TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Masokisme: Penyimpangan Seksual yang Menganggap Sakit itu Menyenangkan

Diagnosis masokis hanya bisa diberikan oleh profesional

ilustrasi masokisme (unsplash.com/Artem Labunsky)

Sebagian besar dari kita mungkin beranggapan bahwa rasa sakit saat berhubungan seksual sungguh tidak nyaman. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi masokis atau seseorang yang menyukai masokisme

Seseorang dengan masokisme menganggap seks dan rasa sakit adalah kombinasi yang menggairahkan. Walau terasa menyenangkan menurutnya tapi hal ini bisa jadi berbahaya. Lantas, apa sebenarnya masokisme dan kenapa beberapa orang menyukainya? Lengkapnya, simak dalam artikel ini.

Apa itu masokisme?

Gangguan masokisme adalah kondisi psikologis seseorang yang menyukai fantasi serta perilaku seksual untuk menyakiti pasangannya. Pada praktiknya, ini berpotensi membahayakan diri sendiri atau orang lain.

Dilansir PsychCentral, masokisme disematkan ketika seseorang terlibat atau sering berfantasi tentang dipukuli, diikat, dipermalukan, bahkan dibuat menderita. Adanya pemikiran atau tindakan yang tak biasa ini justru membangkitkan gairah dan kepuasan seksual.

Sejatinya, fantasi dalam seks merupakan hal wajar, sebagaimana kinky dan fetish seperti BDSM atau lainnya. Namun, fetish bisa berubah menjadi penyimpangan seksual apabila menimbulkan kecemasan parah serta pikiran obsesif tentang masokisme yang berlangsung lebih dari 6 bulan.

Salah satu bentuk masokisme yakni asfiksiofilia. Istilah ini disematkan pada aktivitas seks yang pada praktiknya menghasilkan kepuasan seksual dengan membatasi pernapasan. Bentuknya bisa berupa mencekik, membungkus kepala menggunakan plastik, atau hal lainnya. Hal ini tidak bisa dianggap remeh karena perilaku tersebut dapat menyebabkan kematian yang tidak disengaja.

Baca Juga: Suka Seks Kasar, 7 Hal Ini Bisa Jadi Tanda Bahwa Kamu Seorang Masokis!

Apa penyebab masokisme?

ilustrasi masokisme (Pexels.com/Anete Lusina)

Hingga saat ini belum ada teori yang menyebutkan penyebab seseorang tertarik dengan masokisme. Namun, ada sebuah teori yang menjelaskan bahwa parafilia atau penyimpangan seksual muncul ketika seseorang dilarang berfantasi yang kurang pantas, tetapi justru menjadi lebih kuat saat dilarang.

Sumber lain menyebutkan bahwa masokisme bisa terjadi sebagai bentuk pelarian dari pikiran seseorang. Masokisme juga dapat menjadi pembuktian diri yang menunjukkan seolah-olah merasa ia adalah pribadi baru dan berbeda. Di sisi lain, masokisme sangat mungkin terjadi akibat trauma masa kecil seperti pelecehan seksual atau hal lainnya yang terus terekam dalam otak.

Dilansir Psychology Today, masokisme umumnya diawali sejak muda. Beberapa peneliti menghubungkan impuls dengan pelecehan seksual masa kecil serta disiplin orang tua yang terlalu berlebihan.

Ciri seseorang dengan masokisme

ilustrasi masokisme (Pexels.com/Karolina Grabowska)

Identifikasi seseorang dengan masokis mungkin tidak selalu sama. Namun, terdapat kecenderungan yang biasa ditunjukkan melalui pemikiran dan tindakan. Selain menyenangi rasa sakit saat berhubungan badan, The Awareness Centre menyebutkan ciri kepribadian masokis di antaranya:

  • Memaksa diri hingga melewati batas kemampuan dan terus menganggap rendah diri sendiri dengan selalu menghadirkan kritik
  • Tidak pernah menunjukkan kepada orang lain bagaimana perasaan sebenarnya
  • Merasa tidak mendapat cukup cinta dan harus berusaha keras untuk mendapatkan perhatian orang-orang sekitar
  • Menolak bantuan dari orang lain
  • Tertarik pada hubungan yang kurang sehat, termasuk kasar dan terus dipermalukan. Mempertahankan hubungan tersebut sama dengan mempertahankan rasa bangga pada diri sendiri
  • Tidak menikmati kesenangan tanpa rasa bersalah atau malu. Akhirnya, seseorang dengan masokis mungkin selalu merasa putus asa tentang masa depan.

Baca Juga: Pengaruh Gangguan Bipolar terhadap Kehidupan Seks

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya