Dampak Berhubungan Seks saat Marah, Sehatkah untuk Hubungan? 

Bisa berubah menjadi guilty pleasure

Seks kadang dipilih menjadi "jalur damai" ketika pasangan ingin mengakhiri sebuah pertengkaran. Bahkan jenis seks yang kerap disebut "angry sex" ini dipercaya sebagai seks yang paling nikmat karena menggantikan beban pikiran dengan lonjakan kepuasan seksual. Maka dari itu tak heran banyak pasangan yang menikmati seks setelah beradu argumen atau konflik.

Namun, di balik tawaran kesenangan instan tersebut, ada potensi efek samping dari angry sex yang akan memengaruhi hubungan itu sendiri. Berbagai potensi dampak hubungan seks saat marah akan diuraikan dalam artikel ini yang telah dirangkum dari beberapa sumber. Yuk, simak selengkapnya!

1. Apa itu angry sex?

Angry sex  merupakan istilah formal untuk make-up sex, yang didefinisikan sebagai aktivitas seksual yang melibatkan gairah yang terpendam dengan tindakan yang agresif dan intens. Dilansir Verywell Mind, angry sex sering terjadi setelah pertengkaran hebat saat emosi masih tinggi, atau juga bisa terjadi beberapa jam atau hari setelahnya.

Keunggulan seks ini adalah bisa menyalurkan adrenalin tinggi melalui pelepasan frustrasi yang dapat memperbarui cinta pasangan dengan gairah yang jarang dicapai lewat seks biasa. Terkadang, angry sex dapat menggantikan diskusi tentang masalah yang terjadi dalam hubungan. 

2. Mengapa kemarahan terlibat dalam seks?

Dampak Berhubungan Seks saat Marah, Sehatkah untuk Hubungan? ilustrasi pasangan yang bertengkar (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Merujuk laman Better Help, emosi ekstrem apa pun, termasuk ketakutan atau kegembiraan, dapat menyebabkan pengalaman seksual yang intens. Ketika tubuh merasakan gelombang emosi kuat, itu dapat diterjemahkan menjadi gairah.

Hal ini terutama berlaku untuk emosi ketakutan, kemarahan, dan kecemasan yang dapat memicu respons tubuh untuk melepaskan adrenalin. Manusia mungkin mencari seks sebagai sarana melepaskan energi ekstra yang dihasilkan oleh kemarahan

Meskipun tidak ada jawaban pasti mengapa kemarahan terlibat dalam urusan seks, namun itu sering kali dipersepsikan sebagai reaksi biologis manusia dalam membersihkan tubuh dari penumpukan hormon. 

3. Seperti apa bentuk angry sex?

Meski telah mengetahui mengapa dan kapan angry sex terjadi, mungkin kamu butuh gambaran apa saja yang terjadi selama make-up sex. Seksolog residen di Astroglide, Jess O'Reilly, menjelaskan hal-hal yang terlibat mungkin seperti: 

  • Menyela argumen dengan memberikan aktivitas seksual.
  • Aktivitas seksual yang menyimpang dari norma pribadi (agresif).
  • Penuh spontanitas.
  • Menghilangkan ketegangan lewat angry sex sehingga merasa menjadi lebih rileks dan rasional setelah berhubungan seks.
  • Gairah seksual yang teralihkan saat marah. Tubuh menjadi terangsang dengan ditandai peningkatan detak jantung, tekanan darah naik, dan muka memerah saat sedang marah.

Baca Juga: Bertengkar? Ini 5 Keinginan Pasangan selepas Kalian Adu Argumen

4. Dampak positif hubungan seks saat marah

Dampak Berhubungan Seks saat Marah, Sehatkah untuk Hubungan? ilustrasi pasangan berpelukan (pexels.com/Cottonbro)

Interaksi seksual yang dilakukan pasangan dalam suasana emosi yang buruk memberikan beberapa dampak positif untuk resolusi konflik. Manfaat angry sex, mengutip Women's Health, di antaranya:

  • Mengekspresikan kasih sayang: Pertengkaran dapat membuat pasangan merasa tidak dicintai. Memberikan pelukan dan sentuhan seksual bisa menunjukkan rasa sayang yang mengingatkan keistimewaan hubungan.
  • Menyatukan kembali ikatan emosional: Angry sex bisa mentransfer gairah dan energi  yang dapat membantu memperdalam keintiman pasangan lewat upaya saling memahami satu sama lain.
  • Membantu menyembuhkan luka: Keintiman fisik merupakan cara ampuh untuk menyembuhkan luka. Terkadang, ada permasalahan yang tidak bisa langsung diselesaikan dan angry sex bisa memberikan perasaan aman serta menenangkan.
  • Mempermudah komunikasi: Seks yang dilakukan di tengah konflik bisa menjadi jeda untuk meredakan ketegangan dan mendorong penyelesaian konflik lewat komunikasi setelahnya. Angry sex bisa menjadi perekat dari komunikasi dan kerja sama pasangan dalam menyelesaikan masalah.

5. Dampak negatif hubungan seks saat marah

Meskipun seks adalah aktivitas normal dan menyehatkan bagi orang dewasa, tetapi ini bisa menjadi masalah bila disalahgunakan sebagai pelarian setiap ada konflik. Beberapa risiko dampak dari hubungan seks saat marah adalah:

  • Menjadi jalan menghindari masalah: Membicarakan masalah membutuhkan tanggung jawab yang besar dan kadang itu terasa menakutkan. Bila seks tidak  digunakan untuk menyatukan hubungan emosional yang akan membantu menyelesaikan masalah, maka angry sex justru hanya menjadi sarana menghindari masalah yang sebenarnya.
  • Menciptakan kedekatan temporer: Seks terbukti mampu menciptakan keintiman, tetapi tanpa komunikasi verbal yang mengarah pada resolusi konflik, maka kedekatan itu sendiri tidak memperbaiki masalah. 
  • Membentuk pola kebiasaan buruk: Kesenangan dalam angry sex yang terus dicari bisa membuat orang terperangkap pada kebiasaan buruk, dan bahkan dapat menyebabkan kecanduan. Masalah bisa menjadi lebih kompleks bila obsesi teralih ke seks daripada mengatasi konflik.
  • Memberikan perasaan lebih buruk setelahnya: Seks setelah pertengkaran bisa menjadi guilty pleasure bila diikuti perasaan tidak nyaman sesudah berhubungan intim. Itu mungkin menandakan bahwa masalah belum benar-benar terselesaikan. Meski mungkin seseorang menikmati sesi seks itu sendiri, tetapi bila meninggalkan rasa bersalah, bisa jadi itu bentuk kesadaran tidak seharusnya dilakukan.   
  • Alat tawar untuk membuat kesepakatan: Risiko yang harus paling dihindari dari praktik angry sex adalah menjadikannya sebagai alat tawar untuk mendapatkan persetujuan, permintaan maaf, atau pengambilan keputusan. Seks tidak seharusnya digunakan sebagai taktik manipulasi untuk mencapai tujuan pribadi. 

6. Jadi, apakah hubungan seks saat marah menyehatkan untuk pasangan?

Dampak Berhubungan Seks saat Marah, Sehatkah untuk Hubungan? ilustrasi pasangan tak akur (pexels.com/Alena Darmel)

Jawabannya bisa ya dan tidak. Seks bisa menjadi ekspresi kemarahan yang tidak sehat bila angry sex digunakan untuk menghindari permasalahan yang mengakibatkan pasangan mengalami rasa sakit, ketidaknyamanan, atau pelecehan.

Akan tetapi bila pasangan bisa menemukan cara berkomunikasi yang lebih baik lewat seks yang dilakukan dengan consent, maka praktik angry sex dapat dikatakan sehat untuk hubungan. 

Oleh karenanya, komunikasi menjadi sangat penting dan kekurangan komunikasi dalam angry sex bisa berisiko karena kemarahan justru dapat meningkat dengan cepat. Pasangan yang ingin melakukan hubungan seks saat marah harus tetap menyadari peran komunikasi untuk mencegah masalah berkembang lebih kompleks.

Tidak ada putusan akhir apakah angry sex merupakan praktik yang sehat atau tidak dalam sebuah hubungan. Dampak hubungan seks saat marah sendiri bisa bervariasi untuk tiap pasangan, tergantung bagaimana angry sex diposisikan. Selalu pastikan untuk menggunakan komunikasi asertif dalam membicarakan permasalahan dengan pasangan. Sexual consent harus diutamakan.

Penulis: Dian Rahma Fika Alnina

Baca Juga: 5 Alasan Melakukan Seks setelah Bertengkar Itu Bagus untuk Hubungan

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya