7 Sutradara Kulit Hitam yang Karyanya Wajib Kamu Tonton

Beberapa dekade lamanya, industri hiburan dunia dikuasai tokoh-tokoh kulit putih. Tak terkecuali di sektor perfilman. Ini pula yang sempat membuat industri film jenuh dengan cerita-cerita yang berkutat pada kehidupan dan perspektif orang kulit putih. Bahkan whitewashing (menggunakan jasa aktor kulit putih untuk memerankan karakter non-kulit putih) jadi praktik yang umum dilakukan.
Sampai woke culture datang dan mengubah segalanya. Woke culture sendiri muncul sebagai bentuk protes terhadap diskriminasi rasial sistematis yang ada di Amerika Serikat. Namun, seiring berjalannya waktu, budaya woke meluas ke berbagai aspek lain, seperti kesetaraan gender, inklusivitas, serta keadilan secara umum. Woke culture pula yang membuat produk budaya yang merepresentasikan perspektif non-kulit putih jadi krusial dan dicari keberadaannya.
Kalau kebetulan kamu salah satu yang penasaran dengan perspektif warga kulit hitam, coba tonton karya tujuh sutradara berikut. Mereka layak disebut sutradara kulit hitam paling berpengaruh saat ini berkat karya-karyanya yang berkualitas.
1. Jordan Peele, sang maestro horor-psikologi modern

Bicara sutradara kulit hitam paling berpengaruh saat inipasti langsung membuatmu terpikir sosok Jordan Peele. Sejak merilis Get Out pada 2017, Peele memang dapat sorotan masif. Film itu seolah menandai kemunculan subgenre baru bernama horor sosial.
Peele kemudian merilis dua film lain yang tak kalah sukses, seperti Us (2019) dan Nope (2022). Tak hanya berisi komentar sosial dan psikoanalisis, semua filmnya selalu berlakonkan tokoh-tokoh non-kulit putih. Sebelum dikenal sebagai sutradara film horor seperti sekarang, Peele adalah penulis naskah yang sering memproduksi serial dan sketsa komedi.
2. Steve McQueen sering angkat sejarah warga kulit hitam yang jarang diekspos

Sebelum Jordan Peele muncul ke permukaan, sosok Steve McQueen sudah lebih dulu dikenal publik. Menariknya, ia tak langsung mengangkat film-film dengan perspektif kulit hitam. Film fitur debutnya adalah Shame (2011) yang mengusung balada laki-laki dengan kelainan seksual.
Barulah setahun kemudian, ia mulai mengulik sejarah warga kulit hitam. Dimulai dengan 12 Years A Slave yang berjaya di Academy Awards 2013. Dilanjut serial Small Axe (2020) dan Uprising (2021). Film terbarunya Occupied City (2023) masih bicara sejarah, tetapi fokus ke isu holocaust.
3. Spike Lee setia hadirkan lakon kulit hitam dalam karyanya

Aktif sejak 1980-an, Spike Lee bisa dibilang sutradara kulit hitam paling prolifik alias produktif. Sejak awal kemunculannya, Lee setia menciptakan protagonis kulit hitam dalam karyanya. Coba tonton sinema-sinema lawasnya macam She's Gotta Have It (1986), Jungle Fever (1991), Malcolm X (1992), dan 4 Little Girls (1997).
Meski sudah lama berkarier sebagai sutradara, Spike Lee baru meraih piala Oscar pada 2019 lewat film BlacKkKlansman (2018). Padahal, ia sudah beberapa kali raih nominasi, termasuk untuk film aksi Da 5 Bloods (2020). Sudah nonton film Spike Lee yang mana saja, nih?
4. Film-film Ava DuVernay gak pernah gagal menggugah penontonnya

Memulai kariernya sebagai penulis naskah, Ava DuVernay akhirnya dikenal luas kala filmnya Selma (2014) merengkuh piala Oscar dan Critics Choice Awards pada 2015. DuVernay adalah sineas yang pandai menggugah hati penontonnya. Kalau tak percaya coba tonton juga serial When They See Us (2019) dan Queen Sugar (2016—2022).
Tak lupa satu film terbarunya, Origin (2023), yang diadaptasi dari sebuah buku nonfiksi. Penyuka sejarah dan isu sosial harus nonton karya-karyanya DuVernay. Representasi kulturalnya akurat dan caranya mengemas plot benar-benar menghipnotis.
5. Barry Jenkins, si spesialis film melankolis

Barry Jenkins juga layak dapat titel sutradara kulit hitam paling berpengaruh saat ini. Ia debut pada 2008 lewat film romantis independen, Medicine for Melancholy. Selang 8 tahun, ia mengguncang dunia lewat film Moonlight (2016) yang memenangkan tiga piala Oscar sekaligus.
Dua tahun kemudian, ia merilis If Beale Street Could Talk (2018) dan kembali merengkuh Oscar. Sangat mudah mengidentifikasi gaya sinematik Barry Jenkins. Bahkan film-film yang ia produseri pun punya nuansa yang sama, yakni melankolis.
6. Alice Diop, visual essayist kulit hitam Prancis yang harus kamu tahu

Di luar sistem Hollywood, kamu bisa coba tonton pula karyanya Alice Diop. Ia adalah sutradara Prancis keturunan Senegal yang lebih sering menggarap film dokumenter, seperti We (2020), On Call (2016), dan Towards Tenderness (2016). Namun, caranya mengemas dan mencari isu buat diangkat benar-benar unik.
Diop sering mengekspos kehidupan para pekerja migran dan keturunan imigran di Prancis. Pada 2022, Diop akhirnya merilis film fitur debutnya, Saint Omer. Meski fiktif, film dikemasnya ala docufiction, amat observatif dan kontemplatif.
7. Ousmane Sembene, sutradara legenda Senegal yang karya-karyanya eye-opening

Tak adil bila melewati Ousmane Sembene dalam daftar sutradara kulit hitam paling berpengaruh. Berkat karya-karya yang ia rilis pada 1960—1980-an, kita bisa belajar banyak hal soal dinamika pascakemerdekaan di negara-negara Afrika, khususnya Senegal.
Beberapa film prominen Sembene antara lain Mandabi (1968), Xala (1975), dan Black Girl (1966). Ada yang dikemas ala film komedi, ada juga yang drama mengharu biru. Sayang banget kalau melewatkan kesempatan nonton karya sang legenda.
Jenuh dengan film Hollywood yang masih white-centric? Langsung lakukan manuver dengan cari film karya sutradara kulit hitam. Kamu bakal menemukan perspektif menyegarkan dari mereka.