9 Film yang Disoraki di Festival Film Cannes, Kenapa?

Sulit membayangkan bagaimana salah satu film psychological thriller terbaik yang pernah ada ini dicemooh pasa saat pemutaran perdananya. Meskipun nyatanya, hal itu benar-benar terjadi di Festival Film Cannes.

Menjadi film kedua dalam daftar panjang kolaborasi antara Scorsese-De Niro, Taxi Driver
(1976) yang memenangkan Palme d'Or ini justru disambut dengan ejekan saat diputar di festival tersebut. Mungkin saja, unsur nihilisme dan kekerasan di film ini terlalu berat untuk dicerna oleh beberapa orang.

David Lynch mungkin sudah tidak asing dengan reaksi liar, mengingat film-filmnya yang selalu mindblowing dan sangat surealis. Hal yang sama juga didapatkan oleh Wild at Heart (1990) di Cannes, yang lucunya malah membawa pulang Palme d'Or dari festival itu.

Film drama-kejahatan ini menerima ejekan dari sekelompok kecil penonton yang mengira kalau adegan di dalamnya sudah keterlaluan. Hal itu mungkin benar, walau akhirnya Lynch juga tidak terlalu peduli dengannya.

Sepertinya David Lynch memang senang membuat penonton emosi lewat film-filmnya. Kali ini, giliran Twin Peaks: Fire Walk With Me (1992) yang merupakan prekuel dari serial televisi Twin Peaks (1990).

Hal ini cukup aneh, mengingat beberapa penonton dan kritikus sangat menyukai film ini. Sayangnya, penonton di Cannes tidak begitu. Toh pada akhirnya, Lynch sudah terbiasa dengan ejekan dari mereka.

Dianggap sebagai pendongkrak karier Quentin Tarantino, Pulp Fiction (1994) mengisahkan kehidupan dua pembunuh bayaran, seorang petinju, seorang gangster dan istrinya, serta pasangan yang mencoba merampok restoran. Film ini dibintangi oleh aktor berkelas seperti John Travolta, Uma Thurman, Samuel L. Jackson, Bruce Willis, dam Tim Roth.

Sedikit berbeda dari film lainnya, penonton Cannes tidak mencemooh film ini saat pertama kali diputar. Sebaliknya, film ini justru mendapat banyak sanjungan. Namun saat diumumkan kalau film ini mengalahkan Three Colors: Red (1994) dan membawa pulang Palme d'Or, beberapa penonton mulai mempermasalahkannya dan memulai gelombang cemoohan.

Tidak, ini bukan film arahan Paul Haggis yang memang pantas dicemooh. Ini adalah film karya David Cronenberg, sang bapak body-horror. 

Seperti namanya, film ini mengisahkan orang-orang yang mendapatkan kepuasan seksual dari kecelakaan mobil. Crash (1996) mungkin salah satu karya terbesar Cronenberg, walau sayangnya itu tidak menghentikan penonton di Cannes untuk mencemoohnya.

Mengambil sudut pandang Sofia Coppola tentang kisah Marie Antoinette yang tragis, film ini memang berhasil membagi penonton ke dalam dua kubu. Beberapa ada yang membelanya, sebagian lagi mencelanya.

Namun ketika sebagian besar penonton mungkin memilih untuk memperdebatkan film ini ketika sampai di rumah, penonton Cannes memilih untuk mencemooh film tersebut pada pemutaran perdananya. Yaps, mungkin hal itu bisa sedikit dipahami mengingat film ini mengisahkan tokoh kontroversial dari Prancis.

Lars von Trier pasti tahu kalau filmnya ini akan mendapat reaksi keras dari segala elemen. Namun, rupanya dia pun tidak menyangka kalau film ini akan dicemooh selama pemutaran di Festival Film Cannes dan juga setelahnya.

Reaksi terhadap film ini memang beragam. Namun pada malam itu di Prancis, cemoohan yang keluar benar-benar luar biasa. Lagipula, apa yang harus diharapkan dari film berjudul Antichrist?

Sejujurnya, tak jelas berapa banyak cemoohan yang keluar saat pemutaran pertama film epik Perang Dunia II arahan Quentin Tarantino ini. Namun pastinya ada laporan pada saat itu.

Satu hal yang pasti, Inglourious Basterds (2009) disambut dengan "mengangkat bahu" oleh sebagian besar penonton di Festival Cannes. Hanya beberapa bulan setelahnya, film ini menjadi hit dan disebut-sebut oleh banyak kritikus sebagai mahakarya Tarantino.

Terakhir, ada film pemenang Palme d'Or lainnnya yang dicemooh di Festival Film Cannes. Padahal, The Tree of Life (2011) yang merupakan karya Terrence Malick ini benar-benar menakjubkan dari segi sinematografi.

Sementara sebagian besar penonton mengagumi film ini, ada kelompok kecil penonton yang sangat vokal dalam mempermasalahkannya. Mereka pun mencemooh film ini saat berakhir, hanya untuk ditenggelamkan oleh gemuruh tepuk tangan yang jauh lebih besar setelahnya.

Seperti manusia, beberapa karya hebat di atas pun tak luput dari respon negatif seperti cemoohan. Namun pada akhirnya, kualitas yang menunjukkan kelas dari film-film tersebut. Semoga bisa menambah referensi watchlist-mu, ya!