TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Jenis Kontrasepsi untuk Pria, Aman dan Tetap Nyaman

Jaga kesehatan seksual dan mengatur jarak keturunan

Alat kontrasepsi untuk pria (pexels.com/cottonbro-studio)

Selama ini, alat kontrasepsi atau alat pencegah kehamilan dikenal hanya untuk perempuan. Seperti minum pil KB, suntik hormon, dan pemasangan IUD. Ternyata ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh pria untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

Menggunakan alat kontrasepsi juga bisa mengurangi risiko penularan PMS (Penyakit Menular Seksual). Apa saja alat dan metode kontrasepsi yang bisa dilakukan pria? Cek ulasan di bawah ini ya!

Baca Juga: 5 Cara Mengenalkan Alat Kontrasepsi pada Remaja, Penting Dilakukan!

1. Kondom

Kondom adalah alat kontrasepsi yang mudah dijangkau (pexels.com/deon-black)

Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang mudah didapatkan dan digunakan. Selain harganya yang tidak terlalu mahal, kondom juga bisa dibeli di apotek dan mini market. Kondom juga memiliki berbagai jenis, ukuran, dan bentuk. Tinggal disesuaikan dengan kebutuhan dan selera masing-masing.

Kondom merupakan alat kontrasepsi yang melindungi batang penis bersentuhan langsung dengan vagina. Sehingga efektif untuk mencegah kehamilan dan penularan PMS (Penyakit Menular Seksual). Menurut Medical News Today, dengan penggunaan yang tepat kondom memiliki efektivitas hingga 98 persen. Agar penggunaan kondom efektif, ada baiknya untuk selalu menggunakan kondom baru tiap berhubungan seks. Juga menggunakan kondom dengan ukuran yang sesuai.

Namun, kondom tetap memiliki kekurangan. Salah satunya adalah jika tidak tepat ukuran, kondom bisa saja terlepas. Bahkan tertinggal di dalam vagina. Kondom juga bisa sobek atau bocor sehingga sperma bisa tembus ke dalam vagina dan rahim. Jadi pastikan kondom yang digunakan belum kadaluwarsa atau menggunakan bahan yang baik.

Baca Juga: Mencegah Kehamilan Setelah Berhubungan 1 Minggu, Bisakah?

2. Vasektomi

Vasektomi untuk mencegah kehamilan (pexels.com/andrea/piacquadio)

Pilihan kontrasepsi pria yang kedua adalah vasektomi. Metode ini merupakan satu-satunya kontrasepsi pria yang bisa bersifat permanen. Cocok bagi mereka yang sudah sama sekali tidak ingin memiliki keturunan. Vasektomi merupakan prosedur operasi kecil dengan cara memotong vasa deferensia sepanjang 0,5 sampai 1 cm. Sehingga sperma tidak dapat lewat. Air mani yang keluar pun tidak mengandung spermatozoa. Pembuahan pun tidak akan terjadi. Selain dengan cara pemotongan, vasektomi juga bisa dilakukan dengan cara pengikatan.

Sayangnya, vasektomi tidak bisa melindungi dari penyakit menular seksual. Karena tidak ada perlindungan pada penis. Vasektomi juga akan sulit di batalkan jika pria ingin memiliki anak di masa mendatang. Sebelum melakukan vasektomi, ada baiknya untuk berdiskusi dengan pasangan dan keluarga.

3. Spermicide atau spermisida

Spermisida untuk membunuh sperma (pexels.com/cottonbro-studio)

Spermicide atau spermisida masih jarang terdengar di telinga orang Indonesia. Namun sudah umum digunakan di negara lain. Spermisida merupakan alat kontrasepsi nonhormonal dengan berbagai bentuk. Mulai dari cream, gel, hingga spray. Cara penggunaannya cukup disemprotkan pada vagina. Namun, baru akan efektif bekerja setelah 15 sampai 20 menit. Sehingga penetrasi tidak bisa langsung dilakukan setelah memakai spermisida.

Menurut Medical News Today, tingkat kegagalan spermisida sampai 21 persen. Agar lebih efektif, spermisida bisa digunakan bersama dengan alat kontrasepsi lain seperti kondom. Jika hanya menggunakan spermisida, juga tidak menjamin penggunanya terbebas dari penyakit menular seksual.

4. Pulling out

Ejakulasi di luar agar lebih aman (pexels.com/cottonbro-studio)

Pulling out atau mencabut sebelum ejakulasi adalah salah satu cara menghindari kehamilan yang paling mudah. Namun cukup tricky untuk dilakukan. Karena mengharuskan penis keluar dari vagina sebelum ejakulasi. Padahal, pada momen inilah puncak klimaks dari berhubungan seksual. Tapi, jika dilakukan dengan tepat, pulling out bisa menjadi satu cara pencegahan pada kehamilan yang "cuma-cuma". Namun, metode ini tidak bisa menghindari penyakit menular seksual. 

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Tanah Aluvial, Tanah Subur yang Cocok untuk Pertanian!

Verified Writer

Grace Putri Aria

sedang belajar menjadi penulis yang baik

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya