TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Fakta Masturbasi setelah Menikah yang Harus Diketahui!

Tetap bisa bermanfaat asal dilakukan sesuai tempat

ilustrasi masturbasi (unsplash.com/Dainis Graveris)

Membicarakan masturbasi setelah menikah memiliki tantangan tersendiri. Karena bagi beberapa orang topik tersebut dinilai tabu sehingga dihindari.

Padahal, masturbasi pada ketentuan tertentu bisa membantu pasangan menemukan jalan keluar dari permasalahan seksual yang dihadapi. Jadi, pada kesempatan kali ini kita akan mengetahui bersama apa saja hal-hal yang harus diketahui dari masturbasi setelah menikah. Simak sampai akhir, ya!

1. Persentase orang yang memiliki pengalaman masturbasi

Data dari National Survey of Sexual Health and Behaviour yang melakukan studi terhadap 5,865 orang Amerika Serikat tahun 2009, didapat hasil bahwa sebanyak 78 persen orang melakukan masturbasi atau onani untuk memenuhi kesenangan diri.

Studi tersebut menjadi bukti bahwa meskipun topik masturbasi tidak banyak mendapat tempat untuk dibicarakan, tetapi kebanyakan orang memiliki pengalaman melakukan masturbasi. 

Atas dasar itu, seorang penulis, Jenny Block, melalui Huff Post mengatakan bahwa masturbasi adalah tindakan  yang bagus untuk mempelajari apa yang mungkin disukai pasangan melalui eksplorasi diri. Ini bisa membantu hubungan berkembang. Jadi, tidak perlu alasan untuk berhenti melakukan masturbasi setelah menikah.

2. Penelitian tentang pengalaman masturbasi

ilustrasi perempuan masturbasi (unsplash.com/Dainis Graveris)

Laporan dalam Journal of Psychology and Human Sexuality tahun 2002 memperlihatkan hanya ada sedikit studi yang mendiskusikan masturbasi. Secara keseluruhan, studi tentang masturbasi merangkum:

  • Masturbasi biasanya dimulai pada masa remaja. 
  • Laki-laki lebih sering melakukan masturbasi dibanding perempuan.
  • Banyak orang belajar tentang tubuh dan respons seksual melalui masturbasi.
  • Masturbasi dapat membantu orang yang lajang untuk mempertahankan fungsi dan ekspresi seksual.
  • Pilihan kegiatan seksual saat pasangan tidak tertarik dengan seks.
  • Alternatif yang aman untuk menghindari risiko infeksi menular seksual.

Baca Juga: 5 Alasan Seseorang Melakukan Masturbasi walau Telah Menikah

3. Merasa bersalah saat masturbasi setelah menikah

Terlepas dari kenyataan bahwa tidak apa-apa bagi siapa saja untuk masturbasi, tetapi banyak pasangan kadang merasa malu atau tidak nyaman membicarakannya. Pesan dan stigma seputar masturbasi berakar pada rasa malu, sehingga merasa itu harus dirahasiakan. 

Terlebih untuk pasangan yang melakukan masturbasi setelah menikah, biasanya diliputi rasa bersalah karena memikirkan itu sebagai bagian perselingkuhan. Namun, dilansir Parents, masturbasi dan hubungan seks harus dilihat sebagai aktivitas yang saling melengkapi alih-alih menganggap keduanya sebagai sesuatu yang eksklusif. 

Masturbasi bisa menjadi motivasi untuk merasakan kenikmatan seksual lebih banyak, yang mana melakukan masturbasi tidak seharusnya mengurangi keinginan bercinta dengan pasangan.

Dengan mengalihkan pemikiran bahwa masturbasi merupakan upaya untuk memperoleh energi seksual tambahan, masturbasi bahkan bisa jadi pertimbangan untuk dilakukan bersama dengan pasangan sebagai bumbu aktivitas seksual.

4. Manfaat masturbasi setelah menikah

ilustasi masturbasi setelah menikah dengan pasangan (unsplash.com/Womanizer Toys)

Penelitian dalam jurnal Sexual and Relationship Therapy pada 2007 menegaskan manfaat masturbasi yang tidak hanya menyehatkan, tetapi juga bisa menghasilkan seks yang lebih memuaskan.

Kemudian, penelitian tahun 2015 yang berjudul The Role of Masturbation in Marital and Sexual Satisfaction: A Comparative Study of Female Mastubators and Nonmasturbators memaparkan pengalaman perempuan menikah yang melakukan masturbasi memiliki lebih banyak orgasme serta hasrat seksual, meningkatkan harga diri, dan secara keseluruhan lebih puas dengan pernikahannya. 

Selain itu, masturbasi setelah menikah dapat: 

  • Membantu menemukan cara terbaik untuk meningkatkan libido dan mencapai orgasme. 
  • Menjadi opsi ketika pasangan tidak bisa terlibat dalam melakukan aktivitas seksual. 

Komunikasi yang terampil tentang seks sering kali lebih susah dilakukan dalam hubungan yang berkomitmen seperti pernikahan, sehingga dengan mengetahui bagaimana seseorang ingin disentuh dan dirangsang adalah informasi berharga yang dapat disampaikan ke pasangan. 

5. Cara mengomunikasikan masturbasi ke pasangan

Seorang terapi seks, Juliana Hauser, melalui Psych Central merekomendasikan untuk secara terbuka membicarakan masturbasi dengan pasangan. Beberapa kiat untuk memulai obrolan misalnya: 

  • Ketahui apa yang kamu butuhkan dan inginkan terlebih dulu. 
  • Beri pasanganmu ruang dan waktu untuk mempertimbangkan perasaan. 
  • Diskusikan batasan apa yang bisa setujui dan tidak.
  • Menyelesaikan perbedaan pendapat sebagai tim, bukan menaruh perhatian pada yang benar dan salah.
  • Memeriksa secara berkala apakah kebutuhan dan keinginan seksual sudah terpenuhi atau memerlukan penyesuaian.

Sementara itu, untuk memastikan tercapainya pemahaman yang sama, pertanyaan yang bisa dipertimbangkan seperti:

  • Apakah kamu membutuhkan privasi untuk melakukan masturbasi sendiri?
  • Berapa lama waktu yang akan kamu butuhkan dan di mana itu akan terjadi?
  • Apakah menonton tayangan porno bisa diterima? 
  • Apakah fantasi seksual bisa diterima? 
  • Apakah ingin membicarakan detail antara satu sama lain? 
        

Baca Juga: Masturbasi: Aktivitas Seksual yang Perlu Diketahui Bukan "Dihindari"

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya