Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You
Age VerificationThis content is intended for users aged 18 and above. Please verify your age to proceed.

5 Mitos Seks yang Bikin Rumah Tangga Terganggu, Jangan Kaku!

Ilustrasi pasangan berpose intim (Pexels/Andrea Piacquadio)

Tak dapat ditampik, bahwa seks merupakan hal yang sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Seks biasanya identik dengan hal-hal yang bersifat pribadi dan sedikit tabu bagi sebagian besar orang Indonesia.

Karena alasan ini, kemudian banyak muncul mitos yang tak benar. Bahkan, beberapa mitos berikut ini justru memiliki potensi untuk merusak hubungan rumah tangga seseorang.

1. Orgasme adalah tujuan utama seks

ilustrasi perempuan mengalami orgasme (pixabay.com/Victoria_Borodinova)

Orgasme merupakan puncak kenikmatan yang diperoleh, pada saat melakukan hubungan seks. Hal yang disayangkan adalah asumsi bahwa orgasme adalah tujuan utama dari seks.

Padahal hal yang benar adalah, orgasme bukan tujuan utama dari seks, melainkan bagian yang ada di dalamnya. Orgasme hanya menjadi cara untuk menyalurkan emosi dan rasa cinta pada pasangan.

2. Fokus orgasme hanya pada pria saja

Ilustrasi orgasme pada pria (Pexels.com/Deon Black)

Masih ada pula mitos yang banyak berkembang tentang urusan orgasme. Hal tersebut mengatakan bahwa fokus orgasme hanya terletak pada pria saja.

Padahal prioritas orgasme bukan hanya pada pria, melainkan juga pada perempuan. Kedua pasangan harusnya bisa sama-sama menikmati aktivitas seks dengan maksimal.

3. Durasi seks harus dilakukan lama

Ilustrasi pasangan intim (Pexels/Ron Lach)

Beberapa orang berpendapat bahwa, durasi seks harus dilakukan dalam waktu yang lama dan asumsi ini berkembang menjadi mitos. Konon alasannya didasari karena kepuasan yang diperoleh jadi lebih maksimal.

Hal yang sebenarnya perlu diperhatikan adalah durasi seks tidak menjadi kepuasan seksual seseorang. Poin utama sebenarnya terletak pada kualitas dari seks tersebut yang tetap dapat dinikmati berdua.

4. Pasangan harus melakukan seks dengan sering

Ilustrasi pasangan hendak bercinta (Unsplash.com/We-Vibe Toys)

Hal selanjutnya yang banyak berkembang menjadi mitos adalah berkaitan dengan frekuensi seks. Konon, pasangan harus dapat melakukan seks dengan frekuensi yang cenderung sering.

Hal yang perlu diperhatikan adalah frekuensi tidak menjamin apapun, termasuk kebahagiaan dan keharmonisan rumah tangga. Kamu dan pasangan bisa sama-sama menentukan frekuensi seks tanpa perlu khawatir.

5. Penggunaan pelumas hanya untuk yang sudah berumur

Ilustrasi pelumas (pexels.com/Yan Krukov)

Beberapa pasangan mungkin ada yang sudah sangat akrab dengan penggunaan pelumas. Banyak asumsi yang salah, mengatakan bahwa penggunaan pelumas hanya berlaku untuk pasangan berumur saja.

Hal yang sebenarnya adalah pelumas juga dapat digunakan oleh pasangan muda. Umumnya karena faktor kesehatan reproduksi atau untuk mencegah adanya cedera pada alat genital.

Tentu yang namanya mitos jelas harus dipertanyakan kembali kebenarannya. Jangan sampai hal ini mengganggu keharmonisan rumah tangga. Jangan terlalu diambil pusing, ya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo