Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Bintang Rock Dunia yang Meninggal secara Tragis

potret Dimebag Darrell (commons.wikimedia.org/GabrielMetaleiro)

Genre rock and roll populer di Amerika Serikat pasca-Perang Dunia II atau sekitar era 1950-an. Meski populer, genre ini justru dibenci oleh generasi terbesar dan generasi bisu—generasi sebelum baby boomers. Namun, genre ini sangat lekat kaitannya dengan baby boomers.

Goyangan khas Elvis Presley dan Chuck Berry atau lantunan piano Little Richard serta Jerry Lee Lewis sangat populer selama paruh kedua abad ke-20. Sayangnya, kehadiran rock and roll ini justru membuat degenerasi moral. Itu karena hadirnya gaya hidup bebas, seperti seks bebas dan obat-obatan terlarang. Istilah live fast, die young ini memang benar adanya bagi banyak bintang rock pada masa itu.

Para bintang rock dianggap mirip seperti manusia setengah dewa bagi penggemarnya. Namun, mereka hanyalah manusia biasa yang punya keterbatasan seperti manusia pada umumnya. Di balik semua kemewahan dan kesenangan, para bintang rock ini justru hidup tidak tenang, mengalami depresi, ketergantungan pada obat-obatan terlarang atau alkohol, serta menderita penyakit. Nahasnya lagi, ada di antara mereka yang mengalami kecelakaan tragis. Berikut ini kita akan membahas beberapa bintang rock yang meninggal secara tragis.

1. Eddie Cochran memprediksi kematiannya sendiri pada usia yang masih sangat muda

potret Eddie Cochran (commons.wikimedia.org/Liberty Records)

Pada 3 Februari 1959, tiga bintang rock and roll awal, Buddy Holly, Ritchie Valens, dan JP Richardson atau yang dikenal sebagai The Big Bopper, tewas dalam kecelakaan pesawat. Mereka sedang dalam perjalanan tur konser di wilayah Midwest, Amerika Serikat Barat Tengah. Tiga musisi rock ini meninggal di puncak karier mereka sebagai bintang rock awal.

Kecelakaan itu juga berdampak besar pada salah satu teman musisi mereka, yakni Eddie Cochran. Cochran merupakan bintang rock and roll awal yang terkenal dengan lagu "Summertime Blues" dan "Twenty Flight Rock". Selain itu, Cochran juga membintangi film The Girl Can't Help It (1956) dan Go Johnny Go! (1959) yang membuat namanya semakin populer.

Uniknya, Eddie Cochran pernah memprediksi kematiannya sendiri. Cochran yakin bahwa dia akan meninggal setelah tewasnya Buddy Holly, Ritchie Valens, dan JP Richardson. Prediksinya ini benar adanya.

Saat melakukan tur konser di Inggris pada 1960 dengan sesama musisi, Gene Vincent, firasat Eddie Cochran menjadi kenyataan. Setelah tampil pada Sabtu, 16 April 1960, Gene Vincent, Eddie Cochran, dan musisi lainnya mengalami kecelakaan tunggal. Cochran kritis dan meninggal keesokan harinya, bertepatan dengan Minggu Paskah, pada usia 21 tahun. Lantas, dia menjadi satu-satunya orang yang tewas dalam kecelakaan tersebut.

2. Kecelakaan tragis 2 anggota band

potret The Allman Brothers Band pada 1969: (belakang dari kiri) Duane dan Gregg Allman; (depan dari kiri) Butch Trucks, Dickey Betts, Berry Oakley, dan Jaimoe (commons.wikimedia.org/Unknown author)

Fillmore East, album ketiga The Allman Brothers Band, dirilis pada Juli 1971. Sejak saat itu, band rock Amerika ini menjadi bintang besar setelah dua album pertama mereka gagal secara komersial. Adapun, album live ketiga ini dipuji sebagai mahakarya terhebat mereka. Rolling Stone bahkan menempatkannya pada peringkat ke-49 dalam 500 Album Terbaik Sepanjang Masa.

Pemimpin band ini adalah gitaris bernama Duane Allman. Sebelumnya, Allman pernah menjadi gitaris studio musisi terkenal, seperti Aretha Franklin, Wilson Pickett, dan Eric Clapton. Namun, nasib baik tak lagi memihak kepada Allman. 

Pada 29 Oktober 1971, Duane Allman mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motor di Macon, Georgia, Amerika Serikat. Saat itu, Allman menabrak truk yang sedang menepi di pinggir jalan. Allman lantas terpental cukup jauh dari motornya. Meski masih sadar saat dibawa ke rumah sakit, sang gitaris meninggal beberapa jam kemudian karena cedera yang dialaminya.

Setelah band ini kehilangan sosok terbaiknya, tragedi kembali terjadi. Pada 11 November 1972, bassist The Allman Brothers Band yang bernama Berry Oakley menabrak sebuah bus saat mengendarai sepeda motornya sendiri. Ia meninggal karena pembengkakan otak. Kecelakaan itu terjadi tak jauh dari kecelakaan fatal yang menewaskan Duane Allman. Kedua musisi rock tersebut sama-sama meninggal pada usia 24 tahun dan dimakamkan bersebelahan di Pemakaman Rose Hill di Macon.

3. Keith Moon meninggal di tempat yang sama seperti Mama Cass Elliot

potret Keith Moon, drumer The Who (commons.wikimedia.org/Jim Summaria)

Drumer band The Who, yang bernama Keith Moon, adalah salah satu pemain drum terhebat pada masanya. Ia berada di posisi kedua dalam daftar 100 Drumer Terbaik versi Rolling Stone. Di samping itu, Keith Moon merupakan seorang pelopor yang merusak alat musiknya sendiri saat manggung. Ia pun terkenal dengan kebiasaannya yang suka mengonsumsi alkohol dan narkotika.

Pada 4 Januari 1970, Keith Moon terlibat pertikaian di sebuah pub, klub malam. Saat mencoba melarikan diri, Moon mengemudikan mobil dalam keadaan mabuk. Secara tidak sengaja, ia menabrak hingga menewaskan teman sekaligus sopirnya. Menurut temannya, Larry Smith, kejadian tragis itu sangat mengejutkan sang drumer, hingga ia terus-terusan dihantui rasa bersalah.

Keith Moon sendiri meninggal 8 tahun kemudian pada 7 September 1978. Moon meninggal pada usia 32 tahun karena overdosis Heminevrin. Di sisi lain, ia meninggal pada usia dan tempat yang sama (flat milik Harry Nilsson) dengan kematian Mama Cass Elliot 4 tahun sebelumnya.

4. Keith Relf meninggal tersetrum listrik saat bermain gitar

potret band The Yardbirds pada 1965: (dari kiri ke kanan, lalu atas ke bawah) Jeff Beck, Paul Samwell-Smith, Keith Relf, ​​Chris Dreja, dan Jim McCarty (commons.wikimedia.org/KRLA Beat/Beat Publications, Inc.)

The Yardbirds adalah band rock asal Inggris yang beranggotakan musisi-musisi ternama pada masanya, yaitu Eric Clapton, Jeff Beck, Jimmy Page, dan Keith Relf. Band ini masuk dalam daftar 100 Artis Terbaik versi Rolling Stone. Sayangnya, The Yardbirds sering gonta-ganti anggota band dan bubar pada 1968.

Namun, salah satu anggota band mereka, Keith Relf masih melanjutkan karier bermusiknya saat mantan anggota band yang lain, seperti Eric Clapton, sukses di industri musik pada era 1970-an. Nahas bagi Relf, pada 14 Mei 1976 ia tewas tersetrum saat bermain gitar listrik di ruang bawah tanahnya. Relf meninggal pada usia 33 tahun.

5. Richard Manuel bunuh diri setelah tampil di sebuah acara

Richard Manuel tampil bersama The Band di Hamburg pada Mei 1971. (commons.wikimedia.org/Heinrich Klaffs)

The Band adalah band rock asal Kanada yang diisi oleh drumer Levon Helm, bassist Rick Danko, dan vokalis Richard Manuel. Manuel adalah vokalis yang multitalenta dan mampu menyanyi dalam falseto. Terlepas dari bakatnya yang serbabisa dalam industri musik, Richard Manuel justru berjuang melawan kecanduan alkohol dan narkotika yang dialaminya.

Pada 1977, The Band bubar. Lalu, mereka comeback 6 tahun kemudian tanpa gitaris dan penulis lagunya, Robbie Robertson. Sayangnya, pada 4 Maret 1986, Richard Manuel bunuh diri setelah band ini tampil di Winter Park, Florida. Diketahui, Manuel memang berjuang melawan kecanduan narkoba dan alkohol. Ia pun depresi karena meninggalnya manajer dan mentornya yang bernama Albert Grossman pada awal tahun itu.

Richard Manuel meninggal pada usia 42 tahun. Kepergiannya sangat mengejutkan banyak orang, khususnya orang-orang yang mengenalnya. Teman sekaligus penggemarnya, Eric Clapton, menciptakan lagu untuk menghormatinya yang berjudul "Holy Mother."

6. Tom Fogerty meninggal karena tuberkulosis setelah menderita AIDS

anggota band Creedence Clearwater Revival pada 1968: (dari kiri ke kanan) Tom Fogerty, Doug Clifford, Stu Cook, dan John Fogerty (commons.wikimedia.org/Fantasy Records)

Pertengkaran antara adik kakak bukanlah hal yang aneh, apalagi jika dua saudara kandung tersebut sama-sama menempuh karier di industri musik. Namun, hanya sedikit yang mengarah pada perseteruan tragis seperti yang menimpa dua gitaris band rock Creedence Clearwater Revival, John dan Tom Fogerty. Meski seorang adik, John Fogerty lebih dominan di band tersebut dan menjadi pemimpin karena dia pintar menulis lagu sekaligus menjadi vokalis. John pun lebih terkenal dibandingkan yang lainnya pada akhir 1960-an. 

Tom Fogerty, yang merupakan kakak John, tidak suka jika adiknya menjadi pemimpin band tersebut. Nah, setelah rilisnya album Pendulum pada 1970, Tom memutuskan untuk keluar dari band. Dua tahun kemudian, Creedence Clearwater Revival bubar karena perseteruan yang terjadi antara John dan dua anggota band yang tersisa.

Pada 1980-an, Tom Fogerty terjangkit AIDS lewat transfusi darah. Meski begitu, ia dan John masih berselisih. Sayangnya, Tom meninggal dunia karena tuberkulosis pada 6 September 1990, tepatnya pada usia 48 tahun.

7. Seorang penggemar menembak gitaris legendaris Dimebag Darrell

potret Dimebag Darrell (commons.wikimedia.org/GabrielMetaleiro)

Tanggal 8 Desember 1980 menjadi hari yang suram dalam sejarah musik. Pasalnya, pada malam tersebut, mantan gitaris sekaligus penulis lagu The Beatles, John Lennon, ditembak oleh penggemarnya sendiri yang bernama Mark David Chapman. Ini terjadi saat Lennon berjalan ke gedung apartemennya di New York City. Adapun, 24 tahun setelahnya, pemain gitar legendaris bernama Darrell Abbott dibunuh pada tanggal yang sama.

Saat tampil di atas panggung dengan band barunya bernama Damageplan, Darrell Abbott alias Dimebag Darrell ditembak oleh penggemarnya. Pelakunya adalah Nathan Gale yang juga merenggut nyawa tiga orang lainnya: karyawan klub Erin A Halk, Nathan Bray, dan anggota kru panggung Damageplan bernama Jeff Thompson alias Mayhem. Nathan Gale sendiri berhasil dilumpuhkan petugas polisi beberapa menit setelah penembakan.

Banyak sisi kelam yang tak terlihat publik mengenai kehidupan para seleb. Di sisi lain, para seleb atau musisi rock ini mencoba memperlihatkan sisi baik melalui karya-karya musik mereka. Namun, masalah demi masalah tetap akan selalu terjadi. Adapun, kematian mereka tak luput dari momen memilukan yang mungkin juga dialami oleh beberapa orang di luar sana.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Amelia Solekha
EditorAmelia Solekha
Follow Us