Kapan Waktu yang Tepat untuk Berhubungan Intim Saat Hamil? 

Perlu memerhatikan kenyamanan calon ibu, ya~

Saat mendapat kabar kehamilan, naluri ibu langsung bekerja untuk terus melindungi calon buah hati. Beragam aktivitas dapat meningkatkan kekhawatiran akan keamanan janin, termasuk urusan seks bersama pasangan.

Tidak jarang, pasangan suami istri lantas bingung menentukan waktu yang tepat untuk berhubungan intim saat hamil. Belum lagi keragu-raguan tentang boleh tidaknya seks saat hamil.

Bolehkah seks saat hamil?

Dilansir Medical News Today, ibu tetap aman dan boleh melakukan hubungan seks saat hamil. Kecuali jika dokter tidak menyarankannya. Pada sebagian besar kondisi kehamilan justru mengalami peningkatan gairah dan libido.

Seks tidak menjadi aktivitas yang membahayakan janin, selama tak ada kondisi yang menyebabkan demikian. Pasalnya, janin di dalam kandungan terlindungi oleh otot rahim kokoh, cairan ketuban, dan sumbat lendir yang berkembang di sekitar leher rahim.

Namun, mitosnya, seks saat hamil dapat memicu kelahiran dini. Kendati demikian, berdasarkan penelitian dalam jurnal Canadian Medical Sex and Pregnancy disebutkan bahwa hubungan seks vaginal tidak meningkatkan risiko kelahiran prematur. Meski memang tetap ada potensi kontraksi Braxton Hicks akibat seks penetrasi dan orgasme. Braxton Hicks sendiri merupakan kontraksi ringan yang biasa terjadi pada akhir masa kehamilan, tetapi tidak benar-benar menginduksi persalinan.

Waktu yang tepat untuk berhubungan intim saat hamil

Kapan Waktu yang Tepat untuk Berhubungan Intim Saat Hamil? ilustrasi hamil (pexels.com/Amina Filkins)

Pengalaman perempuan berbeda, bahkan pada setiap kehamilan. Gejala yang muncul di kehamilan pertama saja bisa jadi berbeda pada kehamilan kedua. 

Maka dari itu, waktu yang tepat untuk berhubungan intim saat hamil sangat mungkin beragam. Hal ini kembali pada kebutuhan dan kenyamanan masing-masing dari kamu.

Beberapa bahkan sangat mungkin mengalami penurunan gairah. Namun, ada juga yang justru merasa lebih seksi dengan payudara penuh sehingga gairah pun meningkat.

Dilansir WebMD, secara umum kehamilan membentuk pola libido sebagai berikut:

  • Trimester pertama: tubuh sedang beradaptasi dengan kehamilan. Muncul gejala mual, lelah, nyeri payudara yang menurunkan gairah seksual
  • Trimester kedua: libido mulai kembali meningkat. Bukan hanya itu, aliran darah di seluruh tubuh pada periode ini dapat memaksimalkan orgasme saat seks
  • Trimester ketiga: gairah tetap ada, tetapi seks menjadi lebih tidak nyaman sebab perut yang semakin membesar dan waktu kelahiran menjelang.

Lalu, bagaimana jika seseorang yang sedang hamil justru tidak ingin bercinta? It’s OK. Ada banyak kegiatan intim yang tetap bisa dilakukan sebagai penyalur gairah alih-alih seks. 

Namun, kunci pentingnya, tetap komunikasikan keinginan dan kebutuhanmu pada pasangan. Termasuk jika seks membuatmu merasa tidak nyaman atau kesulitan. 

Baca Juga: Perbedaan Nyeri Payudara PMS dan Tanda Hamil

Seks dan kehamilan

Kapan Waktu yang Tepat untuk Berhubungan Intim Saat Hamil? ilustrasi pasangan hamil (pexels.com/georgia maciel)

Selain mempertimbangkan waktu yang tepat untuk berhubungan intim saat hamil, kamu juga perlu mempertimbangkan hal lain. Salah satunya posisi seks saat hamil yang nyaman dan aman. Maksudnya, nyaman melakukan seks dalam kurun waktu tertentu. Atau, aman dalam artian tidak berisiko hingga membuatmu terjatuh. 

Sebagai panduan, disarankan untuk menghindari posisi misionaris ketika melewati bulan keempat kehamilan. Pasalnya, terlentang membuat berat badan bayi menekan tubuh dan berisiko menyempitkan pembuluh darah utama.

Jika melibatkan seks oral, sebaiknya tidak meniup area vagina sama sekali. Sebab, hal ini berisiko menyebabkan emboli yang dapat membahayakan ibu dan janin.

Pertimbangkan pula apakah kamu perlu menggunakan kondom. Terlebih, jika kamu tidak mengetahui riwayat kesehatan pasangan, tidak berada di hubungan monogami, atau  memutuskan seks selain dengan pasangan. Pasalnya, penularan penyakit menular seksual sangat berisiko bagi kehamilan. Bukan hanya menginfeksi ibu, STD alias Sexual Transmitted Disease juga bisa menyerang janin dan sebagian besar bersifat permanen.

Kapan harus menghindari seks saat hamil?

Pastikan kamu mengunjungi dokter secara rutin untuk memantau tumbuh kembang janin dan kesehatan ibu. Tanyakan pula pada ahli medis apakah terdapat pantangan untuk melakukan seks saat hamil.

Apabila dokter mengatakan ‘no sex’, maka sebaiknya hindari. Namun, pastikan pula secara spesifik bentuk seks yang dilarang oleh dokter, apakah hanya penetrasi atau apapun yang dapat memicu orgasme.

Beberapa alasan mengapa seks dilarang selama kehamilan yakni:

  • Masalah serviks yang meningkatkan risiko keguguran
  • Kehamilan kembar
  • Plasenta pervia, kondisi plasenta menutupi pintu masuk ke serviks
  • Inkompetensi serviks, yakni serviks terbuka sebelum waktunya
  • Riwayat kelahiran prematur
  • Kehilangan banyak darah akibat pendarahan yang tidak bisa dijelaskan
  • Cairan ketuban bocor
  • Ketuban telah pecah, sebab dapat meningkatkan infeksi.

Selain uraian di atas, tidak ada aturan waktu yang tepat untuk berhubungan intim saat hamil. Kamu tetap boleh bercinta selama nyaman dan tidak membahayakan janin maupun sang ibu.

Baca Juga: Cara Berhubungan Seks di Trimester Ketiga Kehamilan

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya