5 Momen Terbaik di What If...? Season 3, Definisi Eyegasm!

Konsep multiverse yang diusung Marvel Cinematic Universe (MCU) selalu berhasil memikat para penggemar. Bayangkan saja, realitas alternatif dengan alur cerita yang berbeda dari semesta utama. Hal ini membuka kemungkinan tak terbatas bagi para karakter ikonisnya.
Salah satu penerapan apik konsep ini dapat ditengok dalam serial animasi antologi berjudul What If...?. Tayang sejak 2021, serial ini mengajak penonton berandai-andai "bagaimana jika" momen-momen penting dalam sejarah MCU terjadi secara berbeda.
Setelah penantian setahun, What If...? akhirnya kembali dengan musim ketiga sekaligus penutup. Tayang perdana pada Minggu (22/12/2024) dan berakhir pada Minggu (29/12/2024), musim terakhir ini memberikan konklusi yang epik. Episode pamungkasnya menampilkan konsekuensi yang harus diterima Uatu, sang Watcher, akibat intervensi yang sebelumnya ia lakukan.
Namun, keseruan What If...? Season 3 tak hanya terpaku pada episode finalnya saja. Banyak momen terbaik lainnya yang sayang untuk dilewatkan. Mari kita simak lima momen paling ikonik dan tak terlupakan dari What If…? Season 3 yang dijamin akan membuatmu terpukau!
1. Penghormatan kepada Power Rangers

Pernah membayangkan Avengers bergabung dan membentuk robot raksasa layaknya Power Rangers? Hal ini terjadi di episode pertama What If...? Season 3, yang berjudul "What If... the Hulk Fought the Mech Avengers". Konsep yang awalnya terdengar absurd ini ternyata dieksekusi dengan sangat menghibur dan menjadi salah satu momen terbaik di musim ini.
Episode ini menceritakan sebuah realita alternatif di mana Hulk menciptakan monster-monster raksasa mirip Godzilla. Untuk menghadapi ancaman ini, Tony Stark menciptakan mech suit raksasa untuk para Avengers. Namun, yang menarik, mech suit ini tak hanya digunakan secara individual, melainkan juga bisa bergabung membentuk satu robot raksasa.
Penggabungan mech suit ini menjadi momen yang sangat ikonik, karena mengingatkan penonton pada adegan transformasi dan penggabungan robot dalam Power Rangers. Apalagi, saat para Avengers meneriakkan formasi dan mech suit mereka mulai menyatu. Serasa nonton opening serial tokusatsu Jepang!
2. Tarian Agatha dan Kingo: chef's kiss!

Sejak dirilis, What If...? seolah menjadi oase bagi fans yang ingin melihat persilangan karakter-karakter ikonik Marvel yang tak pernah dipertemukan dalam film atau serial MCU. Kita telah melihat pertarungan ideologi antara Killmonger dan Iron Man di musim pertama serta aliansi tak terduga antara Hela dan Ten Rings di musim kedua. Di musim ketiga episode dua, "What If... Agatha Went to Hollywood?", pertemuan antara Agatha Harkness dan Kingo juga menghasilkan kisah yang tak kalah out of the box.
Pertemuan keduanya dimulai ketika Agatha, dalam semesta alternatif ini, berambisi menyerap kekuatan Celestial yang terpendam di Bumi. Untuk mewujudkan ambisinya yang besar ini, Agatha membutuhkan panggung megah, dan ia pun melirik Hollywood. Ia bekerja sama dengan Howard Stark untuk memproduksi film epik yang sebenarnya merupakan kedok ritual sihirnya. Kingo, bintang Bollywood yang terkenal, direkrut untuk menjadi lawan main Agatha dalam film tersebut.
Adegan tarian antara Agatha dan Kingo menjadi salah satu momen terbaik dalam episode ini. Kombinasi musik Bollywood yang energik dengan sentuhan Golden Age Hollywood menciptakan visual glossy yang memanjakan mata. Bahkan ketika Agatha berubah menjadi Celestial di ending, momen ini tetap berdiri tegak dan meninggalkan kesan yang kuat.
3. Perebutan "bayi" Howard the Duck dan Darcy Lewis

Pada 1986, Lucasfilm bersama Universal Pictures merilis Howard the Duck, film adaptasi komik Marvel yang menampilkan sang bebek luar angkasa sebagai tokoh utama. Film ini awalnya mendapat ulasan buruk—sejumlah kritikus menganggapnya tidak lucu dan problematik—dan gagal di box office, meski kini dianggap sebagai cult classic. Nah, episode keempat dari What If…? Season 3, “What If… Howard the Duck Got Hitched?”, seolah menjadi “penebusan dosa” bagi representasi kisah Howard di layar lebar.
Episode ini kembali menghadirkan Howard the Duck dan Darcy Lewis, yang kini telah menikah setelah bertemu di pesta Thor pada What If…? Season 1. Kini, mereka menghadapi tantangan baru dalam membesarkan bayi “ajaib” mereka. Bayi Howard dan Darcy bukanlah bayi biasa, melainkan sebutir telur yang konon memiliki kekuatan luar biasa. Hal ini memicu perebutan sengit dari berbagai pihak yang menginginkan kekuatan telur tersebut.
Pertarungan memperebutkan telur ini menjadi puncak dari keabsurdan dan komedi khas What If…?. Bagaimana tidak, kombinasi bebek luar angkasa dan manusia yang melahirkan telur saja sudah merupakan premis yang unik—dikemas dengan hangat, jauh berbeda dari filmnya. Belum lagi melihat karakter ikonik seperti Nick Fury dan Thanos yang mengejar-ngejar telur bebek. Penulis yakin, deh, kamu bakal susah menahan tawa!
4. Uatu membantu Riri Williams melawan Quentin Beck

Selain para superhero, eksistensi Watcher juga menjadi daya tarik tersendiri dalam What If...?. Awalnya, ia hanya bertugas mengamati tanpa ikut campur. Namun, sosok yang dikenal sebagai Uatu ini akhirnya memutuskan untuk melanggar sumpahnya dengan membantu sejumlah superhero di musim sebelumnya. Episode lima What If...? Season 3, "What If… the Emergence Destroyed the Earth?", menjadi sorotan karena kembali menampilkan momen krusial ini.
Episode ini menampilkan realita alternatif yang sangat suram, di mana Bumi hancur akibat kemunculan Celestial. Di tengah kehancuran tersebut, Riri Williams berjuang melawan versi mengerikan Quentin Beck alias Mysterio. Meski berjuang sekuat tenaga, Riri terus mengalami kegagalan dalam setiap versi realita yang diamati Uatu.
Namun, kegigihan Riri akhirnya menyentuh hati sang pengamat kosmik. Uatu, yang selama empat episode pertama musim ketiga hanya mengamati kehancuran demi kehancuran, memberikan kata-kata penyemangat yang membangkitkan kembali semangat Riri. Intervensi kecil ini menjadi titik balik penting dalam episode tersebut sekaligus menciptakan konsekuensi yang harus ditanggungnya dalam episode selanjutnya.
5. Old Watchers vs. New Watchers

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, intervensi Uatu memicu konflik besar dengan para Watcher senior. Ia melanggar sumpah untuk tidak ikut campur dalam urusan semesta karena merasa perlu melindungi dan membantu para pahlawan. Sementara itu, para Watcher lama, yang dipimpin oleh Eminence, menganggap intervensi Uatu sebagai pelanggaran berat terhadap sumpah mereka.
Namun, jika ia memutuskan untuk tidak melanggar sumpahnya, mungkin kamu takkan bisa melihat momen paling epik sepanjang What If…?, seperti yang ditampilkan dalam episode pamungkas, “What If… What If?”. Episode ini menyuguhkan pertempuran dahsyat antara tim Eminence dan tim Uatu, yang terdiri dari dirinya, Peggy Carter, Kahhori, Storm, dan Byrdie—anak Howard dan Darcy. Untuk mendapatkan kekuatan yang setara dengan para Watcher senior, keempatnya bahkan mengambil sumpah untuk menjadi Watcher.
Tak bisa dimungkiri, momen ketika Peggy Carter dkk. menerima kekuatan Watcher dan bertarung bersama Uatu menghadirkan sensasi eyegasm. Benturan kekuatan kosmik hingga planet yang hancur lebur menjadi pemandangan yang mengerikan sekaligus menakjubkan. Meski berakhir dengan kematian salah satu tokoh sentral, momen ini tetap menjadi akhir yang sempurna dari perjalanan melintasi alam semesta tanpa batas ini.
Dari pertempuran robot raksasa ala Power Rangers hingga tarian memukau Agatha dan Kingo, What If...? Season 3 sukses menyajikan tontonan eyegasm yang sulit dilupakan. Keberanian dalam mengeksplorasi ide-ide liar, dipadukan dengan animasi yang memanjakan mata, menjadikannya sebagai penutup yang manis bagi para penggemar yang haus akan petualangan multiverse. Jadi, buat kamu yang belum sempat menyaksikan, yuk, segera tonton What If...? Season 3 di Disney+!