Masokisme: Penyimpangan Seksual yang Menganggap Sakit itu Menyenangkan
Diagnosis masokis hanya bisa diberikan oleh profesional
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagian besar dari kita mungkin beranggapan bahwa rasa sakit saat berhubungan seksual sungguh tidak nyaman. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi masokis atau seseorang yang menyukai masokisme.
Seseorang dengan masokisme menganggap seks dan rasa sakit adalah kombinasi yang menggairahkan. Walau terasa menyenangkan menurutnya tapi hal ini bisa jadi berbahaya. Lantas, apa sebenarnya masokisme dan kenapa beberapa orang menyukainya? Lengkapnya, simak dalam artikel ini.
Apa itu masokisme?
Gangguan masokisme adalah kondisi psikologis seseorang yang menyukai fantasi serta perilaku seksual untuk menyakiti pasangannya. Pada praktiknya, ini berpotensi membahayakan diri sendiri atau orang lain.
Dilansir PsychCentral, masokisme disematkan ketika seseorang terlibat atau sering berfantasi tentang dipukuli, diikat, dipermalukan, bahkan dibuat menderita. Adanya pemikiran atau tindakan yang tak biasa ini justru membangkitkan gairah dan kepuasan seksual.
Sejatinya, fantasi dalam seks merupakan hal wajar, sebagaimana kinky dan fetish seperti BDSM atau lainnya. Namun, fetish bisa berubah menjadi penyimpangan seksual apabila menimbulkan kecemasan parah serta pikiran obsesif tentang masokisme yang berlangsung lebih dari 6 bulan.
Salah satu bentuk masokisme yakni asfiksiofilia. Istilah ini disematkan pada aktivitas seks yang pada praktiknya menghasilkan kepuasan seksual dengan membatasi pernapasan. Bentuknya bisa berupa mencekik, membungkus kepala menggunakan plastik, atau hal lainnya. Hal ini tidak bisa dianggap remeh karena perilaku tersebut dapat menyebabkan kematian yang tidak disengaja.
Baca Juga: Suka Seks Kasar, 7 Hal Ini Bisa Jadi Tanda Bahwa Kamu Seorang Masokis!
Baca Juga: Pengaruh Gangguan Bipolar terhadap Kehidupan Seks