ilustrasi otak manusia (pixabay.com/TheDigitalArtist)
Para peneliti menjelaskan hubungan antara kurang tidur bisa menyebabkan penurunan kognitif karena adanya gangguan pada fase deep sleep. Gangguan fase tidur ini berperan dengan konsolidasi memori dan penumpukan amyloid, protein yang berkaitan erat dengan demensia.
Selain itu, para peneliti menemukan adanya hubungan antara jam tidur dengan perubahan struktur otak yang berhubungan dengan pemrosesan kognitif dan memori. Penelitian ini mencatat bahwa jam tidur lebih atau kurang dari 7 jam bisa mengubah bagian precentral cortex, lateral orbitofrontal cortex, dan hippocampus.
Meski begitu, peneliti senior dari Fudan University, Prof. Jianfeng Feng, mengatakan bahwa alasan di balik kurang tidur pada dewasa tua amat kompleks. Kemungkinan besar, Prof. Jianfeng mengatakan bahwa ada perpaduan antara faktor genetik dan struktur otak.
"Semengara kami tak bisa menyimpulkan bahwa kurang atau kelebihan tidur menyebabkan masalah kognitif, analisis jangka panjang ini mendukung pernyataan tersebut," ungkap Prof. Jianfeng.