Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Film tentang Keluarga Toksik Mirip Home Sweet Loan

Leila's Brothers (dok. Wild Bunch/Leila's Brothers)
Leila's Brothers (dok. Wild Bunch/Leila's Brothers)

Keluarga itu bak lotre. Kita tak pernah tahu akan lahir dari orangtua dan punya saudara seperti apa. Berbekal fakta itu, harusnya kita tak bisa menghakimi ketika seseorang tak punya hubungan yang baik dengan keluarganya. Perbedaan visi sampai berbagai konflik bisa saja terjadi. Tak menutup kemungkinan hal tersebut membuat sebagian orang memilih untuk menjaga jarak dengan keluarganya. 

Film Home Sweet Loan (2024) bisa jadi salah satu gambaran bagaimana keluarga bisa jadi akar stres seseorang, bukannya tempat nyaman. Mulai dari terpaksa jadi sandwich generation sampai dapat beban di luar dugaan, tak selamanya orang punya keluarga yang ideal. Jika merasa terwakili dengan film itu, coba kamu juga menonton beberapa film berikut. Datang dari beragam negara, ini balada orang-orang yang punya keluarga toksik dan ngeselin.

1. Leila's Brothers (2022)

Leila's Brothers (dok. Wild Bunch/Leila's Brothers)
Leila's Brothers (dok. Wild Bunch/Leila's Brothers)

Leila's Brothers bisa dibilang film paling mirip dengan Home Sweet Loan (2024). Film Iran ini mengikuti balada Leila. Ia seorang sandwich generation yang juga kebagian beban menjaga orangtuanya yang sudah lansia.

Mirisnya, ia sebenarnya punya empat saudara laki-laki dengan kondisi ekonomi yang tidak baik-baik saja. Kebanyakan bekerja serabutan dan ada satu yang baru dipecat dari pekerjaannya. Ia kemudian menyarankan keempat saudaranya untuk membuka bisnis bareng. Namun, ternyata satu-satunya sumber pendanaan yang hendak mereka andalkan justru digadaikan sang ayah untuk kepentingannya sendiri.

2. Life and a Day (2016)

Life and a Day (dok. HA International/Life and a Day)
Life and a Day (dok. HA International/Life and a Day)

Life and a Day digarap sutradara yang sama dengan film sebelumnya, Saeed Roustayi. Ceritanya masih berkutat pada karakter anak perempuan dalam keluarga. Kali ini, ia adalah si bungsu yang lahir di keluarga kurang mampu. Untuk bisa mengentaskan keluarganya dari kemiskinan, ia rela melakoni perjodohan dengan pria dari keluarga kaya raya.

Di sisi lain, ia masih terbebani dengan pikiran-pikiran soal nasib keluarganya ketika ia tak lagi di rumah. Roustayi memang jagonya bikin film dengan nuansa alias keragaman sudut pandang. Seperti Leila's Brother, kamu disuguhi sisi putih dan hitam dari tiap karakternya sampai ikut bingung harus bersimpati pada siapa.

3. His Three Daughters (2023)

His Three Daughters (dok. Netflix/His Three Daughters)
His Three Daughters (dok. Netflix/His Three Daughters)

His Three Daughters mengikuti tiga kakak beradik yang kembali ke rumah masa kecil mereka setelah dapat kabar kalau kondisi kesehatan ayah mereka terus memburuk. Masalahnya, ketiganya sudah lama tak berkontak karena konflik yang belum terselesaikan. Pada fase inilah, ketegangan antarketiganya menyeruak dan memuncak. 

Menariknya, sutradara Azazel Jacobs memilih untuk menggunakan pendekatan neorealis. Latarnya apartemen sederhana dan para karakternya pun berada dalam kondisi finansial yang biasa-biasa saja. Sumber konfliknya pun pernah dirasakan semua orang dewasa dengan orangtua lansia. Relevansi dengan kesehariannya sekuat Home Sweet Loan

4. Still Walking (2008)

Still Walking (dok. Film at Lincoln Center/Still Walking)
Still Walking (dok. Film at Lincoln Center/Still Walking)

Ryota (Hiroshi Abe) juga harus mengalami derita berkonflik dengan keluarganya. Salah satu akarnya ialah keputusannya menikahi janda dan memilih pekerjaan yang tak stabil. Punya ayah seorang dokter yang sukses, keluarga Ryota ternyata punya trauma yang belum terselesaikan. Ini tentang kematian kakak Ryota yang sekaligus anak emas bagi sang ayah dan ibu. 

Saat Ryota pulang kampung untuk ziarah bersama ke makam sang kakak, kamu akan diajak mengikuti kecanggungan interaksinya dengan sang ayah dan anggota keluarga lain. Kejulidan sang ibu dan kakak perempuannya pun tak kalah ngeselin. Namun, ini tipe film yang tak serta-merta menyuguhkan karakter hitam dan putih. Ada kompleksitas dan psikoanalisis yang brilian. 

5. Capernaum (2018)

Capernaum (dok. Sony Classics Pictures/Capernaum)
Capernaum (dok. Sony Classics Pictures/Capernaum)

Capernaum memang lebih sering disertakan dalam kategori drama sosial karena isu migrasi dan pengungsinya yang kuat. Namun, kalau kamu perhatikan lebih jeli, sang sutradara, Nadine Labaki, sedang mengajakmu memikirkan kembali konsep keluarga yang sebenarnya. Film mengikuti Zain (Zain Al Rafeea), bocah 9 tahun di Lebanon yang memilih kabur dari rumah setelah kecewa dengan gaya asuh orangtuanya yang semena-mena. Ia bahkan harus ikut membantu perekonomian keluarga pada usia sekecil itu.

Ia pun terdampar di jalanan bersama para pengungsi asal Suriah dan Afrika Sub-Sahara. Dimulailah petualangannya yang menyayat hati. Salah satu yang paling menyesakkan ialah adegan saat ia menggugat kedua orangtuanya atas dugaan penelantaran anak. Capernaum memang tak punya kemiripan kuat dengan Home Sweet Loan. Usia karakternya saja jauh berbeda, tetapi sama-sama membahas bagaimana keluarga justru bisa jadi faktor stres, bukannya tempat yang aman.

Kelima film tentang keluarga toksik tadi bisa jadi validasi kalau tak semua orang diberkahi keluarga ideal. Marah dan kecewa adalah hak pribadi tiap orang. Sayangnya, sering kali ekspresi itu dibenturkan dengan kultur tertentu yang mengagungkan ikatan keluarga tanpa mau berkompromi dengan kemungkinan dan anomali yang bisa terjadi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us

Latest in Hype

See More

8 Meme Anime tentang Kolam Renang, kok Ada Saitama?

30 Sep 2025, 05:44 WIBHype