Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Ciri Khas MCU yang Masih Dipertahankan dari Awal sampai Sekarang

Tony Stark
Tony Stark (dok. Walt Disney Studios Motion Pictures/Iron Man 3)
Intinya sih...
  • Pendekatan MCU ke komiknya sudah kelihatan sejak film Iron Man.
  • Perubahan latar belakang karakter tetap menjaga makna emosional dan tema utama.
  • Lagu populer yang ada relevan dengan suasana dan karakter dalam film.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Marvel Cinematic Universe (MCU) memang telah berkembang pesat sejak awal, tapi ada beberapa hal penting yang tetap dipertahankan sejak kemunculan film Iron Man. Seiring waktu, gaya, cakupan, dan cara bercerita di MCU memang berubah. Menariknya, banyak unsur utama dari film pertama yang masih terasa hingga sekarang.

Saat film Iron Man tayang di bioskop pada 2008, tak ada yang menyangka kalau film itu akan menjadi awal dari jagat sinematik terbesar di dunia. Sejak saat itu, MCU terus tumbuh menjadi waralaba raksasa dengan alur cerita saling terhubung, puluhan karakter ikonik, dan pendapatan miliaran dolar. Sebagian besar kesuksesan ini bisa ditelusuri kembali ke film Iron Man. Banyak elemen penting yang dikenalkan lewat kisah asal-usul Tony Stark yang kini menjadi fondasi MCU. Penasaran apa saja? Simak deretan ciri khas MCU yang masih dipertahankan sampai sekarang.

1. Pendekatan MCU ke komiknya sudah kelihatan sejak Iron Man

Tony Stark
Tony Stark (dok. Walt Disney Studios Motion Pictures/Iron Man)

Dari awal, MCU sudah jelas tak ingin hanya menyalin isi komik secara mentah. Film iron Man jadi contoh nyata. Asal-usul Tony Stark disesuaikan dengan dunia setelah tragedi 9/11, mengganti latar penculikannya dari Vietnam ke Timur Tengah. Teknologinya juga diperbarui agar lebih relevan. Namun, kepribadian dan inti kisahnya tetap setia pada versi komik.

Keseimbangan antara tetap menghormati sumber asli dan melakukan pembaruan kreatif inilah yang menjadi ciri khas Marvel Studios. Sebagai contoh, ada perubahan latar belakang karakter seperti Shang-Chi dan Moon Knight, penggabungan karakter seperti Hela, atau pengaturan ulang dinamika tim seperti Guardians of the Galaxy. Namun, makna emosional dan tema utama dari kisah-kisah itu tetap dijaga. Perubahan ini justru membuat cerita lebih mudah diterima oleh penonton baru tanpa kehilangan rasa hormat terhadap fans lama.

2. Pilihan musik yang ikonik

cuplikan film Guardians of the Galaxy
cuplikan film Guardians of the Galaxy (dok. Walt Disney Studios Motion Pictures/Guardians of the Galaxy)

Identitas musik MCU bukan dimulai dari komposer seperti Alan Silvestri atau Ludwig Göransson, tapi justru dari lagu-lagu rock seperti Black Sabbath dan AC/DC. Film Iron Man dibuka dengan "Back in Black" yang langsung menggambarkan karakter Tony Stark hanya dalam beberapa detik. Pilihan musik seperti ini kemudian menjadi bagian penting dari gaya bercerita MCU.

MCU terus menggunakan lagu-lagu populer yang relevan dengan suasana dan karakter. Seri Guardians of the Galaxy bahkan menjadikannya bagian utama dari cerita lewat mixtape milik Star-Lord. Sementara, Captain Marvel memakai lagu-lagu 90-an dari No Doubt dan TLC untuk membangkitkan suasana era tersebut.

Selain lagu populer, skor orisinal MCU juga sangat berkesan. Ada musik tema "The Avengers" yang heroik hingga irama tribal yang khas dalam film Black Panther. Semua ini berawal dari gaya berjalan Tony Stark yang diiringi rif gitar klasik. Kini, musik sudah menjadi elemen khas dalam cara MCU bercerita.

3. Adegan post-credit yang jadi ciri khas MCU

Hulk
Hulk (dok. Walt Disney Studios Motion Pictures/Avengers: Endgame)

Adegan post-credit film Iron Man adalah awal dari tradisi baru dalam dunia film superhero. Munculnya Nick Fury yang membicarakan "Avengers Initiative" bukan cuma menyambungkan cerita. Hal itu juga membuka gerbang ke semesta MCU yang luas.

Sejak saat itu, adegan post-credit jadi bagian wajib yang selalu dinantikan penonton, mulai dari Thanos yang menunjukkan diri, Wanda yang mendengar suara anak-anaknya, hingga kemunculan Starfox yang diperankan Harry Styles. Semua momen ini membuat penggemar penasaran dan terus menunggu post-credit MCU setelah film selesai. Adegan post-credit bukan cuma bonus, tapi bagian penting dari narasi keseluruhan.

Biasanya, ada dua jenis adegan: satu di tengah kredit untuk menghubungkan ke film berikutnya dan satu lagi pada akhir kredit yang lucu atau ringan. Namun, semuanya dimulai dari satu momen mengejutkan pada akhir film Iron Man. Hingga kini, tradisi itu masih dipertahankan dan membuat pengalaman menonton MCU jadi lebih istimewa dari film lainnya.

4. MCU masih mempertahankan selera humornya

cuplikan film Guardians of the Galaxy Vol. 2
cuplikan film Guardians of the Galaxy Vol. 2 (dok. Walt Disney Studios Motion Pictures/Guardians of the Galaxy vol. 2)

Dari celetukan khas Tony Stark hingga tingkah lucu Kamala Khan dalam Ms. Marvel, humor selalu jadi bagian penting dari identitas MCU. Sejak film pertama, kita diperkenalkan pada superhero yang tak hanya kuat, tapi juga jenaka. Tony memulai tren ini dengan santai, cerdas, dan selalu punya komentar lucu pada momen tak terduga.

Humor ini membuat para superhero terasa lebih manusiawi dan dekat. Setiap karakter membawa gaya komedi unik, misalnya sarkasme Ant-Man, kesombongan polos Thor, hingga rasa gugup Peter Parker. Komedi bukanlah pengalih fokus, tapi pelengkap emosi yang membuat cerita lebih berwarna.

MCU ingin menunjukkan bahwa superhero pun punya hari buruk, momen canggung, atau rasa takut. Gaya penceritaan ini, yang sudah dimulai sejak Iron Man, menjadi ciri khas yang membuat penonton tertawa sekaligus peduli. Gak heran kalau pada beberapa film, komedi justru jadi daya tarik utama yang membuat penonton kangen.

5. Lebih menekankan identitas personal dibanding nama superhero

cuplikan film Captain America: Civil War
cuplikan film Captain America: Civil War (dok. Walt Disney Studios Motion Pictures/Captain America: Civil War)

Salah satu hal menarik di MCU ialah bagaimana karakter lebih sering disebut dengan nama asli. Tony, Steve, Natasha, T’Challa lebih dikenal daripada nama superhero mereka. Pendekatan ini membuat kisah mereka terasa lebih membumi dan personal. Bahkan, Tony secara terbuka menyatakan identitasnya dalam konferensi pers, menantang tradisi identitas rahasia ala komik.

Fokus pada kehidupan pribadi ini terus berlanjut. Meski memiliki nama pahlawan seperti Captain America atau Black Panther, cerita mereka lebih banyak menggali sisi manusia dan konflik batin. MCU memang menempatkan karakter sebagai inti cerita, bukan kostum.

6. Kecerdasan juga merupakan kekuatan super

Tony Stark
Tony Stark (dok. Walt Disney Studios Motion Pictures/Iron Man)

MCU menunjukkan bahwa menjadi pintar bisa sama kuatnya dengan punya kekuatan super. Hal ini terlihat jelas sejak Tony Stark membuat armornya sendiri, bukan mendapat kekuatan dari luar. Ia jadi pahlawan lewat otak dan keahliannya.

Nilai ini terus dibawa oleh karakter lain. Bruce Banner, Shuri, Peter Parker, hingga Riri Williams juga dikenal karena kepintaran mereka. Bahkan, banyak musuh, seperti Ultron atau Mysterio, justru mengandalkan kecerdasan dan teknologi, bukan otot, untuk memberi ancaman nyata. Dari kostum canggih, hologram, hingga AI, sebagian besar teknologi di MCU masih terhubung dengan peninggalan Stark.

Melihat kembali bagaimana MCU tetap mempertahankan berbagai ciri khasnya sejak film pertama, jelas bahwa warisan Iron Man bukan sekadar cerita masa lalu. Meski dunia terus berkembang dan karakter-karakter baru bermunculan, semangat awal yang dibawa Tony Stark tetap hidup. Ia mampu mengarahkan, menginspirasi, dan menjadi benang merah dalam perjalanan panjang Marvel Cinematic Universe.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us