Selama ini, vitamin D dikenal penting untuk tulang dan kekebalan tubuh. Namun, studi baru menunjukkan manfaat yang jauh lebih besar, terutama bagi orang-orang yang pernah mengalami serangan jantung.
Studi TARGET-D yang akan dipresentasikan dalam konferensi ilmiah American Heart Association (AHA) 2025 menemukan bahwa orang dengan penyakit jantung yang mengonsumsi vitamin D sesuai kadar darah mereka memiliki risiko serangan jantung ulang 52 persen lebih rendah dibanding mereka yang tidak mengontrol kadar vitamin D.
Penelitian ini berbeda dari studi sebelumnya yang memberikan dosis sama untuk semua peserta. Para peneliti dari Intermountain Health, Utah, Amerika Serikat (AS) melakukan pendekatan personal. Setiap peserta diperiksa kadar vitamin D-nya di awal dan selama studi, lalu dosisnya disesuaikan agar tetap berada pada rentang optimal, 40–80 ng/mL.
Lebih dari 85 persen peserta memulai studi dengan kadar vitamin D di bawah 40 ng/mL—angka yang dianggap belum cukup untuk mendukung kesehatan jantung. Sekitar separuh peserta bahkan perlu mengonsumsi lebih dari 5.000 IU per hari, lebih dari enam kali lipat dosis harian yang direkomendasikan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).
Untuk mencegah efek samping, kadar vitamin D dan kalsium peserta dipantau secara rutin. Dosis akan dikurangi atau dihentikan jika kadar vitamin D melebihi 80 ng/mL, karena kelebihan vitamin D bisa menyebabkan gangguan ginjal atau irama jantung.
