TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Penyebab Vagina Terasa Sakit Tiba-tiba, Kapan Harus ke Dokter?

Sebaiknya jangan mengabaikan gejala ini

ilustrasi vagina sakit secara tiba-tiba (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Rasa sakit di vagina secara tiba-tiba tentu menimbulkan pertanyaan. Terkadang hal ini terjadi saat atau setelah berhubungan seks, buang air kecil, atau bahkan saat tidak melakukan aktivitas apa pun. Skala nyerinya pun bervariasi, dari ringan hingga berat. Pada tingkat lanjut, ini jelas memicu rasa tidak nyaman.

Dilansir Women's Health Magazine, penyebabnya cukup beragam mulai dari infeksi jamur, penyakit menular seksual, hingga endometriosis. Untuk informasi yang lebih lengkap, simak uraiannya berikut ini.

1. Infeksi jamur atau kandidiasis

ilustrasi keputihan menyerupai keju cottage (pixabay.com/Enotovyj)

Gejala utama infeksi jamur atau yang juga disebut kandidiasis ialah kemunculan rasa gatal dan sensasi terbakar pada vagina. Kandidiasis menyebabkan peradangan baik di dalam maupun di luar vagina yang ditandai dengan bengkak, kemerahan, dan rasa sakit. Gejala lain seperti keputihan menyerupai keju cottage juga dialami beberapa perempuan.

Kandidiasis disebabkan oleh perubahan keseimbangan flora pada vagina dan ini terbilang kondisi yang umum. Biasanya gejala akan mereda dalam beberapa hari. Namun, jangan ragu untuk menemui dokter agar mendapat diagnosis dan perawatan yang tepat.

Baca Juga: 5 Bahan Pelumas Seks yang Berbahaya bagi Vagina, Apa Saja?

2. Vaginosis bakterialis

ilustrasi penyebab rasa sakit pada vagina (unsplash.com/charlesdeluvio)

Sama seperti kandidiasis, vaginosis bakterialis juga menyebabkan rasa gatal dan keputihan pada vagina. Namun, bedanya keputihan yang disebabkan oleh vaginosis bakterialis memiliki tekstur yang lebih cair dan berbau amis. Dilansir Mayo Clinic, kondisi ini juga dipicu oleh ketidakseimbangan flora normal pada vagina.

Normalnya, vagina terdiri dari bakteri baik yang berfungsi menjaga keseimbangan pH di dalamnya. Akan tetapi, beberapa hal tertentu seperti aktivitas seks dan siklus menstruasi dapat memicu kondisi ini. Penggunaan produk seperti sabun dan pewangi pada vagina juga bisa mengganggu pH dan meningkatkan risiko vaginosis bakterialis.

3. Penyakit menular seksual

ilustrasi penyebab rasa sakit pada vagina (pexels.com/Deon Black)

Sesuai namanya, penyakit ini ditularkan melalui hubungan seks. Risikonya meningkat pada orang-orang yang melakukan aktivitas seks berisiko dan hubungan seks tanpa pengaman seperti kondom. Penyakit menular seksual ada bermacam-macam. Sebut saja herpes, klamidia, gonore, dan lain sebagainya.

Rasa sakit yang muncul akibat penyakit menular seksual ditimbulkan dari peradangan pada vagina. Namun, gejalanya juga bisa berupa rasa gatal dan sensasi terbakar yang akan kian parah usai melakukan hubungan seks, mengutip MedlinePlus.

Untuk mengurangi risiko terkena penyakit menular seksual, selalu kenakan pengaman saat melakukan hubungan seks. Selain itu, hindari aktivitas seks apa pun jika menemukan luka di sekitar alat kelamin. Ingat, better safe than never.

4. Vagina kering

ilustrasi penyebab rasa sakit pada vagina (pexels.com/Laker)

Kekurangan estrogen menjadi penyebab utama kondisi ini. Masalah ini tak hanya ditemukan pada perempuan menopause saja, lo! Perempuan usia produktif juga bisa mengalaminya. 

Dilansir Women's Health Magazine, estrogen berfungsi untuk memperlancar aliran darah menuju vagina, menebalkan dinding vagina, serta meningkatkan elastisitas dan melumasi vagina. Ketika kadarnya berkurang, entah karena penggunaan kontrasepsi atau menyusui, vagina akan terasa kering dan nyeri.

Baca Juga: 5 Bahan Pelumas Vagina yang Aman dan Alami, Gak Bikin Iritasi

Verified Writer

Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya