Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Blue Beetle, Film Superhero yang Dibuat dengan Hati

poster film Blue Beetle (dok. DC Studios/Blue Beetle)

Seperti mayoritas studio besar Hollywood lainnya, 2023 rupanya juga menjadi tahun yang sibuk bagi DC Studios. Bagaimana tidak? Sebelum melangkah sepenuhnya ke DC Universe (DCU), studio film yang dipimpin oleh James Gunn dan Peter Safran ini masih mempunyai beberapa tanggungan. Salah satunya yakni merilis film-film DC Extended Universe (DCEU) yang telah dijadwalkan.

Setelah Shazam! Fury of the Gods (2023) dan The Flash (2023), kali ini giliran Blue Beetle (2023) yang siap menghibur para superhero geek di seluruh dunia. Tayang di bioskop Indonesia sejak Rabu (16/8/2023), film arahan Ángel Manuel Soto (Charm City Kings) ini digadang-gadang bakal menebus kegagalan—baik secara kritik dan komersial—yang diterima Shazam 2 dan The Flash beberapa waktu lalu.

Lantas, apakah Blue Beetle layak disebut sebagai salah satu film superhero terbaik tahun ini? Serta, bagaimana posisi sang pahlawan super dalam masa depan DCU? Untuk lebih jelasnya, simak review film Blue Beetle di bawah ini, yuk.

1. Kisahkan origin story dari Blue Beetle

Xolo Maridueña dalam film Blue Beetle (dok. DC Studios/Blue Beetle)

Seperti yang kamu tahu, setiap superhero pasti memiliki kisah atau latar belakang yang membentuk jati diri mereka. Begitu pula dengan Blue Beetle. Dalam film ini, cerita itu berawal dari seorang pemuda bernama Jaime Reyes (Xolo Maridueña) yang pulang ke kota asalnya, Palmera City, setelah lulus dari universitas.

Bermaksud melepas rindu dengan keluarganya, Jaime justru ditampar oleh kenyataan bahwa mereka terancam kehilangan rumah akibat Victoria Kord (Susan Sarandon), CEO Kord Industries, yang berambisi menguasai kota. Namun, harapan datang saat Jaime bertemu Jenny (Bruna Marquezine), keponakan Victoria yang menentang keras rencana sang bibi.

Awalnya, pertemuan mereka hanya sebatas masalah tawaran pekerjaan. Namun, momen tersebut justru membuka jalan bagi Jaime untuk "berinteraksi" dengan Khaji-Da (disuarakan oleh Becky G), entitas misterius yang mendiami Scarab yang dicuri Jenny dari laboratorium Kord Industries.

Bisa ditebak, Khaji-Da memilih Jaime sebagai inang dan mengubahnya menjadi superhero bernama Blue Beetle. Di tengah situasi tersebut, Jaime pun dihadapkan pada dua pilihan, mati agar lepas dari pengaruh Scarab atau menerima takdirnya sebagai pahlawan super.

2. Chemistry para pemain yang solid, heartwarming abis!

Adriana Barraza dalam film Blue Beetle (dok. DC Studios/Blue Beetle)

Sebagai film superhero yang mengusung kebudayaan latin, khususnya Meksiko, Blue Beetle tentu tak lepas dari tema keluarga. Beruntung, film ini mempunyai jajaran pemain yang mampu mewujudkan kehangatan keluarga di depan layar.

Memerankan karakter tituler, Xolo Maridueña punya karisma meyakinkan yang membuat karakter Jaime Reyes mudah disukai oleh penonton. Sementara Damián Alcázar dan Elpidia Carrillo memancarkan kasih sayang orangtua, kejutan datang dari Adriana Barraza, George Lopez, dan Belissa Escobedo yang masing-masing berperan sebagai nenek, paman, dan adik Jaime.

Tak hanya eksentrik, ketiganya pandai menghidupkan suasana lewat tingkah dan celetukan yang di luar nalar. Khususnya Barazza. Aktris peraih nominasi Best Supporting Actress Oscar lewat Babel (2006) tersebut adalah elemen kejutan dari Blue Beetle. Definisi oma-oma badass banget, deh!

3. Tak cuma aksi dan komedi, Blue Beetle juga selipkan momen emosional

adegan dalam film Blue Beetle (dok. DC Studios/Blue Beetle)

Ketika chemistry pemain dan komedi menjadi dua hal yang patut diapresiasi, bagaimana dengan suguhan aksinya? Sejujurnya, Blue Beetle tak mempunyai adegan aksi yang memorable bila dibandingkan dengan The Flash (2023). Namun, bukan berarti Ángel Manuel Soto asal dalam menyajikannya.

Dengan CGI yang tak berlebihan—yang mana hal ini merupakan kebalikan dari The Flash—Soto mengkreasi ulang adegan ikonik dalam sejumlah game dan tokusatsu, seperti Final Fantasy, Mega Man, dan Kamen Rider. Bahkan, anime legendaris Akira (1988) disebut sebagai salah satu inspirasi sang sineas dalam membuat visual dari Palmera City.

Hebatnya lagi, di antara komedi dan aksi, Blue Beetle mampu menyelipkan sejumlah momen sentimental yang sukses mengaduk-aduk perasaan. Oleh karena itu, rasanya tak berlebihan jika menyebut film ke-14 DCEU ini sebagai film superhero yang dibuat dengan hati.

4. Apakah Jaime Reyes akan kembali ke DC Universe?

Xolo Maridueña dalam film Blue Beetle (dok. DC Studios/Blue Beetle)

Mengingat DCEU akan segera berakhir dan Blue Beetle merupakan superhero baru terakhir yang diperkenalkan, sebuah pertanyaan menarik pun mencuat. Apakah sang pahlawan super akan muncul dalam DCU yang dinaungi oleh James Gunn? Jawabannya iya.

Dilansir CBR, Gunn memastikan bahwa Jaime Reyes (Xolo Maridueña) akan kembali beraksi dalam proyek DC Studios di masa depan. Bahkan, dalam sebuah kesempatan, Gunn menyebut kalau Blue Beetle merupakan karakter pertama dari DCU di samping Superman: Legacy (2025) yang menjadi film pertama.

Mendengar pernyataan ini, para fans pun berspekulasi kalau Jaime Reyes alias Blue Beetle akan bergabung dengan Superman (David Corenswet), Damian Wayne alias Robin, Kara Zor-El alias Supergirl, dan Swamp Thing sebagai Justice League yang baru. Wah, jika benar, pasti bakal pecah, nih!

Tak diragukan lagi, Blue Beetle merupakan salah satu produk terbaik dari DC Studios. Meski adegan aksinya tak sebombastis pendahulunya, film ini mempunyai semua aspek yang dibutuhkan sebuah tontonan berkualitas, yakni karakter yang menarik, komedi yang hangat, serta "hati" yang besar. Lagipula, kamu gak mesti menonton semua film DCEU untuk bisa mengikuti alur cerita Blue Beetle, lho!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Wibawa
EditorSatria Wibawa
Follow Us