV.
  • Kanker hati: Sirosis menyebabkan kanker hati lebih mungkin terjadi. Dokter akan memastikan pasien mendapatkan tes rutin karena biasanya tidak ada gejala pada tahap awal.

4. Gejala

Hepatitis C: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahanilustrasi virus hepatitis C atau HCV (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)

Kebanyakan orang dengan hepatitis C tidak memiliki gejala. Beberapa orang dengan hepatitis C akut memiliki gejala dalam 1 hingga 3 bulan setelah mereka terekspos virus. Gejala-gejala ini dapat meliputi:

  • Urine berwarna kuning gelap.
  • Kelelahan.
  • Demam.
  • Tinja berwarna abu-abu atau seperti tanah liat.
  • Nyeri sendi.
  • Hilang nafsu makan.
  • Mual dan/atau muntah.
  • Sakit perut.
  • Penyakit kuning atau jaundice (mata dan kulit menguning).

Pada orang dengan hepatitis C kronis, mereka mungkin tidak akan mengembangkan gejala sampai komplikasi terjadi. Ini bisa terjadi beberapa dekade setelah seseorang terinfeksi. Maka dari itu, skrining hepatitis C sangat penting, bahkan jika seseorang tidak memiliki gejala.

Baca Juga: Hepatitis E: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

5. Diagnosis

Hepatitis C: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahanilustrasi diagnosis hepatitis C (pexels.com/Gustavo Fring)

Dokter dapat mendiagnosis hepatitis C menggunakan tes darah.

  • Pertama, dokter melakukan tes darah sederhana untuk mencari antibodi hepatitis C dalam darah. Hasil positif berarti pasien telah terpapar virus, tetapi itu tidak selalu membuktikan infeksi yang sedang berlangsung.
  • Jika tes antibodi menunjukkan hasil positif, orang tersebut mungkin akan menjalani tes darah kedua yang disebut tes RNA hepatitis C. Tes ini memeriksa apakah virus masih ada dalam darah.
  • Tes darah ketiga, yang disebut tes genotipe, dapat menentukan jenis virus hepatitis C yang dimiliki pasien.

Jika seseorang telah memiliki hepatitis C dalam waktu lama, seorang dokter mungkin akan merekomendasikan tes lebih lanjut untuk mencari kerusakan hati, mengukur tingkat keparahan kerusakan yang ada, dan menyingkirkan penyebab kerusakan lainnya.

Berbagai pemeriksaan tersebut biasanya melibatkan tes darah dan pemindaian ultrasound (USG). Dokter hanya menggunakan biopsi hati apabila tes lainnya tidak memberikan informasi yang dibutuhkan.

6. Pengobatan

Hepatitis C: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahanilustrasi vaksin hepatitis B (aarp.org)

Dalam kasus hepatitis C akut, tidak ada pengobatan yang direkomendasikan. Jika hepatitis C berkembang menjadi infeksi hepatitis C kronis, ada beberapa obat yang tersedia.

Mengutip WebMD, interferon, peginterferon, dan ribavirin dulunya adalah pengobatan utama untuk hepatitis C. Obat-obatan ini dapat memiliki efek samping seperti kelelahan, gejala seperti flu, anemia, ruam kulit, kecemasan ringan, depresi, mual, dan diare.

Sekarang, pasien akan lebih mungkin mendapatkan salah satu dari obat-obatan berikut ini:

  • Elbasvir-grazoprevir (Zepatier). Pil sekali sehari ini telah menyembuhkan penyakit sebanyak 97 persen dari mereka yang dirawat.
  • Glecaprevir-pibrentasvir (Mavyret). Pil harian ini menawarkan siklus pengobatan yang lebih pendek, yaitu 8 minggu, untuk pasien dewasa dengan semua jenis HCV yang tidak memiliki sirosis dan yang belum pernah diobati. Perawatan akan lebih lama bagi mereka yang berada dalam stadium penyakit yang berbeda. Dosis yang diresepkan untuk obat ini adalah 3 tablet setiap hari.
  • Ledipasvir-sofosbuvir (Harvoni). Pil sekali sehari ini menyembuhkan penyakit pada kebanyakan orang dalam kurun waktu 8-12 minggu.
  • Ombitasvir-paritaprevir-dasabuvir-ritonavir (Viekira Pak). Perawatan ini adalah kombinasi pil: dua yang akan diminum sekali sehari, dan satu lagi yang akan diminum dua kali setelah makan. Obat ini dikonsumsi selama 12 hingga 24 minggu.
  • Ombitasvir-paritaprevirritonavir (Technivie). Pasien akan meminum tablet ini mungkin bersama dengan ribavirin.
  • Sofosbuvir (Sovaldi) dengan elbasvir/grazoprevir. Obat ini diminum pada waktu yang sama setiap hari dengan makanan. Pasien harus meminumnya bersama ribavirin dan/atau interferon, dan pasien mungkin akan menggunakannya selama 12 hingga 24 minggu.
  • Sofosbuvir-velpatasvir (Epclusa). Pil harian ini biasanya dikonsumsi selama 12 minggu.
  • Sofosbuvir-velpatasvir-voxilaprevir (Vosevi). Kombinasi ini disetujui untuk mengobati orang dewasa dengan HCV kronis, baik tanpa sirosis maupun dengan sirosis kompensasi (tahap penyakit yang tidak memiliki gejala), yang sudah menjalani perawatan tertentu.

7. Pencegahan

Hepatitis C: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahanilustrasi praktik seks yang aman dengan kondom (pexels.com/cottonbro)

Tidak ada vaksin terhadap hepatitis C. Satu-satunya cara untuk mencegah infeksi adalah dengan menghindari kontak dengan darah yang terinfeksi.

Hepatitis C tidak dapat ditularkan melalui batuk, bersin, atau berbagi peralatan makan. Jadi, orang dengan hepatitis C tidak boleh dijauhkan dari sekolah, tempat kerja, atau lingkungan sosial lainnya. 

Berikut ini adalah beberapa langkah-langkah yang bisa kamu lakukan untuk mencegah penyebaran hepatitis C:

  • Tidak berbagi barang-barang perawatan pribadi, seperti sikat gigi atau pisau cukur, dengan orang lain.
  • Terapkan praktik seks aman dengan menggunakan kondom.
  • Tidak berbagi jarum atau alat suntik.
  • Pakai sarung tangan saat menangani darah orang lain.
  • Gunakan peralatan steril untuk tindik atau tato.
  • Untuk pekerja di bidang kesehatan, ikuti langkah-langkah keamanan yang direkomendasikan.

Apabila kamu berisiko besar tertular hepatitis C, lakukanlah tes darah.

8. Komplikasi yang bisa terjadi

Hepatitis C: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan PencegahanIlustrasi kanker hati (aamg.co)

Infeksi hepatitis C yang berlanjut selama bertahun-tahun dapat menyebabkan komplikasi yang signifikan, seperti:

  • Sirosis. Beberapa dekade setelah infeksi hepatitis C, sirosis dapat terjadi. Jaringan parut di hati akan membuat organ tersebut sulit berfungsi. 
  • Kanker hati. Sejumlah kecil orang dengan infeksi hepatitis C dapat mengembangkan kanker hati.
  • Gagal hati. Sirosis tahap lanjut dapat menyebabkan hati berhenti berfungsi.

Apabila kamu terdiagnosis hepatitis C, kamu tetap bisa, kok, menjalani hidup yang aktif dan berkualitas. Namun, penting untuk menemui spesialis sesegera mungkin setelah diagnosis. Ada banyak perawatan yang tersedia untuk menyembuhkan infeksi.

Untuk mempertahankan gaya hidup sehat, pasien sangat direkomendasikan untuk olahraga secara teratur, menerapkan pola makan bergizi seimbang, membatasi atau menghentikan konsumsi alkohol, dan konsultasi ke dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan yang dijual bebas (misalnya asetaminofen atau obat lainnya).

Hepatitis C adalah kondisi serius yang dapat menyebabkan inflamasi pada hati dan dapat mengakibatkan kerusakan organ, sirosis, kanker hati, dan lama-lama gagal hati. Namun, kabar baiknya, berkat pengobatan modern, sebagian besar kasus hepatitis C bisa disembuhkan.

Baca Juga: Hepatitis D: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan 

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya