5 Cover Lagu yang Dibenci Penciptanya Sendiri, Kenapa?

- Bob Dylan kecewa dengan versi rock Guns N’ Roses dari “Knocking On Heaven’s Door” yang dianggapnya kehilangan jiwa lagu aslinya.
- David Bowie tidak terkesan dengan interpretasi Barbra Streisand atas lagunya “Life On Mars” yang dianggapnya jauh dari semangat aslinya.
- Mötley Crüe disindir oleh vokalis Sex Pistols karena cover mereka atas lagu “Anarchy In The UK” dianggap kehilangan makna pemberontakan yang legendaris.
Meng-cover lagu orang lain sering dianggap sebagai bentuk penghormatan. Banyak musisi merasa tersanjung ketika karyanya dibawakan ulang dengan gaya berbeda. Namun, ternyata tidak semua pencipta lagu merasakan hal yang sama. Ada kalanya cover justru membuat mereka kecewa, bahkan sampai terang-terangan menyatakan ketidaksukaan.
Beberapa kasus berikut jadi bukti bahwa tidak semua versi baru bisa diterima dengan tangan terbuka. Dari Bob Dylan sampai Prince, inilah lima cover lagu yang dibenci penciptanya sendiri. Wah, kira-kira apa alasannya, ya?
1. “Knocking On Heaven’s Door” – Guns N’ Roses
Bob Dylan dikenal dengan gaya musik sederhana, tapi penuh makna. Salah satu lagunya yang paling ikonik, “Knocking On Heaven’s Door”, sudah berkali-kali di-cover musisi lain. Guns N’ Roses pun mencoba memberi sentuhan rock yang lebih berat pada lagu ini dan penggemar mereka cukup menyukainya.
Sayangnya, Dylan sendiri justru merasa versi itu kehilangan jiwa dari lagu aslinya. Ia bahkan sempat menyamakan hasilnya dengan film Invasion of the Body Snatchers (1956), seolah-olah ada sesuatu yang penting hilang. Menurutnya, cover tersebut memang terdengar megah, tapi tak punya kedalaman emosional yang ia maksudkan.
2. “Life On Mars” – Barbra Streisand
David Bowie merilis “Life On Mars” sebagai salah satu karya paling ambisiusnya. Lagu itu menunjukkan kejeniusannya dalam memadukan lirik abstrak, aransemen piano megah, dan vokal penuh daya magis. Tak heran jika banyak penyanyi ingin mencoba membawakannya dengan gaya mereka sendiri.
Namun, ketika Barbra Streisand merilis versinya di album Butterfly (1974), Bowie jelas tidak terkesan. Ia bahkan menyebut hasilnya “menggelikan” dan jauh dari semangat asli lagunya. Walaupun Streisand punya suara emas, Bowie merasa interpretasinya terlalu berjarak dan tidak sesuai dengan apa yang ingin ia sampaikan.
3. “Anarchy In The UK” – Mötley Crüe
Sex Pistols dengan “Anarchy In The UK” dianggap sebagai tonggak punk rock Inggris yang penuh amarah dan energi raw. Lagu ini bukan hanya musik, tapi juga simbol perlawanan. Mötley Crüe mencoba membawakan ulang dengan gaya glam metal mereka, namun hasilnya justru jauh dari semangat aslinya.
John Lydon, vokalis Sex Pistols, terang-terangan menertawakan hasil cover itu. Ia kesal karena liriknya diubah dan bahkan ada kata-kata yang salah. Baginya, Mötley Crüe tidak memahami makna sebenarnya dari lagu tersebut, sehingga versi mereka justru kehilangan kekuatan pemberontakan yang membuatnya legendaris.
4. “Kiss” – Maroon 5
Prince dikenal sebagai musisi yang sangat protektif terhadap karyanya. Lagu "Kiss" yang penuh sensualitas dan groove khas menjadi salah satu masterpiece-nya. Ketika Maroon 5 mencoba meng-cover lagu itu, Prince tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya.
Menurut Prince, versi Maroon 5 terdengar datar dan tidak membawa hal baru. Ia menilai bahwa seni seharusnya menciptakan sesuatu yang segar, bukan sekadar menempelkan lapisan baru di atas karya lama. Baginya, cover itu justru memperlihatkan kurangnya imajinasi, dan ia tidak segan menyatakan ketidaksukaannya secara langsung.
5. “Something” – Frank Sinatra
George Harrison menulis “Something” untuk The Beatles dan banyak yang menganggapnya sebagai salah satu lagu cinta terbaik sepanjang masa. Ketika Frank Sinatra membawakannya, seharusnya itu jadi penghormatan besar. Namun, Sinatra malah memperkenalkan lagu itu sebagai karya Lennon-McCartney, bukan Harrison.
Kesalahan atribusi itu jelas membuat Harrison kecewa, ditambah lagi ia tidak menyukai cara Sinatra menyanyikannya. Dalam bayangannya, lagu itu lebih cocok jika dibawakan dengan jiwa penuh seperti Ray Charles, bukan dengan gaya Sinatra yang menurutnya terlalu datar. Bagi Harrison, versi cover itu gagal menangkap emosi yang ia tanamkan saat menulisnya.
Membawakan ulang lagu memang bisa jadi bentuk apresiasi, tapi ternyata tidak semua musisi merasa senang jika karyanya diinterpretasikan berbeda. Jadi, menurutmu apakah cover lagu seharusnya selalu dipandang sebagai penghormatan, atau memang ada batas yang tidak boleh dilewati?