TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Efek Samping Pelumas Vagina Jika Penggunaannya Tidak Tepat

Kalau asal pilih, jadilah begini

ilustrasi pelumas (unsplash.com/@malvestid)

Saat mendapat rangsangan hingga melakukan penetrasi, tubuh mengeluarkan cairan pelumas alami. Pada kondisi tertentu, jumlahnya tidak cukup dan tidak lagi memberikan efek licin yang ‘meluncur’. Banyak pasangan mengatasinya menggunakan artificial lubricant alias pelumas buatan.

Pelumas komersial memang diciptakan guna membantu seks jadi lebih nyaman. Namun, efek samping pelumas vagina berikut masih bisa terjadi. Meski bukan alasan untuk menghindarinya sama sekali, dampak negatif penggunaannya perlu diketahui sebagai langkah pencegahan.

Jenis-jenis pelumas vagina

Setiap pelumas vagina memiliki komposisi dan kandungan berbeda. Meski demikian, biasanya terbagi menjadi tiga bentuk, yakni:

  • Water-based lubricant

Diproduksi dengan atau tanpa gliserin yang memberikan efek rasa manis. Lubrikan berbahan dasar air dianggap lebih aman terlebih pada penggunaan dengan kondom, mudah ditemukan, dan tidak menempel di seprai. 

  • Silicon based lubricant

Bahan dasarnya adalah silikon tidak berbau, tidak berasa, licin, dan halus. Plusnya, pelumas silikon bertahan lebih lama, aman untuk kondom, dan bersifat hipoalergenik. Kamu bahkan bisa membawa pelumas silikon untuk mandi uap, lho!

  • Oil based lubricant

Beberapa produk memanfaatkan minyak sintetis, terlebih pada pelumas berbentuk lotion. Tipe ini aman untuk penggunaan ekstrenal. Selain itu, ada juga yang menggunakan minyak alami seperti minyak zaitun, minyak kelapa, minyak sayur, dan sebagainya yang aman bagi vagina dan penis bahkan untuk oral sekalipun.

  • Pelumas organik vegan

Masuk pada kategori pelumas alami selain menggunakan minyak. Komposisi utamanya adalah tumbuhan dan bahan ramah lingkungan lainnya. Karena itu, banyak produk tidak memasukkan senyawa paraben sebagai pengawet. Alami sekali.

Efek samping pelumas vagina

Ilustrasi pelumas (pexels.com/Yan Krukov)

Datang dari berbagai bahan dasar, segala bentuk pelumas punya nilai sisi negatifnya juga. Menggunakan pelumas alami ataupun produk pabrikan juga tetap berisiko negatif.

Beberapa efek samping pelumas vagina berikut bisa jadi pertimbangan. Kamu tetap bebas menentukan mau menggunakan atau mengucapkan selamat tinggal pada lubrikan saat seks.

1. Reaksi alergi

Produk pelumas umumnya mengandung sejumlah senyawa sebagai komposisi. Sayangnya, hanya butuh satu di antara banyaknya bahan untuk memicu alergi

Michael Krychman, MD., direktur eksekutif The Southern California Center for Sexual Health and Survivorship, mengatakan pada Bustle. Kandungan nonoxynol-9 sebagai komposisi utama berpotensi mengiritasi mukosa vagina dan anus yang sensitif.

Gejalanya bisa meliputi rasa terbakar, kemerahan, gatal, nyeri, atau bengkak saat bersentuhan dengan pelumas. Jika kamu merasakannya, segera bilas dengan air mengalir. Atau, berendam dengan air suhu hangat tanpa sabun, garam mandi, atau apapun. Segera ke dokter jika efek samping terus terjadi.

Baca Juga: 7 Bahan Produk Pelumas Seks yang Bahayakan Vagina

2. Iritasi kulit

ilustrasi kulit gatal (pixabay.com/Miller_Eszter)

Saat digunakan, cairan pelumas bisa saja berantakan hingga mengenai area kulit terbuka. Pada kondisi tertentu, paparan cairan ini dapat menyebabkan iritasi kulit. Terlebih jika kamu memiliki eczema atau psoriasis, melansir Medical News Today.

Beberapa produk pelumas berbahan dasar silikon bersifat lebih sulit dibersihkan. Jika tidak digosok dengan benar, cairan ini dapat menempel dan berubah menjadi residu. Penumpukannya mungkin menyebabkan gatal dan gejala lain pada kulit.

Kandungan acetate dalam produk pelumas juga memicu iritasi. Asetat sendiri merupakan turunan alkohol yang justru menurunkan kelembapan asli vagina dan kulit.

3. Infeksi bakteri

Residu yang menumpuk dari produk berbahan dasar silikon dapat memicu infeksi bakteri di vagina. Di sisi lain, penggunaan minyak alami juga dapat sulit dibersihkan dan menempel sebagai rumah tumbuhnya bakteri.

Jika kamu mencari sebuah produk pelumas, sebaiknya hindari kandungan gliserin, acetate, dan propylene glikol pada bagian ingredients sebagaimana disarankan Ah! Yes, Gliserin, misalnya, kaya akan gula yang cocok sebagai lingkungan bakteri berkembang.

Studi selama 2 tahun yang dilakukan UCLA di California menunjukkan peningkatan peluang tertular bakteri vaginosis meningkat hingga 22 persen. Mereka yang menggunakan minyak sebagai pelumas juga memiliki 32 persen peningkatan risiko infeksi jamur.

4. Memengaruhi sperma

ilustrasi sperma (unsplash.com/Dainis Graveris)

Katanya, penggunaan lubrikan dapat memberikan efek samping pada sperma. Nyatanya, hal tersebut bukan sekadar mitos.

Meski banyak produk tidak lagi mengandung spermisida, kandungan petroleum, propylene glikol, gliserin, paraben, silikon, dan nonoxynol-9 dapat memberikan efek yang serupa, melansir Healthline. Senyawa-senyawa tersebut mempengaruhi mortalitas atau kemampuan sperma berenang.

Bukan hanya itu, senyawa tersebut juga mengurangi kelangsungan hidup sperma, Dr. Lakeisha Richardson, seorang obgyn di Mississippi mengungkapkan pada Healthline. Jika kamu sedang dalam program hamil, disarankan  untuk memilih produk bebas gliserin, PH seimbang, dan ramah sperma.

6. Merusak kondom

Efek samping pelumas vagina yang jarang disadari adalah kemampuannya merusak kondom. Hasilnya, kondom tidak lagi efektif sebagai upaya pencegahan kehamilan.

Sifat tersebut ada pada pelumas berbahan dasar minyak. Termasuk penggunaan minyak alami, seperti minyak zaitun sebagai pelumas. 

Untuk mengantisipasi kerusakan kondom, sebaiknya gunakan pelumas berbahan dasar air atau silikon. Hindari yang dari minyak, ya!

Baca Juga: 5 Fakta Pelumas Seks, Ketahui Dulu sebelum Menggunakannya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya