ilustrasi sex toys (pexels.com/cottonbro)
Dr. Jessica Shepherd, seorang obgyn pada StyleCaster mengungkapkan bahwa bahaya karena terlalu sering menggunakan sex toys agaknya kurang tepat. Pasalnya, mainan seks ini tidak memberikan efek samping.
Meski demikian, penggunaan sex toys terutama vibrator, memang bisa menyebabkan rasa kebas. Namun, efek samping ini bersifat sementara dan jarang terjadi. Untuk memperkuat pernyataan tersebut, publikasi hasil studi pada Journal of Sexual Medicine menyatakan bahwa 71 persen responden pengguna sex toys vibrator tidak mengalami efek samping apapun.
Nah, efek samping yang dimaksud yakni mati rasa, iritasi, nyeri, pembengkakan, maupun peradangan, robekan, dan luka. Kemudian, dari 16 persen yang mengalami mati rasa setelah pakai vibrator, hanya 0,5 persen yang mengalami efek samping lebih dari sehari.
Lantas, apakah menggunakan mainan seks menyebabkan ketergantungan? Penelitian klinis tidak mendukung klaim tersebut. Dilansir Well and Good, beberapa pengguna sex toys mungkin mengalami efek desensitisasi atau kurangnya respons emosional terhadap rangsangan. Namun, efek ini sama seperti rasa kebas alias hanya sementara.
Sebagai ilustrasi, rutin menggunakan vibrator dengan getaran sangat kuat membuat ujung saraf area genital menjadi terbiasa dengan tempo yang dihasilkan. Akibatnya, rangsangan biasa dari tangan atau yang kurang intens, akan membuat seseorang kurang terasa, kata Zhana Frangalova, PhD., seorang sexpert dan profesor seksualitas di New York University pada Lelo.
Namun, tidak perlu panik, jika kamu mengalami hal serupa, solusinya cukup beri jeda dengan mengurangi penggunaan mainan seks untuk sementara waktu. Kembali latih area genital untuk merespons bentuk rangsangan lain dan tidak menggantungkan kepuasan pada satu metode orgasme saja, melansir HuffPost.