8 Film & Series Marissa Anita di Netflix, Ada Nightmares and Daydreams

Jika mendengar 'Galih dan Ratna', tentu kita akan teringat dengan lagu lawas yang pernah disenandungkan dengan merdu oleh mendiang Chrisye. Saking legendarisnya lagu tersebut, kisah asmara Galih dan Ratna juga sudah beberapa kali diangkat menjadi film dan drama musikal.

Di versi kali ini, Galih dan Ratna tampil dengan plot dan visual yang lebih kekinian tanpa mengesampingkan drama romansa yang berliku khas dua remaja SMA antara Galih (Refal Hady), pria yang sangat pendiam dan Ratna (Sheryl Sheinafia), siswi pindahan dari Jakarta.

Keduanya dikisahkan sama-sama memiliki ketertarikan di bidang musik, apalagi Ratna juga berbakat dalam menulis lirik lagu. Usai berkenalan berkat walkman milik Galih, hubungan keduanya kian dekat dan bersambung dengan pertemuan lainnya dan berkembang dengan berbagai pembahasan dan kejadian menarik.

Ratna juga diceritakan memiliki sahabat baik bernama Tantri (Marissa Anita) yang kerap menjadi tempat curahan hatinya di kala Ratna merasa bimbang dan pilu. Sayangnya, pilihan hidup serta perbedaan status dan ekonomi di antara Galih dan Ratna pelan-pelan menjadi batu sandungan dan menimbulkan masalah pelik bagi hubungan keduanya. 

Turut disutradarai oleh Joko Anwar, Perempuan Tanah Jahanam mengisahkan perjalanan Maya (Tara Basro) dalam mengungkap misteri yang menyelimuti masa lalu keluarganya. Ditemani oleh rekan kerjanya, Dini (Marissa Anita), Maya berencana untuk rehat sejenak dengan mengunjungi desa leluhurnya usai mengalami berbagai masalah dalam dunia pekerjaan.

Maya juga berencana untuk mencari lebih dalam terkait soal keluarganya di desa tersebut setelah menerima informasi akan mendapatkan warisan jika berkunjung ke tanah leluhurnya. 

Alih-alih bisa menikmati perjalanannya di desa, kedatangan Maya dan Dini justru disambut dengan nuansa mencekam dan tatapan dingin dari warga sekitar. Tanpa disadari oleh Maya, masyarakat desa tersebut ternyata sudah sejak lama mencari keberadaan Maya dan berniat membunuhnya.

Sampai pada suatu malam, Maya kemudian menemukan berbagai fakta mengejutkan terkait masa lalu dirinya dan keluarganya. Usai mengetahui hal tersebut, Maya harus bergegas untuk berjuang menyelamatkan diri, begitupun Dini yang turut terjebak dan berulangkali mendapat teror. Berdurasi 1 jam 46 menit, film ini dibintangi aktor dan aktris kenamaan lainnya seperti Ario Bayu, Arswendy Bening Swara hingga Christine Hakim.

Disutradarai oleh Naya Anindita, Eggnoid: Cinta dan Portal Waktu merupakan film adaptasi dari komik Webtoon yang sempat viral. Mengusung genre romance-science fiction, film ini mengisahkan seorang remaja bernama Kirana (Sheila Dara) yang menemukan teman baru, Eggy (Morgan Oey).

Namun, Eggy bukanlah manusia, melainkan makhluk dari masa depan yang muncul dari sebuah telur raksasa. Eggy dikirim dari masa depan untuk menghibur Ran, nama panggilan Kirana, yang selalu merasa sedih saat meratapi foto kedua orangtuanya yang telah meninggal dunia. 

Kemunculan Eggy tentu memberi warna dan semangat baru untuk Ran. Mereka menjalani hari-hari mengasyikkan seperti layaknya sahabat. Petaka kemudian tiba ketika Eggy mulai jatuh hati kepada Ran. Pasalnya, Eggy diwajibkan menaati sejumlah aturan ketika ditugaskan ke timeline kehidupan Ran bahwa dirinya dilarang untuk berkencan ataupun jatuh cinta.

Jika melanggar, Eggy otomatis akan dipulangkan kembali ke masa depan dan seluruh memorinya akan dihapus untuk diprogram ulang. Film ini juga memperlihatkan Marissa Anita yang tampil bersahaja sebagai sosok ibu yang begitu dirindukan oleh putrinya, Ran.

Sempat menuai perbincangan hangat di media sosial saat masa pandemi Covid-19, Quarantine Tales berisi lima film pendek yang menggambarkan kehidupan masyarakat yang dihadapi selama pandemi.

Film omnibus atau film gabungan ini digarap oleh lima sutradara berbeda dengan berbagai kisah yang menarik, mulai dari Dian Sastrowardoyo yang menggarap segmen Nougat, Ifa Ifansyah dengan garapan segmen Cook Book-nya, Sidhrata Tata yang menggarap segmen The Protocol, Jason Iskandar di segmen Prankster dan Aco Tenri yang membuat segmen Happy Girls Don't Cry. Marissa Anita pun andil memerankan dua karakter berbeda, yakni sebagai Ubay di segmen Nougat dan Risa di segmen Happy Girls Don't Cry.

Secara garis besar, film Nougat mengangkat fenomena zoom meeting dan video call yang semakin hype saat masa PSBB. Selanjutnya, Cook Book terinspirasi dari kondisi masyarakat yang mulai ramai belajar memasak selama pandemi. Kemudian, The Protocol tercetus dari keputusan pemerintah untuk membebaskan tahanan di masa awal pandemi.

Lalu, Prankster mengusung tema berbagai konten prank yang dianggap menghibur namun juga sering meninggalkan masalah dan polemik. Terakhir, Happy Girls Don't Cry mencoba mengangkat fenomena giveaway di media sosial dengan menampilkan berbagai usaha di balik para pemburunya.

Ditinggal oleh ibunya sejak usia 5 tahun, Ali (Iqbaal Ramadhan) yang kini sudah tumbuh remaja lantas bertekad kuat untuk terbang ke New York demi mencari ibunya (Marissa Anita). Berbekal uang hasil sewa rumah, Ali kemudian berangkat ke New York dan memulai pencarian.

Mencoba bertanya kepada warga sekitar dengan menunjukkan foto ibunya, usaha Ali tetap tak membuahkan hasil. Sampai ketika dirinya bertemu dengan diaspora asal Indonesia, yaitu Party (Nirina Zubir), Ance (Tika Panggabean), Biyah (Asri Welas) dan Chinta (Happy Salma).

Berbagai suka duka dijalani oleh Ali bersama para diaspora yang sangat kompak dan menghibur. Bahkan, Ali juga dibantu mencari ibunya. Setelah menemukan informasi terkait alamat baru ibunya, Ali kemudian menyiapkan kotak bekal berisi rendang yang akan diberikan untuk ibunya nanti.

Sayangnya, Ali harus menelan pil pahit saat melihat fakta mengejutkan terkait ibunya. Ali yang merasa terluka kemudian berusaha menata hati dan mempertanyakan banyak hal kepada ibunya tersebut. Harus diakui, ekspresi wajah, gestur dan aksi peran Marissa Anita di film ini begitu apik dalam memerankan Mia, ibunya Ali.

Tampil dengan premis menarik, film ini mengisahkan tentang kehidupan Yuni (Arawinda Kirana), remaja perempuan yang dihadapkan oleh pilihan antara melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau menikah di usia muda selepas SMA seperti kebanyakan remaja di kampungnya.

Ibu Lies (Marissa Anita) selaku guru Yuni, melihat potensi besar dari perolehan nilai akademik Yuni dan mencoba mengarahkan Yuni untuk mengambil beasiswa dengan syarat belum menikah. Namun, tuntutan sosial membuat diri Yuni bimbang, termasuk ketika dua orang pria datang melamarnya dan terbetik kembali mitos seputar menolak lamaran yang semakin membayangi Yuni.

Di sisi lain, Yuni dan teman-temannya kerap memberi dukungan kepada Suci (Asmara Abigail), sahabat Yuni yang putus sekolah dan sibuk mengurus bayi seorang diri usai bercerai dengan suaminya karena seringkali menjadi korban KDRT.

Hal yang menimpa Suci ini juga turut membuat Yuni memikirkan bayang-bayang kesulitan yang ditanggung oleh perempuan, termasuk urusan domestik, pilihan hidup, standar sosial dan pernikahan.

Film garapan Kamila Andriani ini bahkan telah meraih penghargaan di festival film internasional. Gak heran, jika film ini memang menyuguhkan pesan yang begitu mendalam dengan mencoba menggambarkan perempuan Indonesia yang kerap menghadapi berbagai stigma sosial dan budaya patriarki selama hidupnya. 

Film ini merupakan spin-off dari film Love For Sale yang begitu booming di tahun 2018. Hadir dengan premis yang unik, Arini by Love.inc akan membantu menjelaskan sosok Arini lebih dalam seperti masa lalu nya dan bagaimana Arini bisa menjadi salah satu hot picks dari dating apps, Love.inc.

Film ini diawali dari perjalanan hidup Arini (Della Dartyan) dan momen saat dirinya sedang melamar pekerjaan sebagai agen di Love.inc, perusahaan yang menyediakan jasa dan pelayanan untuk membahagiakan kliennya. Arini kemudian berhasil lolos menjadi agen dan bertanggung jawab atas kebahagiaan kliennya.

Keseluruhan agen yang bekerja di perusahaan ini berada di bawah arahan dan perintah dari Diana (Marissa Anita), pimpinan Love.inc yang begitu tegas. Selama menjadi agen, Arini merasa hal-hal seperti rindu dan cinta hanyalah sebatas pekerjaan saja, bukan seperti yang dirasakan orang-orang pada umumnya.

Namun gaji besar yang diperoleh Arini sebagai agen tidak serta-merta membuat dirinya bahagia. Arina mulai merasa kehilangan jati dirinya saat menyadari bahwa ia seperti terjebak di dalam dunia yang asing, hingga dirinya merasa sulit membedakan keadaan dunia nyata dan dunia maya.

Usai lebih dari seminggu sejak penayangan perdananya, serial Nightmares and Daydreams nyatanya masih tetap mencuri perhatian dan masih menempati tiga besar serial paling banyak ditonton di Netflix.

Marissa Anita merupakan sosok di balik tokoh Rania, seorang penulis yang sedang berjuang merampungkan novelnya. Rania ternyata memiliki kemampuan bisa 'memasuki' jiwa seseorang saat dirinya menuliskan kisah tentang seorang perempuan yang menjadi korban KDRT yang bisa merasakan secara nyata rasa sakit yang dialmi para korban saat dianiaya.

Namun, ketika berbagai momen mengerikan mulai menghantui Marissa, ia pun mulai merasa bahwa dirinya bukan termasuk manusia biasa. Aksi peran Marissa Anita terlihat begitu magis ketika mendalami karakternya sebagai Rania yang benar-benar mengaduk emosi penonton.

Berjumlah 7 episode dengan berbagai latar waktu dan kisah, serial ini menghadirkan lebih dari 60 aktor dan aktris kenamaan Tanah Air termasuk di antaranya Ario Bayu, Kiki Narendra hingga Luman Sardi. 

Menilik dari berbagai peran yang dilakoni oleh Marissa Anita dalam deretan film dan serial di atas, gak heran jika performa karier Marissa Anita di dunia perfilman kian cemerlang. Bahkan, sejumlah project film dan serial lainnya juga sudah antre menunggu untuk siap dirilis usai proses produksinya rampung.

So, jangan lupa untuk menyaksikan serial terbarunya, Nightmares and Daydreams serta deretan film seru lain yang dibintangi oleh Marissa Anita di Netflix, ya!