5 Fakta Disfungsi Seksual pada Perempuan, Tak Boleh Disepelekan!

Ternyata bisa ganggu kualitas hidup

Gangguan pada respons dan hasrat seksual yang menyulitkan seseorang atau bahkan meregangkan hubungan dengan pasangan dikenal juga sebagai disfungsi seksual. Tak hanya laki-laki, perempuan juga bisa mengalami kondisi ini. Bahkan dilansir The American Academy of Family Physician, disfungsi seksual diketahui menyerang 30 hingga 40 persen perempuan.

Disfungsi seksual pada perempuan terbilang kompleks, tetapi masih sedikit yang bisa dipahami. Kondisi ini juga kerap disepelekan. Padahal jika dibiarkan, perempuan yang mengalami disfungsi seksual akan kesulitan mendapat kepuasan ketika melakukan hubungan seksual.

Dalam jangka panjang, ini bisa berdampak pada kualitas hidup dan hubungan dengan pasangan. Dirangkum dari Cleveland Clinic dan Mayoclinic, mari kenali beberapa fakta mengenai disfungsi seksual pada perempuan berikut ini.

1. Mengenal disfungsi seksual pada perempuan

5 Fakta Disfungsi Seksual pada Perempuan, Tak Boleh Disepelekan!ilustrasi disfungsi seksual pada perempuan (pexels.com/Angelica Reyn)

Disfungsi seksual sejatinya merupakan kondisi yang umum terjadi di antara para perempuan. Risikonya meningkat seiring pertambahan usia. Ada beberapa faktor yang menjadi latar belakang gangguan ini, mulai dari faktor psikologis, seperti depresi dan kecemasan, hingga faktor fisiologis seperti kehadiran penyakit tertentu.

Pada beberapa perempuan, kondisi ini dapat hilang sendirinya dan mungkin hanya terjadi di saat-saat tertentu, seperti pada masa persalinan atau ketika mengalami perubahan hormonal. Sementara itu, sebagian lainnya harus bergulat dengan kondisi ini di sepanjang hidupnya sehingga memerlukan penanganan khusus. 

2. Gejala disfungsi seksual pada peremuan

5 Fakta Disfungsi Seksual pada Perempuan, Tak Boleh Disepelekan!ilustrasi pasangan (pexels.com/Kampus Production)

Gejala yang muncul pada tiap perempuan bergantung pada tipe disfungsi seksual yang dialaminya. Gejala ini pun dapat terjadi sebelum, saat, atau setelah melakukan hubungan seksual. Berikut ini permasalahan yang paling umum dijumpai pada disfungsi seksual:

  • Rendahnya hasrat seksual: ditandai dengan menurunnya libido atau minat melakukan hubungan seksual.
  • Dispareunia: adanya rasa nyeri saat berhubungan intim, baik ketika mendapat stimulasi seksual atau ketika terjadi kontak dengan vagina.
  • Anorgasmia: kesulitan mencapai orgasme atau klimaks saat berhubungan seks bahkan ketika mendapat rangsangan yang cukup.
  • Gangguan rangsangan seksual: hasrat seksual mungkin ada, namun seseorang akan kesulitan terangsang atau mempertahankan rangsangan seksual. Ini dapat ditandai dengan menurunnya produksi cairan lubrikasi pada vagina atau berkurangnya sensasi pada klitoris.

Baca Juga: Pengaruhi Vitalitas, Kenali Disfungsi Seksual Laki-laki & Perempuan

3. Penyebab disfungsi seksual pada perempuan

5 Fakta Disfungsi Seksual pada Perempuan, Tak Boleh Disepelekan!ilustrasi penyebab disfungsi seksual pada perempuan (pexels.com/Laker)

Menurut sebuah studi literatur yang terbit dalam Cardiovascular and Hematological Agents in Medicinal Chemistry pada 2009, fungsi seksual melibatkan proses neurovaskular yang kompleks dan dipengaruhi oleh hormon dan aspek psikologis.

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa faktor fisiologis, hormonal, dan psikologis memainkan peran dalam hal ini. Berikut ini penyebab utama disfungsi seksual yang biasanya dialami perempuan:

  • Faktor fisiologis: beberapa penyakit seperti kanker, gagal ginjal, penyakit jantung, serta multiple sclerosis dapat memicu disfungsi seksual. Kondisi ini juga dapat disebabkan oleh penyakit yang berkaitan dengan gangguan peredaran darah seperti diabetes yang dapat mengurangi aliran darah ke organ reproduksi perempuan. Penggunaan obat-obatan seperti antidepresan, kemoterapi, dan antihistamin juga memberikan efek samping berupa penurunan hasrat seksual dan kemampuan mencapai orgasme.
  • Faktor hormonal: penurunan hormon estrogen setelah menopause dapat memicu perubahan fisiologis pada organ reproduksi. Dinding vagina menjadi lebih tipis dan kurang elastis sehingga menyebabkan rasa sakit saat berhubungan intim. Akibatnya, hasrat seksual menurun secara signifikan. Perubahan hormonal juga dialami ibu yang baru melahirkan atau yang sedang menyusui.
  • Faktor psikologis: gangguan kecemasan dan depresi yang tidak ditangani dapat menyebabkan disfungsi seksual. Ini bisa dipicu oleh stres berkepanjangan atau trauma akibat riwayat kekerasan seksual di masa lalu.

4. Penegakan diagnosis disfungsi seksual pada perempuan

5 Fakta Disfungsi Seksual pada Perempuan, Tak Boleh Disepelekan!ilustrasi konsultasi dengan dokter (pexels.com/MART PRODUCTION)

Seseorang yang mengalami gejala disfungsi seksual sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional, seperti dokter. Untuk mendapat diagnosis disfungsi seksual, beberapa tes berikut ini akan dijalankan:

  • Berdiskusi soal riwayat medis dan seksual: ini menjadi tahap penting karena dokter akan menganalisis faktor apa saja yang mungkin berpengaruh terhadap disfungsi seksual yang dialami.
  • Melakukan pemeriksaan fisik: ini bisa berupa pemeriksaan pelvis, pap smear, atau imaging test untuk melihat kemungkinan adanya kista atau tumor di organ reproduksi.
  • Pemeriksaan penjunjang lainnya: dokter juga akan merekomendasikan pemeriksaan penunjang seperti tes darah untuk memeriksa adanya kondisi yang menyebabkan disfungsi seksual.

5. Pengobatan disfungsi seksual pada perempuan

5 Fakta Disfungsi Seksual pada Perempuan, Tak Boleh Disepelekan!ilustrasi pasangan melakukan konsultasi (pexels.com/SHVETS Production)

Disfungsi seksual perempuan juga perlu ditangani dengan tepat. Tujuannya tak lain untuk meningkatkan fungsi seksual sehingga kualitas hubungan dengan pasangan dan kualitas hidup menjadi lebih optimal. Untuk menangani gangguan ini, terdapat beberapa alternatif tindakan yang meliputi:

  • Konseling: termasuk sebagai teknik non-medis, konseling memungkinkan kamu dan pasangan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk menangani hambatan psikologis yang tanpa sadar memicu disfungsi seksual
  • Terapi hormon: pada kondisi seperti perubahan hormonal, terapi hormon berupa pemberian estrogen mungkin diperlukan. 
  • Obat-obatan seperti flibanserin dan bremelanotide merupakan obat yang disetujui Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk menangani penurunan gairah seksual pada perempuan

Seperti kata pepatah, mencegah lebih baik dari mengobati. Kabar baiknya, disfungsi seksual pada perempuan juga bisa dicegah dengan melakukan pola hidup sehat. Mulai dari mengurangi konsumsi alkohol, mengadaptasi pola makan seimbang, rutin berolahraga, menjaga berat badan yang sehat, hingga rutin memeriksa kesehatan.

Tak hanya menyerang laki-laki, disfungsi seksual juga menjadi kondisi umum yang dialami perempuan. Namun jangan khawatir, penanganan yang tepat dapat mengembalikan vitalitas sehingga kualitas hubungan dengan pasangan tetap terjaga.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Mengalami Kecemasan Kinerja Seksual, Waspadai! 

Nadhifa Aulia Arnesya Photo Verified Writer Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya