TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Waktu Terlarang untuk Berhubungan Seksual, Kapan Saja?

Jangan gegabah biar tidak berujung 'musibah'

ilustrasi waktu terlarang untuk berhubungan seks (pexels.com/cottonbro)

Satu bagian dari kehidupan seks yang sehat adalah mengetahui kapan tidak boleh melakukan hubungan seks. Baik itu untuk menjaga kesehatan mental maupun fisik, ada waktu "terlarang" bagi pasangan dalam melakukan kegiatan seksual. 

Kapan saja waktu yang sebaiknya dihindari dalam melakukan hubungan suami istri? Berikut rangkumannya!

1. Saat hampir sembuh dari infeksi saluran kemih

ilustrasi seseorang mengalami infeksi saluran kemih (pixabay.com/bzndenis)

Dilansir Everyday Health, seseorang yang dinyatakan hampir sembuh dari infeksi saluran kemih (ISK) harus menunggu sampai antibiotiknya habis dan bebas gejala setidaknya selama dua minggu untuk kembali melakukan aktivitas seksual.

Jika tidak, itu berisiko memperburuk ISK yang belum benar-benar hilang dan menyebabkan rasa sakit. Bicarakan dengan dokter mengenai kapan waktu yang aman untuk berhubungan seks lagi.

2. Setelah waxing

ilustrasi waxing (freepik.com/prostooleh)

Saat membersihkan rambut kemaluan dengan metode waxing, itu bisa membuat kulit genital menjadi sensitif. Setiap gesekan yang cukup intens di area kemaluan dapat menyebabkan benjolan dan iritasi. 

Itu sebabnya disarankan untuk menunggu 24 jam setelah waxing, baru boleh melakukan hubungan seksual. Jeda waktu tersebut akan memberikan waktu bagi kulit untuk sembuh dan pulih.

Baca Juga: Dampak Berhubungan Seks saat Marah, Sehatkah untuk Hubungan? 

3. Berhubungan intim untuk menghindari konflik

ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Polinazimmerman)

Kalau kamu khawatir terhadap konsekuensi negatif saat menolak seks, itu bisa dinilai sebagai paksaan. Hubungan intim yang dilakukan untuk menjaga perdamaian, menyenangkan pasangan, atau mencegah pertengkaran bukanlah hal yang dapat dibenarkan.

Terutama bila pasangan memberikan tekanan untuk melakukan seks, maka itu bisa diartikan pemaksaan yang tidak adil. Karena dalam rumah tangga sekali pun, persetujuan untuk melakukan aktivitas seksual perlu diberikan secara antusias dan sukarela. 

Sejalan dengan hal itu, kamu tidak boleh menjadi orang yang menekan pasangan untuk berhubungan seksual. Jika pasanganmu tampak tidak menyukainya atau menolak, solusinya adalah jangan mencoba meyakinkan untuk melakukannya. Perhatikan kenyamanan pasangan, ya!

4. Saat dalam pengaruh alkohol dan obat-obatan

ilustrasi laki-laki mabuk-mabukan (unsplash.com/Matteo Vistocco)

Penyalahgunaan obat-obatan dan konsumsi alkohol dapat merusak penilaian seseorang. Kehilangan kesadaran akan menurunkan kemampuan untuk memberikan sexual consent. Begitu pula jika menghadapi pasangan yang sedang hilang kesadaran, jadilah seseorang yang menenangkan dan jangan memanfaatkan situasi tersebut.

Akan tetapi, bila kamu merasa memang menginginkannya begitu juga pasangan, beri waktu untuk cek diri sendiri apakah keputusan itu tetap ingin dilanjurkan. Artinya, pertimbangkan konsekuensi untuk melakukan seks saat dalam kondisi tidak sepenuhnya sadar.

Baca Juga: 7 Waktu Kamu Harus Puasa Berhubungan Seksual, Pasutri Wajib Tahu!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya