TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Bakteri Penyebab Penyakit Kelamin, Waspadai Penularannya!

Lakukan tes kesehatan rutin untuk antisipasi

ilustrasi bakteri (pexels.com/Wirestock)

Penyakit kelamin merupakan penyakit yang menyerang bagian kelamin. Sebagian besar penularan penyakit ini melalui aktivitas seksual. World Health Organization (WHO) mencatat, ada satu juta infeksi menular seksual yang terjadi setiap harinya. Tahukah kamu, sebagian besar penyakit kelamin yang menular tersebut disebabkan oleh bakteri?

Sedihnya, keberadaan bakteri penyebab penyakit kelamin ini sering gak disadari. Bahkan, gak selalu menunjukkan gejala tertentu. Meski demikian, bakteri penyebab penyakit kelamin ini bisa dicegah dan diobati.

Bakteri penyebab penyakit kelamin

Ada empat bakteri penyebab penyakit yang umum dijumpai. Organisme kecil tak kasat mata yang menyerang kelamin dan organ reproduksi ini gak bisa dideteksi, kecuali dengan  mikroskop. Gejala yang ditunjukkan pun beragam, gak selalu sama pada tiap individu. 

Lalu, apa saja bakteri tersebut dan bagaimana penularan bisa dideteksi? Berikut uraian lengkapnya. 

Baca Juga: Penyakit Menular Seksual (PMS): Jenis dan Gejalanya

1. Chlamydia trachomatis

ilustrasi perempuan terkena klamidia(pexels.com/Sora Shimazaki)

Kamu mungkin bisa mengidentifikasi penyakit kelamin berdasar nama bakteri satu ini. Yup, Chlamydia trachomatis merupakan penyebab klamidia yang bisa menyerang laki-laki maupun perempuan.

Dilansir Infectious Disease Advisor, C. trachomatis merupakan organisme kokoid Gram-negatif atau bakteri yang memiliki bentuk serupa batang. Bakteri C. trachomatis gak bisa menyintesis ATP sendiri. Maka dari itu, bakteri ini membutuhkan inang untuk tetap bertahan hidup.

Ketika berada di tempat tanpa inang, bakteri C. trachomatis akan segera mati. Karakteristik tersebut menyebabkan bakteri ini sering menyerang sel epitel kolom yang ada pada leher rahim atau serviks, uretra, dan rektum manusia. 

Publikasi penelitian pada jurnal Microbial Cell menyebutkan 40- 96 persen kasus klamidia gak menunjukkan gejala apapun. Hal ini tentu membuka peluang penularan semakin besar, karena individu gak menyadari telah terjangkit klamidia. 

Meski demikian, beberapa gejala mungkin dialami seseorang penderita klamidia. Nah, yang paling umum misalnya sensasi terbakar saat buang air kecil, keluarnya cairan kuning atau hijau dari penis dan keputihan pada perempuan, dan nyeri berlebihan.

Karena gejalanya mirip dengan penyakit lain, infeksi bakteri penyebab penyakit kelamin C. trachomatis sering disalahartikan dengan penyakit menular seksual lainnya. Faktanya, klamidia gak hanya menyerang kelamin, tetapi juga bagian tubuh lain. Klamidia pada anus, tenggorokan, dan mata merupakan kasus yang paling sering dijumpai.

Maka dari itu, bakteri ini bisa menular melalui kontak cairan tubuh, serta diturunkan secara maternal (ibu ke anak). Pada kondisi tertentu yang gak umum, penularan bisa terjadi melalui kontak oral atau cairan mata. 

2. Neisseria gonorrhoeae

ilustrasi laki-laki terkena penyakit kelamin (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bakteri penyebab penyakit kelamin berikutnya adalah Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini merupakan organisme jenis diplokokus gram negatif yang aerob. Bentuknya menyerupai biji kopi dengan diameter sekitar 0,8 μm. Bakteri ini biasanya terletak intraselular, seperti dalam leukosit polimorfonuklear. 

N. gonorrhoeae menginfeksi selaput lendir saluran reproduksi dan menargetkan organ tubuh yang lembap. Termasuk di antaranya serviks, rahim, dan saluran tuba pada perempuan, dan uretra di laki-laki. Selain itu, ditemukan pula kasus bakteri menyerang selaput lendir mulut, tenggorokan, mata, dan rektum.

Bakteri tersebut dapat menyebar melalui kontak cairan dengan seseorang yang terinfeksi terlebih dahulu. Seseorang harus segera memeriksakan diri apabila pernah seks oral, anal, atau vaginal dengan pasien gonorea. Selain itu, beberapa bukti juga menunjukkan bakteri N. gonorrhoeae menular melalui french kiss.

Meski gak selalu menunjukkan gejala, tanda-tanda tertular N. gonorrhoeae biasanya sering muncul pada pagi hari, melansir Planned Parenthood. Selain itu, gejala mungkin muncul dalam durasi dua hingga 30 hari setelah terpapar. Bentuknya seperti rasa nyeri dan intensitas buang air besar meningkat, sakit saat penetrasi, hingga keluarnya cairan kuning kehijauan. 

Untuk mengenali N. gonorrhoeae, pasien perlu melakukan tes kesehatan. Keberadaan bakteri ini dapat diidentifikasi melalui tes urine, uji sampel cairan yang keluar dari alat kelamin, hingga tes darah. 

Baca Juga: 10 Fakta tentang Penyakit Menular Seksual

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya