5 Drama Keluarga Klasik Amerika buat Temani Fase Adulting
- Running on Empty (1988) memotret kehidupan keluarga Pope yang hidup nomaden karena status buron akibat aktivisme mereka.
- You Can Count On Me (2000) menceritakan kisah ibu tunggal dan adiknya menyelesaikan masalah dan trauma masa kecil.
- Lars and the Real Girl (2005) mengisahkan pria yang mengisolasi diri dan memperkenalkan boneka sebagai pacar barunya.
Jenuh dengan film drama rilisan terbaru? Mungkin ini saatnya menjelajah waktu dan kembali ke era sebelum media sosial dan pesan singkat menginvasi hidupmu. Tahun 1980—2000-an, Amerika Serikat ternyata jadi gudang film-film brilian yang kerap terlewat dari radarmu. Maklum, saat itu aksesnya lumayan terbatas.
Kalau tak sewa di rental, ya, tunggu sampai mereka tayang di televisi. Kalau statusnya indie, aksesnya bakal lebih susah berkali-kali lipat. Memanfaatkan akses yang makin mudah, mari tonton drama keluarga klasik Amerika berikut. Isunya cocok ditonton buat menemani melakoni fase adulting.
1. Running on Empty (1988)
Running on Empty memotret kehidupan keluarga Pope yang hidup nomaden di Amerika Serikat. Gaya hidup itu terpaksa mereka lakoni karena status buron yang tersemat pada si pasutri gara-gara aktivisme mereka. Saat sang putra, Danny (River Phoenix) tumbuh dewasa, perpisahan pun tak terelakkan. Mau tak mau, si pasutri harus merelakan Danny untuk menetap dan mengejar mimpinya sendiri tanpa mereka. Drama keluarga klasik ini berhasil meraih 2 nominasi Oscar sekaligus, yakni pada kategori Naskah Terbaik dan Aktor Pendukung Terbaik.
2. You Can Count On Me (2000)
Laura Linney memerankan Sammy, ibu tunggal yang hidupnya terusik setelah sang adik yang sudah lama menghilang kembali ke hidupnya. Ini mendorong keduanya untuk menyelesaikan masalah dan trauma yang mereka hindari selama bertahun-tahun, yakni kematian orangtua mereka saat keduanya masih minor. Pada fase adulting, gak menutup kemungkinan cekcok dan perbedaan prinsip yang dialami Sammy dan adiknya terjadi pula dalam hidupmu.
3. Lars and the Real Girl (2005)
Lars and the Real Girl adalah salah satu brilian tersembunyi dalam filmografi Ryan Gosling. Ia didapuk memerankan Lars, pria yang bertahun-tahun mengisolasi diri sejak kematian orangtuanya. Sampai dewasa, Lars masih tinggal di rumah orangtuanya. Kini ia ditemani sang kakak yang khawatir dengan kondisi psikis si adik. Satu hari, Lars memperkenalkan sesosok boneka yang diklaimnya sebagai pacar barunya pada sang kakak dan iparnya. Sontak, ini bikin mereka makin khawatir. Namun, bukannya mengelak, si kakak dan istri memilih untuk mengamini delusi Lars.
4. Before the Devil Knows You’re Dead (2007)
Drama keluarga klasik Amerika lain yang bisa jadi teman pada fase adulting adalah Before the Devil Knows You’re Dead garapan Sidney Lumet. Film ini berkutat pada dua kakak beradik yang sama-sama butuh uang untuk kepentingan dan visi mereka masing-masing. Terdesak kondisi, mereka memilih jalan pintas, yakni merampok toko perhiasan milik orangtua mereka dengan skema minim risiko. Namun, rencana itu justru memaksa keduanya menyelesaikan masalah dan trauma yang selama ini mereka hindari.
5. Junebug (2005)
unebug gak kalah menarik. Drama keluarga pelik ini membahas bilamana dua kakak beradik yang masing-masing sudah menikah tinggal berdekatan. Ini terjadi ketika Madeleine (Embeth Davidtz) dan suaminya, George (Alessandro Nivola) dalam proses pindah dari satu kota ke kota lain dan singgah sejenak di kampung halaman si suami. Di sana, mereka tinggal berdekatan dengan orangtua George serta adik kandungnya yang sudah menikah. Niatnya mengakrabkan diri, prahara justru terjadi karena kesalahpahaman, perbedaan prioritas, prinsip hingga ekspektasi yang tak terpenuhi.
Film klasik Amerika Serikat bisa jadi opsi alternatif saat kamu jenuh dengan film-film kekinian. Kesederhanaan kehidupan sebelum media sosial dan aplikasi perpesanan ternyata bikin adem hati. Ditambah isunya yang relevan dan universal, buat kamu yang sedang mengarungi fase adulting, film-film di atas bisa jadi sumber semangat dan afirmasi yang kamu butuhkan.
