[EKSKLUSIF] Curhat Robert Pattinson dan Zoe Kravitz soal The Batman

Jakarta, IDN Times - Tak mudah bagi Robert Pattinson buat menerima tawaran menjadi Bruce Wayne dan Batman. Dalam proyeknya bersama Matt Reeves di film The Batman, Robert harus bekerja keras demi menyempurnakan aktingnya.
Ya, wajar saja. Sebab, Batman dan Bruce merupakan dua karakter yang sudah lama eksis di dunia komik.
Setidaknya, usia dua karakter tersebut sudah mencapai 80 tahun. Bahkan, untuk penggemar DC Comics, ada ungkapan yang menyebutkan, "Mungkin mudah menjadi Batman, tapi tidak saat memerankan Bruce Wayne".
Merujuk pada komiknya, Bruce memang seorang pria kaya raya yang memiliki kepribadian flamboyan dan dikenal playboy. Namun, Robert justru memberikan warna lain terhadap Bruce yang diperankannya.
Hal serupa dirasakan oleh lawan mainnya, Zoe Kravitz, yang memerankan Selina Kyle alias Catwoman. Kalau lihat akting Selina, mungkin kamu akan bernostalgia dengan Catwoman versi Halle Berry.
Namun, yang jadi menarik adalah harmonisasi saat Robert dan Zoe dalam satu frame. Keduanya menciptakan hubungan menarik antara Batman dan Catwoman, yang selama ini dikenal sebagai alliance dengan bumbu love interest dalam diri masing-masing.
Kamu sudah nonton filmnya belum? Kalau belum, nonton dulu yah. Tapi, IDN Times akan kasih kamu kisi-kisi lewat wawancara khusus berikut ini.
Hai Robert dan Zoe, apakah kalian terbebani jadi Batman dan Catwoman?

Zoe: Sangat. Ya, kamu tahu kan, karakter ini begitu akrab dengan banyak orang. Ketika kamu memerankan sebuah karakter yang mengiringi masa kecilmu, lalu punya banyak fans, pastinya tak mau bikin mereka, diri sendiri kecewa. Kamu juga pastinya tak mau merusak warisan dan karakter ini rusak. Saya rasa, ini tanggung jawab yang besar.
Robert: Ya, saya rasa, orang-orang menilai ini keren. Ketika film dirilis, orang-orang selalu memiliki pendapat dan penilaian terhadap pemerannya. Apalagi, film Batman selalu memakan biaya besar, tak ada yang setengah hati. Ini tanggung jawab yang besar.
Bisa tolong deskripsikan hubungan Batman dan Catwoman di sini? Kok sepertinya di film ini seperti hubungan benci, tapi cinta. Benar gak sih?

Zoe: Ya, saya tak tahu, apakah benci atau cinta. Tapi, hubungannya kompleks. Kami saling menekan tombol satu sama lain. Kamu tahu, hubungan itu dimulai karena kami saling membutuhkan.
Kami butuh informasi satu sama lain dan kemudian benar-benar menemukan keterkaitan, yang begitu rumit dan menakutkan buat dua karakter ini. Saya pikir, dari situ tarik-ulurnya berasal. Bukan dari aku benci orang ini, atau cinta dia. Tapi, soal dua orang yang benar-benar tak tahu bagaimana memiliki hubungan.
Oke geser ke Robert, saya dengar, kamu coba belajar silat dari film Indonesia, benar?

Ya, saya berlatih silat dan menggunakan senjata.... apa sih namanya? Hmmmm pisau depannya S (sangkur, red). Semacam pisau, tapi aaaarrrgh saya lupa namanya.
Ya, saya menggunakannya. Saya suka silat. Saya belum pernah melakukannya sebelum ini. Itu beladiri yang menyenangkan. Saya merasa begitu ganas, sangat ganas.
Terlihat berbeda, gerakannya pun cukup beda. Tapi, karena Batman sering bertarung di jalanan, saya rasa ini cocok buatnya. Ya, kamu tahu, beladiri tak cuma buat olahraga. Maksud saya, silat ini memang dirancang untuk perkelahian jalanan. Keren!
Nah, Bruce Wayne di film ini begitu berbeda. Bagaimana kamu bisa mengembangkan karakter ini?
Ya, maksudnya saat bicara Bruce Wayne adalah pria playboy dan Batman. Namun, ketika membaca naskah untuk pertama kalinya, saya seperti "Wow, dia berbeda, bukan playboy".
Normalnya, dia sangat percaya diri dan bisa mengendalikan egonya. Dia seperti.... tak memiliki kendali atas Batman, gak punya kendali atas dirinya sebagai Bruce, bahkan emosinya.
Dia mencoba menjaga kedua identitas tersebut dalam kepalanya, namun tersiksa. Tapi, dia selalu berusaha bagaimana mengekspresikan diri. Saya merasa ada kebuasan di dalamnya untuk versi yang satu ini.