Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Film Feminis Turki untuk Peminat Isu Perempuan

Watchtower (dok. Pelin Esmer Film/Watchtower)

Industri film Turki masih dikuasai sineas pria. Film-film yang mewakili negara itu di ajang-ajang bergengsi pun masih datang dari Nuri Bilge Ceylan (Once Upon A Time in Anatolia, Winter Sleep, About Dry Grasses), Reha Erdem (My Only Sunshine, Kosmos, Jin, Big Big World, ), Semih Kaplanoğlu (Bal, Milk, Egg), dan lain sebagainya. 

Meski tidak serta merta mengabaikan peran perempuan, masih jarang film yang benar-benar fokus mengikuti sudut pandang perempuan dan membahas isu-isu sensitif berkenaan dengan opresi serta diskriminasi berbasis gender. Beruntungnya, sejak 2010-an, sineas-sineas perempuan Turki mulai bermunculan. Isu-isu soal patriarki yang dulunya dihindari atau tak jadi titik berat mulai diangkat. Seperti yang dilakukan beberapa sutradara mereka berikut ini. 

1. Watchtower (2012)

Watchtower (dok. Pelin Esmer Film/Watchtower)

Watchtower ditulis dan disutradarai sendiri oleh sineas perempuan Turki Pelin Esmer. Penonton akan mengikuti kehidupan seorang pria yang bekerja menjaga gardu di tengah hutan. Kesehariannya membosankan dan tampak sepi, sampai ia bertemu dengan seorang perempuan yang tertolak dari masyarakat karena musibah yang menimpanya.

Meski tak banyak dialog, film ini sukses menampar keras patriarki. Ditulis dari sudut pandang perempuan, protagonis pria di dalamnya pun digambarkan punya kualitas-kualitas maskulinitas positif. Hal yang bikin Watchtower makin menarik adalah keberadaan plot twist yang dimunculkan di tengah film. 

2. Mustang (2015)

Mustang (dok. CG Cinema/Mustang)

Mustang bisa dibilang salah satu film paling populer asal Turki. Ia digarap sutradara Deniz Gamze Ergüven dan mengangkat isu pernikahan anak yang masih umum ditemukan di wilayah-wilayah pedesaan Turki. Lensa kamera akan mengikuti lekat-lekat sosok Lale dan empat kakak perempuannya yang tinggal bersama kakek dan nenek mereka.

Saat mereka dianggap melanggar norma, kakek dan nenek mereka memutuskan untuk menikahkan kelimanya satu per satu berdasar urutan usia. Namun, tak disangka keputusan itu membuat salah satu dari mereka bertindak nekat. Ketegangan di dalamnya dibangun selambat mungkin, tapi siap menusuk penonton pada waktu tak terduga. 

3. Something Useful (2017)

Something Useful (dok. Arthood Entertainment/Something Useful)

Something Useful adalah film fitur ketiga dari Pelin Esmer yang masih setia mengikuti sudut pandang perempuan. Kali ini lewat dua perempuan yang secara kebetulan bertemu di kereta saat akan menuju tujuan masing-masing. Mereka adalah pengacara yang akan menghadiri reuni dan mahasiswa yang akan wawancara kerja. Namun, seiring mereka terus berbagi cerita, tujuan sebenarnya dari masing-masing tokoh pun mulai terkuak. 

4. Snow and the Bear (2023)

Snow and the Bear (dok. Toronto International Film Festival/Snow and the Bear)

Snow and the Bear karya Selcen Ergun kurang lebih bercerita tentang perawat yang ditugaskan untuk mengisi pos kosong di desa terpencil. Sebagai perempuan berusia muda, ia sering diremehkan penduduk setempat, terutama para laki-laki yang tak percaya dengan kapabilitasnya. Hingga sebuah kasus hilangnya seorang warga lokal menyeruak dan sang perawat terjebak di tengah pusaran kasus itu. 

5. Present Tense (2012)

Present Tense (dok. Filmbüfe Film Production/Present Tense)

Ini tentang perempuan muda asal Turki yang tak punya pekerjaan dan lelah dengan segala drama kehidupan di negerinya sendiri. Ia beraspirasi untuk pergi merantau ke luar negeri, tetapi ia tak punya cukup modal. Guna memastikan rencananya bisa terealisasi, ia pun menyamar jadi cenayang yang bisa membaca masa depan lewat daun teh. Bukan langkah yang bijak, tetapi membawanya menemukan banyak pencerahan dan pelajaran hidup. Salah satu karya terbaik dari sineas feminis Turki, Belmin Söylemez.

6. Queen Lear (2019)

Queen Lear (dok. Pelin Esmer Film/Queen Lear)

Film dokumenter Queen Lear  karya Pelin Esmer akan mengajakmu mengikuti keseharian sekelompok pemain teater yang berkeliling dari desa ke desa di Turki. Semua anggotanya perempuan paruh baya dan masing-masing punya kisah sendiri yang mendasari pilihan mereka itu. Salah satunya seorang perempuan yang punya cita-cita jadi perawat, tetapi dipaksa orangtuanya untuk tetap jadi peternak dan bekerja di rumah. 

7. My Only Sunshine (2008)

My Only Sunshine (dok. Atlantik Film/My Only Sunshine)

Meski datang dari sutradara laki-laki, Reha Erdem, film ini cukup lihai memotret sudut pandang perempuan di tengah masyarakat patriarki. Erdem mendapuk aktris muda Elit Iscan sebagai Hayat, bocah perempuan 14 tahun yang tinggal bersama kakek dan ayahnya. Kakeknya tergolek lemah di kasur dan sang ayah sibuk mencari nafkah.

Otomatis, Hayat harus mengurusi masalahnya sendiri dan mempertahankan diri di tengah tekanan masyarakat yang tak ramah pada perempuan. Apalagi ia berada di usia peralihan dari anak-anak menuju remaja. Dengan pendekatan ala dongeng, ini film yang menghibur, tetapi tetap sarat kritik sosial. 

8. Clair Obscur (2016)

Clair Obscur (dok. Netflix/Clair Obscur)

Clair Obscur garapan sutradara perempuan Turki Yeşim Ustaoğlu ditulis dari dua sudut pandang yang berbeda. Satu seorang psikiater perempuan yang hidup mapan di kota dan seorang gadis desa yang dipaksa menikah dengan pria berusia lanjut. Pada satu momen, takdir mempertemukan mereka dan dari situ, penonton seakan dibuat geram dengan fakta bahwa hidup mereka tak jauh berbeda. Padahal mereka datang dari tatanan sosial berbeda, liberal dan konservatif. 

Film feminis Turki bisa jadi hiburan menyegarkan untukmu. Sudut pandang dan wawasan barunya bakal bikin kamu makin melek akan isu-isu perempuan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us