5 Anime tentang Pembuatan Video Game, Sudah Nonton?

Bersama dua teman berandalan lain, Kenji Kazama mencoba untuk membuat nama baik di Akademi Fujou. Untuk itu, mereka memadamkan api di Klub Pengembangan Gim. Namun, alih-alih mendapatkan ucapan terima kasih, mereka malah diserang: dua teman Kenji telah dilumpuhkan.

Kenji pun gagal melarikan diri. Tiba-tiba, dia dipaksa untuk bergabung dengan Klub Pengembangan Gim, lalu dia mengenali anggota klub itu. Terlepas dari seberapa sering dia ingin meninggalkan klub itu dan seberapa banyak tindak 'kejahatan' yang dia terima, dia mulai menyadari bahwa dia sangat menikmati kehidupan yang dia jalani saat ini.

Sebagai seorang otaku, Tomoya Aki telah terobsesi untuk mengumpulkan anime dan novel ringan selama bertahun-tahun. Memiliki pengetahuan yang beraneka ragam tentang kisah menawan, dia ingin membagikan apa yang dia rasakan pada orang lain. Maka dari itu, dia ingin membuat gim.

Karena tidak bisa mewujudkan impiannya sendirian, dia merekrut teman masa kecilnya, Eriri Sawamura, untuk mengilustrasikan dan elit sastra, Utaha Kasumigaoka, untuk menulis naskah novel visual. Dia juga menjadikan Megumi Katou sebagai model. Sayangnya, dia tidak menyadari satu hal: untuk memunculkan emosi, pencipta harus mengalami.

Aoba Suzukaze ialah seorang penggemar berat seri gim Fairies Story, terutama desain karakter gim itu. Usai lulus, dia pun melamar pekerjaan di Eagle Jump, sebuah perusahaan yang bertanggung jawab dalam pembuatan video game favoritnya. Di hari pertama, dia ditugaskan untuk mengerjakan bagian baru dari favoritnya, Fairies Story 3.

Masih dibalut kegembiraan, Aoba kembali dihujani nasib baik; dia bekerja di bawah desain karakter utama Fairies Story, Kou Yagami. Bersama dengan rekan-rekan kerja lain, dia merasakan pasang surut pembuatan gim, mulai dari mendesain karakter yang sempurna hingga memperbaiki kesalahan.

Meskipun mempunyai bakat menulis, siswa sekolah menengah Buntarou Hojo belum menemukan arah hidup atau rencana masa depan. Tiba-tiba, dia diajak oleh Sayuki Kuroda, yang menyadari bakatnya, untuk membuat grup pengembangan gim bishoujo.

Sebelum itu, Buntarou dipojokkan oleh Sayuki. Dia diberi pertanyaan mengenai kencan. Dia pikir bahwa dia sedang ditembak, tetapi dia salah. Dia ditanyai karena berada dalam sesi wawancara. Meskipun enggan, dia menyetujui ajakan Sayuki. Kemudian, dia dan gadis tersebut mulai merekrut siswa-siswa lain.

Telah hidup selama 28 tahun, Kyouya Hashiba masih menjalani hidup yang tidak baik. Usai meninggalkan pekerjaan kantor untuk mengejar karir di industri video game, dia harus menerima kenyataan bahwa magangnya di sebuah studio gim populer berakhir.

Selain menjadi pengangguran, Kyouya juga cemburu dengan kesuksesan Generasi Platinum, kelompok pencipta gim yang sepantaran dengannya. Memiliki nasib yang pahit, dia menyesal dengan keputusan yang pernah dia buat sebelumnya; memilih untuk menyerah pada impian besarnya.

Tiba-tiba, Kyouya mendapatkan kesempatan untuk mengubah hidupnya. Ketika bangun, dia menemukan dirinya berusia 18 tahun, sebagai calon mahasiswa. Alih-alih memilih sekolah bisnis seperti awalnya, dia masuk ke Universitas Seni Oonaka. Di sinilah, dia menjalani kehidupan 'baru' di mana dia bersungguh-sungguh untuk mengejar impiannya.

Kelima anime tentang pembuatan video game tadi memiliki kisah unik masing-masing. Meski mengusung tema serupa, rekomendasi anime tadi hadir dengan cerita yang sayang untuk dilewatkan. Tonton salah satunya, yuk!