Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Anime yang Mengubah Materi Manga, tapi Tetap Disukai

Fujinuma Satoru dan Kayo Hinazuki
Fujinuma Satoru dan Kayo Hinazuki (dok. A-1 Pictures/Erased)

Kualitas sebuah anime biasanya dinilai dengan seberapa baik studio mengadaptasi cerita dari manganya. Namun, entah karena studio yang kehabisan materi manga atau studio yang ingin cepat-cepat mengakhiri seri, tidak sedikit anime yang keluar dari alur cerita manganya. Hal ini kerap menimbulkan kekecewaan di kalangan penggemar, karena anime gagal memenuhi ekspektasi penggemar. 

Meski begitu, ada juga beberapa anime yang tetap disukai, meskipun studio mengubah materi manganya. Apa saja animenya? Simak ulasan berikut! 

1. Erased

Gaku menahan Satoru. (dok. A-1 Pictures/Erased)
Gaku menahan Satoru. (dok. A-1 Pictures/Erased)

Juga dikenal dengan judul Boku dake ga Inai Machi, Erased merupakan serial karya Kei Sanbe yang rilis pada 2012. Diadaptasi ke dalam anime pada 2016, Erased menceritakan tentang Satoru Fujinuma yang bisa kembali ke masa lalu. Suatu hari, Satoru kembali ke masa SD untuk mengungkap kasus pembunuhan berantai untuk menyelamatkan teman-teman dan ibunya. 

Sementara anime hanya memiliki 12 episode, manga Erased sebenarnya memiliki cerita yang lebih panjang dari animenya. Studio tidak hanya menghilangkan banyak materi manga, tetapi studio juga mengubah ending cerita. Meski begitu, adaptasi animenya tetap diterima dengan baik oleh penggemar, karena secara garis besar, anime tetap konsisten pada materi manga. 

Anime Erased memang menghilangkan beberapa kejadian besar dalam manga. Meski begitu, setidaknya anime tidak menghilangkan dan mengubah konflik utama seri. Bahkan ketika anime harus memiliki ending yang berbeda dengan manganya, ending anime tidak kalah berkesan dengan versi manganya. 

2. Death Note

Light berlari sebelum kematiannya. (dok. Crunchyroll/Death Note)
Light berlari sebelum kematiannya. (dok. Crunchyroll/Death Note)

Death Note merupakan sebuah mahakarya dari duo genius, Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata. Serial ini menceritakan tentang Light Yagami yang menemukan Death Note, buku yang bisa membunuh siapa saja. Ketika Light menggunakan Death Note untuk mengadili para penjahat, Light harus berhadapan dengan detektif paling genius di dunia, yaitu L. 

MADHOUSE bisa dibilang cukup baik dalam mengadaptasi serial ini. Memang, ada perbedaan bagaimana Light menemui ajalnya di akhir cerita. Anime membuat kematian Light menjadi lebih dramatis dengan adegan Light yang sempat melarikan diri, lalu dirinya mati setelah Ryuk menulis nama Light di Death Note. 

Berbeda dengan versi manga, anime juga tidak memperlihatkan bagaimana kondisi dunia setelah kematian Light. Meski begitu, anime Death Note tetap menjadi salah satu anime psychological thriller terbaik yang pernah ada. Walaupun ada perbedaan pada ending, anime tetap tidak menghilangkan atau mengubah materi penting manga.  

Penggemar tidak ada masalah dengan adaptasi animenya, tetapi kritikan penggemar lebih mengarah pada kekalahan Light yang tidak masuk akal. Banyak penggemar yang setuju jika seri akan lebih menarik jika L menjadi orang yang mengalahkan Light. Atau, seri mungkin seharusnya berakhir lebih awal, ketika Light berhasil mengalahkan L. 

3. Akame ga Kill!

cuplikan adegan kematian Tatsumi (dok. Crunchyroll/Akame ga Kill!)
cuplikan adegan kematian Tatsumi (dok. Crunchyroll/Akame ga Kill!)

Akame ga Kill! memang bukan adapatasi anime yang buruk. Versi anime dari serial karya Takahiro dan Tetsuya Tashiro ini diproduksi oleh White Fox. Seri ini berfokus pada Tatsumi yang pergi ke ibukota untuk menyelamatkan desanya dari kemiskinan. Namun, setelah melihat kebobrokan Kekaisaran, Tatsumi memutuskan untuk bergabung dengan kelompok pemberontak, Night Raid. 

Perlu diakui jika adaptasi anime Akame ga Kill! bukanlah adaptasi anime yang buruk. Anime cukup konsisten pada materi manga, dan berhasil menampilkan banyak momen epik dengan kualitas animasi yang luar biasa. Namun, tidak bisa dimungkiri jika studio mengubah beberapa materi manganya, terutama dalam konflik akhir dan ending cerita. 

Manga Akame ga Kill! memiliki cerita yang lebih panjang dari animenya. Dalam anime, cerita berakhir dengan Tatsumi meninggal di akhir seri dan Akame memutuskan untuk pergi dari Kekaisaran. Namun, dalam versi manga, Tatsumi tidak mati dan cerita memperlihatkan bagaimana kehidupan Tatsumi dan Akame setelah kejatuhan Kekaisaran. 

Meski begitu, penggemar tetap tidak kecewa dengan adaptasi anime ini. Penggemar yang hanya menonton anime mungkin penasaran dengan bagaimana kehidupan Tatsumi dan Akame selanjutnya. Meski begitu, penggemar sudah dibuat puas dengan Night Raid yang akhirnya berhasil menggulingkan Kekaisaran. 

4. One Piece

Sanji mengetahui kebenaran Zeff. (dok. Toei Animation/One Piece)
Sanji mengetahui kebenaran Zeff. (dok. Toei Animation/One Piece)

Sebagian besar cerita One Piece sebenarnya cukup konsisten dengan materi manganya. Toei Animation sama sekali tidak pernah menghilangkan materi penting pada manga. Namun, tidak bisa dimungkiri bahwa ada beberapa materi manga yang diubah oleh anime, terutama pada awal seri. 

Salah satu contohnya mungkin adalah tentang bagaimana Zeff kehilangan kakinya. Dalam anime, Zeff memotong kakinya untuk menyelamatkan Sanji yang tenggelam. Sementara dalam manga, Zeff terpaksa memakan kakinya sendiri untuk bertahan hidup, karena dirinya memberikan semua makanan pada Sanji ketika mereka terdampar di tengah laut. 

Meski begitu, para Nakama sama sekali tidak keberatan dengan perubahan narasi yang dilakukan oleh anime. Pasalnya, sejauh ini anime tetap konsisten pada materi manganya. Penggemar bisa memaklumi kasus Zeff, karena itu mungkin terlalu mengerikan untuk diperlihatkan kepada para remaja. 

5. Soul Eater

Soul Eater (dok. Bones/Soul Eater)
Soul Eater (dok. Bones/Soul Eater)

Soul Eater merupakan seri karya Atsushi Ookubo, yang sekarang mungkin lebih dikenal dengan karyanya yang berjudul Fire Force. Ketika adaptasi animenya pertama kali dirilis, Soul Eater sangat diterima dengan baik oleh para penggemar. Namun, penggemar mulai kecewa ketika anime kehabisan materi manga dan terburu-buru dalam mengakhiri seri ini. 

Meski begitu, Soul Eater tetap merupakan anime yang layak untuk ditonton. Bones bisa dibilang cukup baik dalam mengadaptasi Soul Eater. Bukan hanya karena kualitas animasinya yang memukau, tetapi sebagian besar cerita animenya tetap konsisten pada materi manga. 

Hanya saja, Bones terpaksa memberikan ending yang berbeda karena mereka kehabisan materi manga. Hal ini sebenarnya sudah menjadi masalah umum bagi serial klasik. Jadi, kalau kamu ingin melihat ending yang lebih baik, penulis sarankan kamu untuk membaca manganya juga. 

Kebanyakan anime yang mengubah materi manga memang kerap mendapatkan kritikan pedas di kalangan penggemar anime. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi kelima anime di atas. Meskipun mereka juga mengubah materi manga, tetapi mereka tidak mengubah bagian terpenting dari seri, sehingga penggemar tidak keberatan jika ada perbedaan antara manga dan adaptasi animenya. Jadi, bagaimana menurutmu tentang kelima karakter di atas? 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Atqo Sy
EditorAtqo Sy
Follow Us

Latest in Hype

See More

8 Meme tentang Anime yang Punya Kemiripan, Sengaja?

08 Sep 2025, 23:33 WIBHype