5 Album tentang Adulting, Nyesek Juga kalau Didengar

Kebanyakan lagu yang dirilis di pasaran saat ini masih didominasi lagu bertema hubungan asmara. Tak terkecuali yang mencapai status tertentu, seperti memuncaki tangga lagu Billboard, UK Charts, atau Spotify Top Hits. Salah satu alasannya adalah relatibilitas yang tinggi dengan pendengar alias bisa mewakili isi hati banyak orang.
Namun, benarkah kalau dada kita dibelah isinya hanya soal hubungan romantis? Tentu tidak, ini yang sepertinya menginspirasi musisi untuk berani mengambil jalur alternatif. Yakni, membuat album yang justru mengusung tema adulting (perjalanan menjadi dewasa). Gak kalah relevan, kok. Coba dengar, deh!
1. The Slow Rush (Tame Impala)
Dalam The Slow Rush (2020), band satu personel, Tame Impala bicara banyak hal terkait dengan kehidupannya. Hubungannya dengan sang istri, ayah, sampai dirinya sendiri.
Caranya menulis lirik menunjukkan berbagai proses pendewasaan. Mulai dari kecemasan karena telah menyia-nyiakan waktu, dinamika hubungan dengan orang terdekat yang gak selalu manis dan sesuai ekspektasi, sampai kecenderungan mengkritik diri sendiri. The Slow Rush yang dirilis pada 2020 dapat respons relatif positif dari pendengar.
2. Me Again (Sasha Alex Sloan)
Seluruh lagu dalam Me Again (2024) milik Sasha Alex Sloan juga mengusung tema adulting. Ia bicara pengalaman masa kecilnya, impresinya tentang kedua orangtuanya, sampai refleksi soal hubungan asmaranya sendiri.
Album ini sepertinya jadi katarsis buat Sloan, rasanya ia berhasil menumpahkan unek-uneknya dengan cara brilian dan hebatnya mewakili perasaan banyak orang. Tidak ada lagu "Older" yang viral dalam album ini, tetapi track seperti "Highlights" dan "Kids" bakal mengingatkanmu pada lagu itu.
3. The Pains of Growing (Alessia Cara)
The Pain of Growings adalah album kedua Alessia Cara yang dilepas pada akhir 2018. Enam tahun berlalu, lagu-lagu dalam album ini masih relevan buat didengar. Temanya adulting dan kamu akan diajak mengarungi masa-masa sulit dan penuh kebingungan, khas keresahan orang berusia 20-an. Kesepian, kehilangan teman, berusaha memvalidasi rasa sedih, dan merangkul identitas diri adalah beberapa isu yang diangkat Cara dalam lagu-lagu di album ini.
4. liminal space (mxmtoon)
Gak nyangka kalau anak-anak kelahiran 2000-an sudah mulai luwes saat bicara adulting. Maia alias mxmtoon mengingatkanmu lewat album terbarunya berjudul liminal space.
Baru rilis 1 November 2024, album ini berisi banyak lagu reflektif. Mulai dari romantisasi kota kelahiran, dinamika hubungan anak perempuan dan ayahnya, sampai kesadaran kalau kita tak lagi muda dan bisa manja-manjaan di tengah kemelut dunia.
5. The Great Impersonator (Halsey)
Memasuki usia 30, Halsey pun memutuskan untuk membuat sesuatu yang beda untuk album kelimanya. Gak hanya bereksperimen lewat genre, ia juga banyak terinspirasi kesulitan hidupnya selama beberapa tahun terakhir.
Menjadi ibu, kehilangan orang terdekat, sampai didiagnosa mengidap penyakit kronis jelas mengubah perspektifnya soal kehidupan. Ini yang menjelaskan lirik-lirik menohok dalam album The Great Impersonator (2024). Poin menarik lainnya adalah fakta bahwa tiap lagu dalam album itu ia buat berdasarkan musisi-musisi yang menginspirasi kariernya selama ini. Seru dan amat personal, deh!
Nyesek, tapi melegakan, itu mungkin dua emosi yang kamu rasakan sekaligus saat mendengar kelima album tadi sampai tamat. Memang agak sulit merajai Billboard dengan lagu-lagu bertema adulting di tengah gempuran lagu cinta, tapi mereka gak kehilangan relevansi dan apresiasi dari penggemar, kok. Setuju?