Arswendy Bening Swara Menangis Ungkap Perjalanan Religi Ray Sahetapy

Jakarta, IDN Times - Aktor senior Arswendy Bening Swara menghadiri pemakaman Ray Sahetapy yang berlangsung di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Jumat (4/4/2025).
Pemain film Tale of the Land tersebut bersaksi bahwa Ray Sahetapy adalah orang yang luar biasa semasa hidupnya. Tangis Arswendy pun tak terbendung saat mengungkap perjalanan religi Ray Sahetapy sebagai mualaf.
1. Arswendy Bening Swara kenang Ray Sahetapy sebagai orang yang luar biasa

Arswendy Bening Swara menceritakan bahwa dirinya bersama para sahabat yang lain sempat mengunjungi Ray Sahetapy saat dirawat di rumah sakit. Menurutnya, mantan suami Dewi Yull tersebut adalah orang yang luar biasa, karena tidak pernah mengeluh.
Di sisi lain, dia juga merasa Ray Sahetapy sangat beruntung karena memiliki anak-anak yang berbakti.
"Hari-hari terakhir sangat tragis, tapi dia tidak pernah mengeluh kepada siapa pun. Untung beliau mempunyai anak-anak yang sangat baik dan sangat berbakti," kata Arswendy.
2. Ungkap perjalanan religi Ray Sahetapy yang mengharukan

Tangis Arswendy Bening Swara kemudian pecah saat mengungkap perjalanan religi Ray Sahetapy semasa hidupnya. Sang aktor menceritakan Ray resmi menjadi mualaf di Masjid Istiqlal dan kini mendiang disalatkan di tempat yang sama.
"Alhamdulillah beliau memulai mualaf dari Masjid Istiqlal dan berakhir di Masjid Istiqlal. Ini sahabat luar biasa, dia berdoa habis-habisan. Dia berani mengambil keputusan," pungkas Arswendy sambil membasuh isak tangisnya.
Sebelumnya, Ray Sahetapy menjalani pernikahan beda agama dengan Dewi Yull pada tahun 1981. Hingga pada 1992, Ray yang semula beragama Kristen memutuskan untuk menjadi mualaf.
3. Kenang perjalanan karier bersama Ray Sahetapy

Arswendy kemudian mengenang perjalanan kariernya bersama Ray Sahetapy yang menurutnya selalu memiliki gebrakan baru, terutama dalam dunia teater.
"Dia tidak pernah meninggalkan panggung teater. Bersama Dewi, dia membuka pintunya lebar-lebar membuat studio dan kami sempat berkeliling dari penjara ke penjara untuk menghibur para pembina dengan teater yang digarap oleh beliau."
Sebagai penutup, Arswendy memohon kepada semua orang agar dibukakan pintu maaf untuk mendiang, baik atas kesalahan-kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja.