ilustrasi gejala stroke (IDN Times/Novaya Siantita)
Jumlah tidur yang disarankan adalah 7–9 jam per malam untuk usia 18–64 tahun, dan 7–8 jam untuk usia 65 tahun ke atas.
Penelitian ini juga mencatat bahwa orang dengan pola tidur teratur (61 persen) memenuhi durasi tidur yang disarankan dibandingkan mereka yang tidurnya tidak teratur (48 persen).
Pada kelompok tidak teratur, durasi tidur yang cukup tetap tidak menurunkan risiko stroke dan serangan jantung.
Sebaliknya, orang dengan pola tidur yang agak tidak teratur dapat mengurangi risiko jika mereka tidur cukup.
Karena ini adalah penelitian observasional, para peneliti tidak bisa membuktikan hubungan sebab akibat. Mereka juga menyadari adanya keterbatasan dalam studi ini. Namun, peneliti menyimpulkan bahwa pola tidur yang tidak teratur berkaitan erat dengan risiko gangguan kardiovaskular serius pada orang dewasa, terlepas dari apakah durasi tidur yang disarankan sudah terpenuhi atau tidak.
Poin yang lebih penting, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keteraturan tidur mungkin lebih berpengaruh dibandingkan durasi tidur dalam mengurangi risiko gangguan kardiovaskular.
Referensi
Chaput, Jean-Philippe, Raaj Kishore Biswas, Matthew Ahmadi, Peter A Cistulli, Shantha M W Rajaratnam, Wenxin Bian, Marie-Pierre St-Onge, and Emmanuel Stamatakis. “Sleep Regularity and Major Adverse Cardiovascular Events: A Device-Based Prospective Study in 72 269 UK Adults.” Journal of Epidemiology & Community Health, November 27, 2024, jech-222795.
"Irregular sleep pattern raises risk of stroke and heart attack, study finds". The Guardian. Diakses pada Desember 2024.
"Irregular sleep patterns may raise risk of heart attack and stroke, study suggests". CNN. Diakses pada Desember 2024.