Mengikuti jejak Netflix sebagai penyedia layanan streaming film terbesar dunia, Amazon Prime Video mulai rajin merilis serial dan film original. Mereka juga aktif menggaet beberapa rumah produksi terbaik dunia untuk mendistribusikan filmnya lewat platform tersebut. Termasuk film-film yang peraih nominasi Golden Globe dan Academy Awards.
Nah, sebelum memutuskan berlangganan, boleh tengok dulu daftar film terbaik mereka di bawah ini.
Meski wajib berterimakasih pada franchise Harry Potter yang membesarkan namanya, Daniel Radcliffe bisa dibilang kena kutukan. Orang seakan tak bisa memisahkannya dari peran lawasnya tersebut. Padahal beberapa kali ia tampil gemilang di sejumlah film. Termasuk film terbarunya Escape from Pretoria.
Film ini diangkat dari kisah nyata tiga tawanan politik di Afrika Selatan yang berusaha kabur dari penjara Pretoria pada akhir tahun 1970an. Tiap kali mereka melakukan percobaan kabur, penonton bakal dibikin berjingkat dari kursi. Benar-benar hiburan yang seru di kala luang.
Masih berbau penjara, The Mauritanian juga berlatarkan penjara terketat di dunia, Guantanamo. Selama kebijakan war on terrorism di masa pemerintahan Bush, ratusan terduga teroris dijebloskan ke penjara terasing ini. Namun, tak sedikit dari mereka yang tak pernah dapat dakwaan yang jelas.
Salah satunya Mohamedou Slahi, pria asal Mauritania yang ditangkap karena tanpa sadar pernah melakukan kontak dengan simpatisan Osama Bin Laden. Melihat ketidakadilan yang menjerat banyak tahanan di Guantanamo, sebuah firma hukum swasta di Amerika Serikat pun berusaha membantunya keluar dari penjara.
Premier di tahun 2019, film ini digarap karena keinginan sang sutradara Paul Downs Colaizzo untuk membuat film dengan sosok perempuan plus size sebagai lakonnya. Selama ini mereka seringkali hanya dapat karakter pendamping. Ia kemudian membuat naskah yang berusaha mengeksplorasi perjuangan dan perasaan para perempuan ini.
Lewat sosok Brittany yang didiagnosa kelebihan berat badan, penonton akan mengikuti perjalanan dan perjuangannya untuk bisa berolahraga dengan layak. Usahanya dimulai dengan mencari gym terdekat yang harga keanggotaannya murah sampai berusaha mengikuti gelaran maraton di kota tempatnya tinggal.
Siapa sih yang belum dengar Sound of Metal? Film peraih nominasi Best Picture pada gelaran Oscars ke-93 kemarin memang mencuri perhatian. Kisahnya tentang seorang drummer band metal yang kehilangan pendengarannya secara perlahan tapi pasti.
Tak hanya dipuji karena penampilan sempurna Riz Ahmed sebagai lakon, tetapi juga komitmen mereka untuk membuat film tentang difabel yang seautentik mungkin. Tanpa ragu, produser melibatkan komunitas bisu tuli sebagai pemeran pendukung dan cameo. Pesan yang mereka sampaikan juga mengena, bisu dan tuli bukanlah kekurangan yang harus diobati.
Menang di Best Sound Mixing pada gelaran Oscars kemarin, efek suara di film ini memang layak diacungi jempol. Realistis banget.
Film dokumenter ini sempat menghebohkan dunia di awal penayangannya pada tahun 2019. Menarik karena mengangkat isu yang sebenarnya cukup awam, tetapi jarang ditilik lebih dekat. Lewat teropong duo sutradara Nanfu Wang dan Jialing Zhang yang merupakan salah satu hasil kebijakan satu anak di Tiongkok, penelusuran pun dimulai.
Tinggal di AS selama bertahun-tahun, di tahun 2017, mereka penasaran dengan dampak kebijakan satu anak di Tiongkok dan memutuskan untuk kembali ke negara asalnya untuk menanyai langsung beberapa kerabat serta orang-orang dari berbagai profesi terkait.
Film Polandia ini diset dalam rentang tahun 1940-1960an saat Perang Dingin masih berkecamuk di dunia. Wiktor dan Zula yang merupakan musisi dan penyanyi bertemu di sebuah audisi dan jatuh cinta. Namun, kondisi politik yang tidak kondusif membuat karier dan hubungan mereka jadi kompleks.
Dengan visual hitam putih dan alunan score yang menawan, film ini mendulang sukses di berbagai ajang penghargaan Eropa maupun dunia. Selain menggondol tiga nominasi Oscars, Cold War juga mendominasi BAFTA dan EFA.
Meski berbagi judul dengan film legendaris satunya, The Miserables yang satu ini merupakan film dokumenter berlatarkan tahun 2018. Tepatnya setelah kemenangan timnas Prancis di gelaran Piala Dunia FIFA. Momen tersebut menandai campur leburnya perbedaan ras dan kelas di Prancis.
Namun, mereka seakan melupakan kesulitan hidup warga keturunan Afrika yang tinggal di Prancis bertahun-tahun sebelumnya. Lewat beberapa kisah remaja keturunan Afrika, film ini dibingkai dengan sangat apik dan menggugah.
Dilabeli sebagai film feminis yang mengangkat isu-isu sosial terkini, film ini memang patut ditonton. Plot dimulai ketika Katherine, seorang pembawa acara talkshow terkenal dapat teguran dari produser karena rating acaranya yang terus turun. Pihak televisi bahkan sudah menyiapkan pengganti Katherine. Dengan sisa waktu yang dimilikinya, ia merekrut Molly Patel sebagai penulis naskah di timnya.
Mereka berdua punya misi mempertahankan acara talkshow Katherine sekaligus mencegah masuknya host baru yang misogynist.
Karya debut aktris Regina King sebagai sutradara ini menuai banyak pujian. Alur ceritanya diadaptasi dari naskah drama karya Kemp Powers yang membayangkan pertemuan fiktif antara tokoh-tokoh kulit hitam paling berpengaruh di Amerika Serikat di tahun 1964. Mereka adalah Malcolm X, Muhammad Ali, Jim Brown, dan Sam Cooke. Lengkap dengan dialog dan adegan yang menggambarkan pemikiran politik serta latar belakang masing-masing, film ini jadi salah satu yang paling menghipnotis.
Gak heran kalau One Night in Miami menyabet beberapa nominasi di Academy Awards dan Golden Globe tahun 2021 ini.
Dirilis tahun 2017 lalu, film ini menceritakan pengalaman hidup Colin Warner. Seorang pria kulit hitam yang dijatuhi hukuman atas kasus pembunuhan yang tidak pernah ia lakukan. Rekannya, Carl King berusaha sekuat mungkin untuk membebaskannya dari penjara. Jika kamu penggemar film-film berlatar penjara yang dibalut perjuangan melawan ketidakadilan, film original Amazon Studios ini bakal jadi hiburan sempurna di akhir pekan.
Gimana, ada film yang menarik perhatianmu?