Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Adegan Film Thor yang Dibuat Persis seperti di Komik

Thor
Thor (dok. Disney Studios Motion Pictures/Thor)
Intinya sih...
  • Odin mengusir Thor ke Bumi dalam Thor (2011)
    • Momen penting dalam kisah asal-usul Thor diadaptasi setia dari komik.
    • Kisah ini membentuk karakter Thor dari dewa arogan menjadi pahlawan bijak.
    • Ragnarok menghancurkan Asgard dalam Thor: Ragnarok (2017)
      • Alur cerita diambil langsung dari komik Thor #80—85 (2004).
      • Pesan utamanya tetap sama seperti yang diceritakan di komik.
      • Loki merebut takhta Asgard dalam Thor: The Dark World (2013)
        • Inspirasi MCU berasal dari kom
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Beberapa adegan dalam film Thor ternyata diambil langsung dari halaman-halaman komik Marvel. Thor sendiri sudah lama dikenal sebagai salah satu karakter Marvel dengan latar mitologi yang kaya, karena terinspirasi dari legenda Nordik dan memiliki visual ikonik yang dibangun lewat kisah epik di komik selama puluhan tahun. Jadi, gak heran kalau Marvel Cinematic Universe (MCU) banyak menampilkan adegan yang terasa akrab bagi para pembaca setia komiknya.

MCU sering kali memberi penghormatan langsung pada alur cerita klasik. Hal ini bukan hanya membuat penggemar lama merinding, tetapi juga menguatkan warisan Thor dengan menghidupkan momen-momen penting ke layar lebar. Kalau kamu sadar, ada beberapa adegan film Thor yang dibuat persis seperti di komik, lho. Coba kamu cek daftarnya berikut ini, ya!

1. Odin mengusir Thor ke Bumi dalam Thor (2011)

Odin
Odin (dok. Disney Studios Motion Pictures/Thor)

Salah satu momen paling penting dalam kisah asal-usul Thor adalah ketika Odin, ayah Thor, mencabut kekuatan putranya dan mengusirnya ke Bumi sebagai hukuman atas kesombongannya. Cerita ini diadaptasi cukup setia dalam film Thor pertama, di mana sang dewa petir diturunkan ke Bumi tanpa palunya, Mjolnir, dan dipaksa hidup sebagai manusia biasa. Di komiknya, terutama Thor #159, kisah ini digambarkan saat Odin mengirim Thor ke Bumi dalam tubuh Dr. Donald Blake.

Ada satu adegan ikonik yang memperlihatkan Odin dan Thor melayang di atas Bumi, membicarakan petualangan sang dewa di dunia manusia. Baik dalam film maupun komik, Thor harus belajar kerendahan hati agar layak mendapatkan kembali kekuatannya. Inilah momen yang benar-benar membentuk karakter Thor, dari dewa yang arogan menjadi pahlawan yang lebih bijak.

2. Ragnarok menghancurkan Asgard dalam Thor: Ragnarok (2017)

Hela (dok. Marvel Studios/Thor: Ragnarok)
Hela (dok. Marvel Studios/Thor: Ragnarok)

Ragnarok, atau kiamat para dewa Nordik, adalah salah satu peristiwa terbesar dalam sejarah komik Thor. Alur ceritanya dikisahkan dalam komik Thor #80—85 (2004), ditulis oleh Michael Avon Oeming dengan ilustrasi Andrea Di Vito, yang menggambarkan akhir kelam bagi Asgard. Film Thor: Ragnarok (2017) memang dibalut nuansa komedi, tetapi inti ceritanya diambil langsung dari komik ini.

Mulai dari hancurnya Asgard hingga perjuangan Thor memahami bahwa yang penting bukan tempat tinggal rakyatnya, melainkan rakyat itu sendiri. Pada akhirnya, Thor menyadari bahwa menyelamatkan rakyat Asgard berarti membiarkan tanah kelahirannya hancur, lalu memimpin mereka untuk membangun rumah baru. Walaupun versi film lebih penuh warna dan ringan, pesan utamanya tetap sama seperti yang diceritakan di komik.

3. Loki merebut takhta Asgard dalam Thor: The Dark World (2013)

Loki
Loki (dok. Walt Disney Studios Motion Picture/Thor: The Dark World)

Merebut takhta Asgard adalah ambisi Loki yang sudah berulang kali muncul dalam komik Marvel. Namun, salah satu inspirasi paling jelas bagi MCU berasal dari komik Loki #1 (2004).

Dalam edisi ini, Loki akhirnya berhasil menduduki takhta Asgard, tapi justru merasakan kehampaan dari kemenangan yang diraihnya. Hal ini mirip dengan adegan di Thor: The Dark World (2013), saat Loki memalsukan kematiannya dan menyamar sebagai Odin untuk mengambil alih takhta.

Visual Loki dengan jubah megahnya benar-benar mengingatkan pada sampul Loki #1. Komik klasik lain, seperti Thor #175–177, juga menampilkan Loki sebagai penguasa Asgard. Namun, seri 2004 memberi sudut pandang lebih manusiawi pada ambisinya, persis seperti yang digambarkan MCU. Loki tidak hanya ditampilkan sebagai penjahat licik, melainkan sosok kompleks yang haus pengakuan, tapi sulit menemukan kepuasan.

4. Thor vs Hulk dalam Thor: Ragnarok

cuplikan film Thor: Ragnarok
cuplikan film Thor: Ragnarok (dok. Walt Disney Studios Motion Pictures/Thor: Ragnarok)

Pertarungan Thor dan Hulk sudah lama menjadi sajian wajib di komik Marvel. Salah satu versi paling terkenal muncul di The Defenders #10 (1973), ketika keduanya adu kekuatan dalam duel spektakuler. Sumber lain adalah The Incredible Hulk #300, yang memperlihatkan Hulk kehilangan kendali hingga melawan seluruh Marvel Universe, termasuk Thor.

Adegan gladiator dalam Thor: Ragnarok (2017), di mana Thor menyebut Hulk sebagai “teman kerja”-nya, jelas terinspirasi dari pertarungan-pertarungan klasik itu. Filmnya berhasil menangkap esensi duel mereka. Bukan hanya soal adu fisik, tapi juga bagaimana Thor berusaha menjangkau sisi kemanusiaan Hulk.

MCU membungkus adegan pertarungan Thor dan Hilk dengan visual megah serta humor khas, tapi tetap menghormati akar komiknya. Menunjukkan bahwa pertarungan ini lebih dari sekadar pukul-pukulan, melainkan juga tentang memahami sisi gelap masing-masing pahlawan.

5. Perjuangan terakhir Skurge dalam Thor: Ragnarok

Skurge
Skurge (dok. Disney Studios Motion Pictures/Thor: Ragnarok)

Adegan pengorbanan Skurge di Thor: Ragnarok (2017) adalah salah satu adaptasi paling setia dan mengejutkan dari komik. Dalam film, Skurge mengorbankan diri untuk menyelamatkan rakyat Asgard dari pasukan mayat hidup Hela, dengan menenteng senapan ganda M16 dalam aksi heroik penuh api penebusan. Momen ini terinspirasi dari The Mighty Thor #362 karya Walt Simonson.

Di komik, Skurge juga bertahan sendirian melawan gerombolan musuh di Gjallerbru agar orang lain bisa kabur. Alur yang menampilkan Skurge menembak dua senapan sekaligus menjadi salah satu gambar paling ikonik dan film mereplika adegan itu hampir persis.

Baik di komik maupun film, Skurge dikenang bukan karena masa lalunya yang kelam, melainkan keberaniannya di akhir hidup. Kisahnya menjadi contoh indah bagaimana MCU mampu mengangkat karakter minor dan memberi mereka momen kepahlawanan yang setara dengan sumber aslinya.

6. Jane Foster menjadi Thor dalam Thor: Love and Thunder (2022)

Jane Foster
Jane Foster (dok. Disney Studios Motion Pictures/Thor: Love and Thunder)

Transformasi Jane Foster menjadi The Mighty Thor di Thor: Love and Thunder (2022) punya akar panjang di komik Marvel. Pertama kali ide ini muncul di What If? #10 (1977), di mana Jane bukannya Donald Blake yang menemukan Mjolnir dan berubah menjadi "Thordis." Walau hanya cerita alternatif, kisah itu membuka jalan bagi cerita besar berikutnya.

Versi yang lebih penting datang di Thor (2014) #1, karya Jason Aaron, di mana Jane yang sedang berjuang melawan kanker menjadi Thor baru setelah Thor asli dianggap tidak layak. Film Thor: Love and Thunder mengambil banyak elemen dari sini, terutama soal keberanian Jane, transformasinya yang penuh konflik, dan misteri tentang siapa Thor baru itu.

Di balik semua kekuatan barunya, Jane tetap harus menghadapi kenyataan pahit melawan penyakit mematikan. Perpaduan antara kekuatan dan kerentanan inilah yang membuat ceritanya begitu emosional. MCU berhasil menangkap esensi tersebut, memberi penghormatan pada salah satu perubahan terbesar dalam mitologi Thor.

7. Odinsleep dalam Thor

Odin
Odin (dok. Disney Studios Motion Pictures/Thor)

Odinsleep adalah ritual penting bagi Odin, di mana ia harus tidur panjang untuk memulihkan kekuatan ilahinya. Konsep ini pertama kali diperkenalkan di komik Journey Into Mystery #118 dan kemudian diadaptasi dalam film Thor (2011). Dalam film, Odin jatuh ke dalam Odinsleep, sehingga membuat Asgard kehilangan pemimpin dan membuka jalan bagi Loki untuk mengambil alih.

Sama seperti di komik, Odinsleep jadi titik balik cerita yang menciptakan kekosongan kekuasaan dan memaksa karakter lain menghadapi situasi tanpa Odin. MCU menggambarkannya dengan visual keemasan dan nuansa megah, sementara komiknya lebih sederhana namun tetap bermakna. Ide bahwa bahkan dewa sekuat Odin butuh istirahat untuk menjaga keseimbangan kosmik adalah detail yang memperkaya mitologi Thor. Ini contoh bagus bagaimana MCU menghidupkan elemen klasik dari komik ke layar lebar.

Adegan-adegan film Thor yang dibuat persis seperti komiknya menunjukkan bagaimana MCU bukan hanya sekadar mengadaptasi cerita, tetapi juga memberi penghormatan pada warisan panjang Marvel Comics. Dengan menyalin alur-alur ikonik ke layar lebar, film-film Thor berhasil menghadirkan sensasi yang akrab bagi pembaca lama sekaligus memberikan pengalaman visual yang memukau bagi penonton baru.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us

Latest in Hype

See More

7 Drummer yang Menulis Lagu Hits, Bakat Terpendam!

27 Sep 2025, 09:50 WIBHype