TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Ciri Fisik Air Mani yang Ideal dari Sudut Pandang Medis

Hampir semua cirinya bisa kamu amati tanpa perlu alat khusus

ilustrasi air mani (unsplash.com/Scott Sanker)

Mengambil definisi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), air mani atau semen merupakan cairan yang keluar dari alat kelamin laki-laki saat mendapatkan rangsangan seksual. Cairan mani sendiri merupakan pencampuran hasil produksi dari tiga jenis kelenjar, yaitu kelenjar prostat, kelenjar cowper, dan vesikula seminalis.

Penilaian cairan mani dapat dilakukan secara kasat mata atau dengan bantuan alat khusus. Biasanya dibutuhkan alat yang lebih canggih untuk menilai kuantitas dan kualitas sel sperma di dalamnya. Namun tidak dengan lima tampilan fisik mani ini. Kelima hal berikut ini bisa menjadi acuan kamu dalam menentukan kualitas cairan mani.

1. Berwarna putih keruh

ilustrasi warna cairan mani (pexels.com/Ivan Babydov)

Berdasarkan pedoman publikasi WHO yang dirilis tahun 2010, cairan mani yang normal akan berwarna putih dengan sedikit keabuan. Cairan mani yang normal juga akan tampak putih merata, tanpa adanya camapuran warna lain.

Dalam publikasi WHO dan tulisan di laman Cleveland Clinic, warna air mani yang aneh bisa terkait dengan suatu penyakit. Contohnya, warna merah bisa menandakan adanya perdarahan. Sementara warna kekuningan juga bisa disebabkan infeksi saluran kemih, penyakit kuning ataupun efek setelah konsumsi vitamin B.

Baca Juga: 5 Tanda Warna Air Mani yang Penting untuk Kamu Pahami

2. Memiliki bau yang khas

bau cairan mani dianggap tajam bagi sebagian orang (freepik.com/8photo)

Pada tahun 2015, International Journal of Nutrition and Food Sciences merilis sebuah studi tentang analisis kualitas sperma secara fisik. Dari 12 sampel, semua cairan mani terbukti menyebarkan aroma yang khas. Aroma ini digambarkan mirip seperti cairan pembersih atau bunga akasia.

Artikel Very Well Health yang terbit tahun 2022 menjelaskan jika bau cairan mani berasal dari kandungan klorin dan amonia yang terkandung di dalamnya. Sementara itu, infeksi pada saluran kemih bisa membuat air mani berbau seperti ikan busuk. Konsumsi alkohol, kopi, atau produk olahan susu juga dipercaya membuat aroma cairan mani menjadi lebih tajam.

3. Jumlah cairan yang keluar cukup

volume cairan mani diukur menggunakan pipet (freepik.com/rawpixel.com)

Pada tahun 2016, Asian Journal of Andrology merilis studi berjudul "Current updates on laboratory techniques for the diagnosis of male reproductive failure". Menurut tulisan, tersebut, jumlah air mani yang dianggap normal berkisar antara 1,5—6 mililiter dari satu kali ejakulasi.

Mengacu pada pembahasan dari jurnal tersebut, jumlah air mani yang kurang dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, sebagian air mani yang dikeluarkan tidak masuk seluruhnya ke dalam kontainer sampel. Lalu, adanya stres psikis ataupun kelainan kelenjar penghasil mani juga dapat mengurangi jumlah air mani yang keluar.

4. Tingkat keasaman cenderung basa

mengukur pH mani dengan kertas indikator (youtube.com/sperm 360)

Tingkat keasaman (pH) air mani yang normal menurut standar WHO adalah lebih dari 7,2. Sedikit berbeda, Asian Journal of Andrology pada tahun 2016 menyatakan standar pH air mani yang normal adalah 6,4—8. Meski berbeda rentang angkanya, dapat disimpulkan bahwa cairan mani normal memiliki pH yang cenderung basa. Ini bisa diukur menggunakan kertas indikator pH.

Publikasi resmi WHO mengatakan bahwa pH air mani seperti demikian berasal dari zat yang dihasilkan oleh vesikula seminalis. Jika terdapat sumbatan pada saluran keluar vesikula seminalis, maka pH air mani pun akan berubah menjadi lebih asam.

Baca Juga: Menelan Air Mani, Aman atau Tidak untuk Kesehatan? Ini Penjelasannya!

Verified Writer

Leonaldo Lukito

Berbagi Pikiran dan Rasa melalui Padanan Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya