TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cara Berhubungan Seks di Trimester Ketiga Kehamilan

Kuncinya, lakukan perlahan dan hati-hati

ilustrasi pasangan hamil (unsplash.com//toa heftiba)

Seks saat hamil kerap kali menimbulkan kekhawatiran. Terlebih ketika usia kehamilan memasuki trimester ketiga. Mendekati momen persalinan, kondisi perut yang makin membesa, dan janin yang lebih aktif, dapat memengaruhi pikiran bunda maupun pasangan.

Kendati demikian, sejatinya, berhubungan intim saat kehamilan tetap aman. Dengan catatan, ibu dan janin dalam kondisi sehat atas rekomendasi dokter. Meski demikian, ada beberapa cara berhubungan seks di trimester ketiga kehamilan yang aman dan perlu diperhatikan. Ini uraian lengkapnya.

Kekhawatiran seks trimester ketiga kehamilan

Saat memasuki trimester ketiga, kamu dan pasangan mungkin menemukan banyak perubahan. Paling terlihat yakni tubuh ibu mulai melakukan menyesuaikan dan siap menyambut buah hati. Salah satunya yang ketara adanya produksi kolostrum atau cairan pra-susu. Nah, rangsangan seksual terkadang dapat memicu payudara mengeluarkan kolostrum sehingga menyebabkan ‘payudara bocor’. 

Seiring bertambahnya usia kehamilan, serviks pun mengalami pembesaran karena mulut rahim sendiri bersifat lunak. Hal ini memicu timbulnya bercak ketika berhubungan seks, terlebih saat kehamilan memasuki trimester ketiga. Pada sebagian besar kehamilan sehat, kondisi tersebut tidak berbahaya, melansir What to Expect. Namun, lebih baik jika tetap berkonsultasi kepada dokter.

Satu kekhawatiran lain seks pada masa akhir kehamilan yakni penetrasi dapat memengaruhi janin. Namun, faktanya, serviks dapat menjadi penghalang antara dinding luar vagina dan bayi. Terlebih,  ada pula cairan ketuban dan dinding otot tebal yang mampu mencegah penis bersentuhan dengan janin selama hubungan seksual. Kecuali jika ibu hamil menderita plasenta previa atau dinding serviks yang melemah, penetrasi tidak akan tetap menyodok bayi.  

Lantas, apakah seks di trimester ketiga dapat mendorong bayi keluar lebih cepat sebelum waktunya? Sebuah penelitian yang dipublikasi pada jurnal Perspective on Sexual and Reproductive Health justru menyebutkan sebaliknya. Berhubungan intim saat trimester akhir kehamilan justru mencegah persalinan sebelum minggu ke-37.

Baca Juga: 7 Manfaat Berhubungan Seks saat Hamil, Kehamilan Makin Sehat

Kapan harus menghindari seks pada kehamilan trimester ketiga?

ilustrasi pasangan hamil (unsplash.com/jonathan borba)

Sekali lagi, seks aman dilakukan jika kondisi ibu dan janin tidak mengalami gangguan kesehatan. Namun, ada kalanya dokter atau bidan menyarankan untuk menghindari hubungan intim. Terlebih saat memasuki usia trimester terakhir kehamilan. 

Keputusan tersebut umumnya didasarkan pada kondisi ibu dan janin. Hal-hal berikut seringkali menjadi alasan mengapa ibu harus menghindari seks memasuki trimester ketiga:

  • Ketuban pecah. Ketika cairan yang berperan sebagai pelindung bayi ini pecah, maka risiko infeksi meningkat. Terlebih seks yang melibatkan penetrasi mungkin membawa bakteri dari luar dan membahayakan janin
  • Terdapat gangguan serviks. Misalnya, insufisiensi serviks, yakni serviks melemah dan melebar terlalu cepat
  • Pendarahan vagina. Ketika mengalami pendarahan, dokter mungkin memintamu menunda atau tidak melakukan seks sama sekali 
  • Plasenta previa. Ini merupakan kondisi di mana plasenta berada di area yang sangat rendah dalam rahim dan menutupi leher rahim. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan dan komplikasi lainnya.

Cara berhubungan seks di trimester ketiga kehamilan

ilustrasi pasangan hamil (pexels.com/georgia maciel)

Dengan perut yang makin membesar, perubahan hormon, dan berbagai alasan lain, seks di trimester ketiga kehamilan dapat menimbulkan perasaan campur aduk. Namun, kalau kamu dan pasangan masih menghendaki seks, maka lakukanlah, tapi tetap hati-hati. Namun, jika tidak pun, sebaiknya komunikasikan pada pasangan terkait rasa nyaman dan gangguan di perut.

Sebenarnya, tidak ada cara berhubungan seks di trimester kehamilan yang khusus. Namun, beberapa hal ini dapat jadi pertimbangan jika kondisi tubuh memungkinkan. 

1. Terapkan posisi seks yang nyaman

Tidak semua posisi seks aman dan nyaman bagi ibu hamil. Maka dari itu, usahakan memilih variasi yang memudahkan perempuan. Misalnya saja spooning yang bisa tidak mengharuskan perempuan menahan perut, woman on top, tepi tempat tidur, hingga doggy style.

Posisi seks tertentu dapat membantumu mengatur kedalaman penetrasi. Dengan begitu, kamu tidak perlu khawatir menyundul bayi terlalu keras ataupun penetrasi kurang dalam.

2. Sesuaikan kedalaman penetrasi

Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, mengatur kedalaman penetrasi mungkin diperlukan. Meski bayi aman karena dilindungi cairan ketuban, melakukan intercourse terlalu dalam bisa menimbulkan rasa tidak nyaman pada sang ibu.

Untuk itu, pertimbangkan kebutuhan, kenyamanan, dan keamanannya, ya. Lalu, komunikasikan juga pada pasangan terkait apa yang dirasakan selama seks berlangsung.

3. Hindari meniup vagina saat oral seks

Tidak hanya seks penetrasi, kamu dan pasangan tetap bisa melakukan seks oral walau sedang hamil. Langkah ini bisa jadi pilihan tepat ketika tidak yakin atau kondisi kandungan mengharuskan untuk menunda penetrasi. 

Namun, kamu dan pasangan tetap perlu memperhatikan pantangan meniup vagina saat oral. Meniup area genital mungkin menciptakan sensasi geli, tapi tindakan ini juga mampu menimbulkan risiko emboli udara yang berakibat fatal bagi bayi dan ibu. Selain itu, seks oral tanpa pelindung dapat meningkatkan risiko penularan herpes simpleks yang memengaruhi janin, lho.

Baca Juga: Hamil Tanpa Berhubungan Seks, Mungkinkah Ini Terjadi?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya