TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengapa Orang Bisa Tewas Saat Berhubungan Seks?

Penyebab utamanya ialah penyakit jantung

ilustrasi orang meninggal (nypost.com)

Orang bisa meninggal dunia dalam kondisi apa pun, termasuk ketika berhubungan seks. Mungkin terdengar sulit dipercaya, tapi faktanya ini bisa terjadi.

Bagaimana penjelasan medis terkait fenomena ini? Apa penyebab mati mendadak saat berhubungan seks? Ketahui di sini!

1. Penyebab paling umum adalah penyakit jantung

ilustrasi penyakit jantung (rbh.ckbirlahospitals.com)

Berdasarkan studi yang diterbitkan di Medico-Legal Journal tahun 2018, penyebab paling umum kematian mendadak saat berhubungan seks pada orang dewasa adalah penyakit jantung. Kondisi ini lebih banyak dialami laki-laki daripada perempuan.

Bukti lain dipaparkan dalam sesi ilmiah American Heart Association (AHA) tahun 2017. Dari 4.500 kasus serangan jantung yang terjadi di Portland, Oregon, selama 10 tahun, 34 kasus terkait dengan hubungan seks yang dilakukan satu jam sebelumnya.

Dari 34 kasus tersebut terdiri dari 32 laki-laki dan 2 perempuan yang terkena serangan jantung mendadak atau sudden cardiac arrest (SCA) terkait aktivitas seksual. Dalam statistik, ini berarti 1 dari 100 kasus SCA pada laki-laki dan 1 dari 1.000 kasus SCA pada perempuan dipengaruhi oleh aktivitas seksual.

2. Seseorang 2,7 kali lebih mungkin terkena serangan jantung saat berhubungan seks

ilustrasi berhubungan seks (footfiles.com)

Menurut Dr. Issa Dahabreh dari Tufts Medical Center di Boston, Amerika Serikat (AS), aktivitas fisik sedang hingga intens secara tiba-tiba bisa meningkatkan risiko serangan jantung secara signifikan, terutama pada orang yang tidak berolahraga secara teratur.

Hasil temuannya, seseorang 2,7 kali lebih mungkin terkena serangan jantung saat berhubungan seks atau sesudahnya. Dari 10.000 orang, setiap sesi aktivitas seksual individu per minggu dikaitkan dengan peningkatan 1-2 kasus serangan jantung atau kematian jantung mendadak per tahun.

Namun, jangan khawatir, sebab ini bisa dicegah. Menurut Jessica Paulus, peneliti lain dari Tufts Medical Center, aktivitas fisik secara teratur bisa mengurangi risiko serangan jantung dan kematian sebesar 30 persen, dilansir Reuters.

3. Kematian pun terjadi karena tidak segera diberi CPR

ilustrasi CPR (cdc.gov)

Sayangnya, ketika serangan jantung terjadi, hanya sepertiga pasangan intim yang melakukan cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru. Itulah alasan mengapa hanya 20 persen yang selamat hingga keluar dari rumah sakit, dilansir Forbes.

"Untuk setiap menit CPR tidak diberikan, kemungkinan bertahan hidup berkurang 10 persen. Tanpa CPR, sel-sel otak mulai mati setelah 5 menit dan kemungkinan bertahan hidup setelah 10 menit hampir nol," ujar Holly S. Andersen, M.D., ahli jantung sekaligus direktur pendidikan dan penjangkauan dari The Ronald O. Perelman Heart Institute.

Baca Juga: Sedih setelah Berhubungan Seks? Mungkin itu Postcoital Dysphoria

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya