5 Film Mockumentary Paling Ikonik yang Tak Boleh Kamu Lewatkan

Kamu tidak perlu jadi anak teater untuk jatuh cinta pada Theater Camp. Film ini dibuka dengan kejadian tak terduga yakni pendiri kamp musim panas AdirondACTS jatuh koma meninggalkan putranya, seorang influencer YouTube yang clueless, untuk mengurus semua kekacauan di kamp yang terancam bangkrut.

Kekuatan film ini terletak pada karakternya yang penuh warna dan sangat teatrikal. Semua orang di kamp berlomba-lomba cari perhatian, dari duo konselor yang punya “pernikahan kerja” toxic, hingga kepala teknisi Glen yang diam-diam punya bakat luar biasa. Film ini bukan hanya lucu, tapi juga menyentuh karena dibuat oleh orang-orang yang benar-benar paham dunia teater.

Siapa sangka ide tentang vampir serumah bisa jadi komedi jenius? Film ini menceritakan kehidupan sehari-hari empat vampir yang tinggal di satu rumah di Wellington, Selandia Baru. Meski sudah hidup berabad-abad, mereka harus menghadapi masalah modern seperti tagihan listrik, tugas bersih-bersih rumah, hingga konflik dengan werewolf tetangga.

Alih-alih menyeramkan, para vampir ini justru seperti anak muda yang belum move on dari masa lalu. Mereka berteman dengan manusia biasa seperti teknisi komputer, dan menghadapi patah hati serta drama persahabatan. Dialognya kocak, konsepnya segar, dan hasil akhirnya adalah salah satu mockumentary paling kreatif dalam satu dekade terakhir.

Kalau kamu pikir dunia kontes anjing itu membosankan, film ini akan membuktikan sebaliknya. Best in Show mengangkat kehidupan para pemilik anjing yang bersaing di kompetisi bergengsi. Dari pasangan Florida yang polos hingga pasangan Chicago yang neurotik, setiap karakter digambarkan dengan gaya satire yang tajam namun tetap menyenangkan.

Kecocokan anjing dengan pemiliknya menjadi kunci komedi di film ini. Setiap hewan mencerminkan kepribadian tuannya. Dengan akting improvisasi dari para aktor hebat seperti Eugene Levy dan Catherine O'Hara, film ini menjadi salah satu contoh terbaik bagaimana mockumentary bisa menggambarkan dunia nyata dengan cara yang sangat menghibur.

Tak ada film yang lebih identik dengan genre mockumentary selain This Is Spinal Tap. Film ini mengikuti band rock fiktif asal Inggris yang terkenal karena ampli mereka yang bisa “diputar sampai 11”. Meski mereka mengklaim sebagai band paling keras di dunia, kenyataannya mereka terus mengalami kegagalan lucu, dari konser yang sepi hingga properti panggung yang kacau.

Humor film ini sangat cerdas dan ikonik, bahkan sampai dianggap sebagai salah satu film komedi terbaik sepanjang masa. Meskipun awalnya kurang sukses secara komersial, film ini kemudian diakui sebagai pionir dalam genre mockumentary. Kini Spinal Tap bukan hanya cult classic, tapi juga warisan budaya pop yang terus dikenang.

Lima tahun sebelum Spinal Tap, Albert Brooks sudah lebih dulu menyindir dunia dokumenter lewat Real Life. Film ini mengikuti seorang pembuat film (diperankan sendiri oleh Brooks) yang berniat merekam kehidupan keluarga Amerika biasa selama satu tahun. Tapi semakin lama dia justru mulai mengatur adegan demi membuat filmnya terlihat menarik.

Film ini secara tajam menyoroti obsesi media terhadap realita dan bagaimana dokumentasi bisa dengan mudah dimanipulasi. Meski sempat menuai kritik saat rilis, Real Life kini dianggap sebagai karya awal yang sangat relevan di era reality show dan konten digital saat ini. Film ini mungkin tak sempurna, tapi keberaniannya menyentil budaya dokumenter membuatnya layak dikenang.

Kalau kamu penggemar komedi yang cerdas dan satire sosial yang tajam, lima film ini wajib masuk daftar tontonanmu. Tapi dari semua mockumentary di atas, mana yang paling kamu rasa mencerminkan realita zaman sekarang?