5 Karakter Anime Cowok yang Hobi Menyendiri, Bukan Ansos!

Awalnya, Izumi Miyamura selalu terlihat menyendiri dengan membaca buku-buku kesukaan. Dia hampir tidak pernah terlihat sedang menghabiskan waktu istirahat sekolah bersama teman-teman lain.

Karena sikap tersebut, dia dianggap sebagai sosok anti-sosial yang pendiam dan pemurung oleh orang lain. Dia juga dianggap sebagai otaku dengan kecerdasan di atas rata-rata, tetapi sulit didekati.

Kenyataannya, Izumi ialah orang pemalu yang kerap berusaha untuk berinteraksi dengan orang lain. Namun, dia malah dikucilkan dan diintimidasi oleh orang lain ketika masih SMP. Dia dianggap sebagai individu yang suram sehingga tidak pantas untuk dijadikan teman. Semenjak itu, dia merasa pesimis hingga menindik diri sendiri dengan peniti setiap kali keadaan sekolah memberinya waktu yang sulit.

Ciri-ciri paling menonjol yang dimiliki oleh Sakuta Azusagawa adalah kemampuan mempertahan raut wajah yang datar dan cara bicara yang konsisten terlepas dari keadaan emosinya. Sebagai sosok yang tabah, dia mampu menyuarakan apa pun dengan sikap tenang. Namun, dia merupakan individu yang terisolasi secara sosial akibat Sindrom Remaja.

Sakuta memang menyatakan bahwa dia tidak terganggu dengan pikiran orang-orang mengenai dia, bahkan dia mencoba untuk menyesuaikan diri agar diterima oleh orang lain. Namun, dia kerap gagal. Dia juga mengakui bahwa rumor tentang dirinya kadang-kadang cukup menyakitkan untuk didengar. Terlepas dari semua itu, dia sebenarnya baik. Dia tidak peduli jika semua orang membencinya, tetapi dia berharap bahwa ada satu orang yang peduli padanya.

Berbanding tertarik dengan hakikat manusia sebagai makhluk sosial, Hikigaya Hachiman mengaku bahwa dia tidak pernah meminta bantuan sekali pun kepada siapa pun di sekitarnya. Dia tidak akan membiarkan dirinya bergantung pada orang lain sehingga selalu menolak untuk menerima apa pun. Dia adalah sosok penyendiri yang sinis, tetapi dia cukup tabah.

Seiring seri berjalan, Hikigaya mulai memperlihatkan kepribadian yang sebenarnya. Dia sangat perhatian dan peduli terhadap perasaan orang-orang. Dia juga mulai menanggalkan kepercayaan yang dia pegang teguh di masa lalu. Namun, dia belum terbiasa untuk mengungkapkan apa yang dia rasakan. Jadi, dia lebih sering menggunakan logika, fakta, dan teknik yang cukup licik sebagai bentuk pemanfaatan akal cerdas yang dia punyai.

Houtarou Oreki merupakan siswa yang apatis, sinis, dan tenang. Seiring dengan sikap pasif yang dia miliki, dia selalu tampak sedang menghemat tenaga. Dia tidak pernah berusaha untuk melakukan apa pun, kecuali benar-benar diperlukan. Karena sikap itu, dia jarang berbicara dengan siswa lain. Dia juga jarang marah meski sedang kesal. Secara umum, dia tidak pandai mengungkapkan emosi.

Meskipun senang menyendiri, Houtarou tidak pernah merasa keberatan saat seseorang meminta bantuan kepadanya. Contohnya, dia selalu menyelesaikan teka-teki yang ditanyakan oleh Eru Chitanda. Tanpa dia sadari, dia sebenarnya cukup antusias saat dia melakukan sesuatu demi orang lain. Dia memang pemalas, tetapi dia adalah orang baik hati yang peduli pada teman-temannya.

Kiyotaka Ayanokouji adalah siswa yang biasa-biasa saja. Dia tidak mencolok dan tidak 'mengganggu' siapa saja. Meskipun memiliki nilai akademis yang rata-rata, dia mampu mempelajari emosi orang-orang di sekitarnya dengan tepat. Dia memahami sejarah lebih dari siapa pun. Dia juga cenderung menyusun rencana-rencana cerdik dan imajinatif.

Kiyotaka kesulitan untuk berkomunikasi, mungkin disebabkan oleh masa lalunya. Dia selalu canggung sehingga sering gagal dalam usaha menciptakan pertemanan. Saat berbicara dengan orang lain, dia selalu memperlihatkan wajah datar. Akibatnya, dia cenderung mengisolasi dirinya dari teman sebaya. Dia pun disalahpahami oleh orang lain. Dia dianggap sebagai sosok licik dan anti-sosial tanpa sikap acuh sedikit pun terhadap sesama.

Bisa dilihat bahwa lima karakter anime cowok di atas tidak anti-sosial meski mereka memang menyukai kesendirian. Di tengah kesendiriannya, mereka masih memiliki teman, kok.