Studi: Konsumsi Prebiotik Tak Ada Faedahnya untuk Vagina

Apakah tidak mampu menjaga kesehatan vagina?

Saat berbicara mengenai mikrobioma, apa yang terbesit dalam pikiranmu? Benar, mungkin kamu terpikir mengenai usus. Namun, mikrobioma hidup di tubuh kita, termasuk kelamin. Untuk perempuan, diversifikasi mikrobioma juga menentukan kesehatan vagina.

Salah satu jenis mikrobioma, Lactobacillus, digadang-gadang berguna untuk kesehatan vagina. Jadi, apakah dengan mengonsumsi prebiotik bisa meningkatkan kesehatan vagina? Ternyata, tidak semudah itu, Girls!

1. Libatkan puluhan partisipan perempuan

Studi: Konsumsi Prebiotik Tak Ada Faedahnya untuk Vaginailustrasi in vitro fertilization (fertilitysociety.com.au)

Dipresentasikan dalam pertemuan tahunan ke-38 European Society of Human Reproduction and Embryology (ESHRE) pada 3–6 Juli 2022, sebuah penelitian di Denmark ingin mengetahui apakah ada hubungan antara konsumsi prebiotik dengan mikrobioma vagina.

Penelitian bertajuk "Does a vaginal lactobacilli probiotic treatment improve an unfavourable vaginal microbiome before fertility treatment?" ini melibatkan 74 partisipan perempuan. Mereka telah dirujuk untuk menjalani fertilisasi in vitro dan memiliki kondisi mikrobioma vagina yang tak memadai.

Para partisipan terbagi menjadi dua kelompok:

  • Sebanyak 38 partisipan menerima suplemen L. gasseri dan L. rhamnosus selama 10 hari.
  • Sebanyak 36 partisipan tidak menerima suplemen.

Para peneliti kemudian menganalisis mikrobioma vagina para partisipan setelah menyelesaikan program 10 hari tersebut dan setelah masa menstruasi selesai.

Baca Juga: 14 Penyebab Keputihan Berbau Tak Sedap, Ada yang Butuh Pengobatan

2. Hasil: Tidak ada perbedaan dari yang menerima suplemen dan yang tidak

Hasilnya pun mengejutkan. Penelitian yang dimuat dalam jurnal Human Reproduction pada 30 Juni 2022 ini menemukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara partisipan dalam kelompok intervensi Lactobacillus dibanding mereka yang tak menerima suplemen sama sekali.

"Penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi prebiotik harus dipertimbangkan. Kami menemukan bahwa penggunaan prebiotik spesifik yang mengandung L. rhamnosis dan L. gasseri tidak meningkatkan kondisi mikrobiota pada perempuan infertil," ujar pemimpin studi, Dr. Ida Enberg Jepson. 

Meski begitu, para peneliti menemukan bahwa pada kelompok intervensi, sebanyak 34,2 persen yang mengonsumsi prebiotik mengaku merasakan peningkatan pada mikrobioma vagina mereka. Setelah masa menstruasi, sebanyak 31,9 persen partisipan juga merasakan peningkatan di mikrobioma vagina mereka.

"Akan tetapi, tingkat pemulihan spontan 34,2 persen selama 1 sampai 3 bulan bisa menjadi fondasi untuk strategi terapi alternatif, yaitu dengan menunda terapi fertilitas sampai pemulihan spontan terjadi," tulis para peneliti.

3. Harapan untuk penelitian selanjutnya

Studi: Konsumsi Prebiotik Tak Ada Faedahnya untuk Vaginailustrasi obat atau suplemen (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Saat membagikan temuan studi ini, para peneliti mengungkap beberapa kekurangan. Pertama, para peneliti mengakui bahwa intervensi tidak melibatkan semua strain Lactobacillus yang berpotensi memiliki pengaruh untuk fertilitas vagina.

Studi ini tidak meremehkan pentingnya mikrobioma untuk kesehatan vagina. Namun, studi ini juga menciptakan beberapa pertanyaan mengenai intervensi demi kesehatan vagina, terutama untuk meningkatkannya sebelum terapi fertilitas.

Bagaimana untuk studi selanjutnya? Dokter Ida berharap studi selanjutnya meneliti strain Lactobacillus lainnya atau transplantasi mikrobiota dari perempuan sehat bisa menjadi solusi.

"Selain itu, menarik untuk mencari tahu apakah mungkin untuk meningkatkan potensi kehamilan bila kita menunda IVF pada pasien dengan mikrobioma buruk hingga pemulihan spontan terlihat selama 1–3 bulan, seperti yang dipaparkan studi ini," tutur Dr. Ida.

Baca Juga: Cara Membersihkan Sex Toy agar Tetap Aman Dipakai

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya