TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apakah Air Liur Aman untuk Pelumas Seks? Ini Faktanya!

Karena bisa membuat seks jadi tidak nyaman dan berisiko

ilustrasi penggunaan air liur untuk pelumas seks (unsplash.com/T A T I A N A)

Pelumasan adalah salah satu hal penting dalam aktivitas seksual yang nyaman. Pelumasan yang baik dapat mengurangi gesekan, sehingga mengurangi risiko cedera saat berhubungan seks. Produknya pun bisa dengan mudah ditemukan di swalayan atau apotek.

Sayangnya, tidak semua orang memahami akan pelumasan yang memadai dan tak sedikit yang mau buang uang untuk membeli produk pelumas. Malah, banyak yang menggunakan "jalan pintas" dengan air liur untuk melumasi organ intim. Pertanyaannya, apakah ini aman?

1. Rentan penyebaran penyakit menular seksual

ilustrasi virus herpes simpleks (hopkinsmedicine.org)

Pertama, menggunakan air liur sebagai pelumas dapat membahayakan kesehatan organ reproduksi. Permasalahannya, hampir setiap penyakit menular seksual di tenggorokan atau mulut tersebar ke pasangan melalui air liur.

Sebagai contoh, jika pasangan tengah menderita herpes, maka air liurnya dapat menyebarkan herpes ke alat kelamin. Faktanya, skenario ini paling umum terjadi. Meski tak ada lepuh atau luka khas herpes, infeksi virus herpes pun tetap berlanjut tanpa gejala.

Selain herpes, beberapa penyakit menular seksual tanpa gejala yang bisa ditularkan lewat air liur adalah:

  • Gonore
  • Klamidia
  • Human papillomavirus (HPV)
  • Sifilis
  • Trikomoniasis

Baca Juga: 5 Ragam Pelumas Alami yang Bisa Digunakan saat Seks, Aman

2. Menyebabkan infeksi pada vagina

ilustrasi gatal pada vagina (indiatimes.com)

Vagina memiliki ekosistemnya sendiri yang terdiri dari beberapa bakteri. Saat air liur "ditembakkan" ke vagina, maka hal ini dapat membuatnya berantakan! Ini karena bakteri di saliva berbeda dengan bakteri di vagina.

Air liur sejatinya memiliki enzim pencernaan yang memecah makanan. Akan tetapi, saat berada di vagina, air liur dapat mengganggu keseimbangan mikrobioma pada vagina pasangan.

Hasilnya, vagina jadi lebih rentan terkena antara infeksi jamur vagina atau vaginosis bakterialis. Jika air liur pasangan berbau tidak sedap, ini juga dapat memicu keputihan yang berbau tidak sedap dari vagina.

3. Bukan pelumas yang memadai

ilustrasi aktivitas seks yang tidak nyaman (thescottishsun.co.uk)

Selain risiko terkena penyakit kelamin atau infeksi vagina, tidak ada dasar yang mendukung penggunaan air liur sebagai pelumas untuk organ intim. Lagi pula, saliva tidak memiliki kualitas yang sama seperti pelumas pada umumnya.

Selain berbau, air liur tidak memiliki konsistensi licin, dan mudah menguap serta mengering lebih cepat. Hasilnya sama saja seperti tidak memakai pelumas. Akibatnya, alat kelamin kedua pasangan bisa mengalami luka karena gesekan yang intens.

4. Foreplay itu penting

ilustrasi foreplay sebelum seks (healthywomen.org)

Jadi, jika bukan memakai ludah, apa yang bisa dilakukan agar seks tidak menyakitkan? Hal yang penting untuk dilakukan adalah memulai seks dengan foreplay. Aktivitas "pemanasan" ini bisa membantu meningkatkan gairah, melumasi vagina secara alami, sebelum akhirnya melakukan penetrasi.

Ini bisa dilakukan dengan memeluk, mencium, menanggalkan pakaian pasangan, dan lain-lain. Selain itu, menciptakan suasana yang tepat juga mendukung keberhasilan foreplay, seperti menyemprotkan aroma yang pasangan suka, membuat ruangan teduh dan sejuk, melancarkan pujian, dan sebagainya.

Perlu diingat bahwa perempuan mencapai klimaks lebih lama dibandingkan laki-laki saat foreplay. Tidak disarankan untuk melakukan seks oral sebagai foreplay karena sama saja menggunakan air liur!

Baca Juga: Kurang Aman, Hindari 7 Pelumas Ini untuk Berhubungan Seks!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya