Emily I G Brown, Andrea L Darling, Tracey M Robertson, Kathryn H Hart, Jie Li, Cathie Martin, Martin J Warren, Colin P Smith, Susan A Lanham-New, Ruan M Elliott, Effect of Vitamin D2 Supplementation on 25-Hydroxyvitamin D3 Status: A Systematic Review and Meta-Analysis of Randomized Controlled Trials, Nutrition Reviews, 2025;, nuaf166, https://doi.org/10.1093/nutrit/nuaf166.
Studi: Jangan Salah Pilih Suplemen Vitamin D, Beda Jenis Beda Efeknya

- Penelitian di Inggris menemukan bahwa vitamin D2 dapat menurunkan kadar vitamin D3 dalam tubuh.
- Vitamin D3 tampak lebih unggul dalam menjaga kadar vitamin D tetap stabil dan mendukung kesehatan jangka panjang.
- Sebelum mulai rutin mengonsumsi suplemen vitamin D3, atau suplemen apa pun, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter atau ahli gizi untuk memastikan dosis dan jenis yang paling sesuai kebutuhanmu.
Jutaan orang rutin mengonsumsi vitamin D untuk menjaga tulang dan daya tahan tubuh. Namun, riset terbaru menunjukkan bahwa jenis vitamin D yang kamu pilih ternyata bisa memengaruhi efektivitasnya.
Tim ilmuwan dari Inggris meninjau data dari berbagai uji klinis dan menemukan hal mengejutkan, bahwa vitamin D2, yaitu jenis yang berasal dari tumbuhan dan sering ditemukan dalam makanan fortifikasi, justru dapat menurunkan kadar vitamin D3, bentuk alami yang diproduksi tubuh saat terkena sinar matahari.
Vitamin D berperan penting dalam membantu tubuh menyerap kalsium, menjaga kekuatan tulang, dan mendukung sistem imun. Karena paparan sinar matahari sering kali tidak mencukupi, terutama saat musim hujan atau saat banyak beraktivitas di dalam ruangan, suplemen vitamin D menjadi solusi umum.
Namun, temuan yang dipublikasikan di jurnal Nutrition Reviews ini menimbulkan pertanyaan baru, apakah vitamin D2 dan D3 benar-benar bisa saling menggantikan?
Mengonsumsi vitamin D2 tidak hanya kurang efektif, tetapi juga dapat mengganggu keseimbangan vitamin D3 dalam tubuh
Para ilmuwan dari University of Surrey dan lembaga riset lainnya menganalisis data dari 11 uji coba acak yang membandingkan konsumsi vitamin D2 dengan kadar vitamin D3 dalam darah. Hasilnya konsisten, bahwa mereka yang mengonsumsi vitamin D2 mengalami penurunan kadar vitamin D3 hingga 18 nanomol per liter.
Artinya, mengonsumsi vitamin D2 tidak hanya kurang efektif, tetapi juga dapat mengganggu keseimbangan vitamin D3 dalam tubuh.
Walaupun para ahli belum tahu pasti penyebabnya, tetapi temuan ini memperkuat pandangan bahwa vitamin D3 adalah pilihan yang lebih stabil dan efisien untuk menjaga kadar vitamin D dalam tubuh.
Jika kamu mengonsumsi suplemen vitamin D, penelitian ini menunjukkan bahwa memilih jenis yang tepat benar-benar penting. Vitamin D3 tampak lebih unggul dalam menjaga kadar vitamin D tetap stabil dan mendukung kesehatan jangka panjang.
Sumber alami vitamin D memang terbatas. Ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan makerel adalah pilihan terbaik, diikuti oleh kuning telur, hati sapi, serta jamur yang terkena sinar ultraviolet (UV). Meski banyak makanan kini difortifikasi dengan vitamin D, tetapi banyak orang yang kesulitan memenuhi kebutuhan hariannya cuma dari makanan.
Kabar baiknya, bagi yang menjalani pola makan nabati, kini tersedia vitamin D3 vegan yang dibuat dari lichen (lumut kerak), dan bekerja seperti vitamin D3 konvensional.
Namun, sebelum mulai rutin mengonsumsi suplemen vitamin D, atau suplemen apa pun, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter atau ahli gizi untuk memastikan dosis dan jenis yang paling sesuai dengan kebutuhanmu.
Referensi