5 Film Anime yang Bikin Kamu Makin Sayang Keluarga, Bikin Emosional!

When Marnie Was There merupakan film garapan Studio Ghibli yang dirilis pada 19 Juli 2014. Selain punya desain dan animasi yang cantik, film ini juga punya cerita yang menenangkan dengan sentuhan fantasi dan tema keluarga. 

Dalam film ini, Anna Sasaki selalu membenci dirinya sendiri karena tidak bisa bergaul. Anna jadi semakin pendiam setelah mengetahui jika ia diadopsi ketika masih kecil. Karena penyakit asmanya, Anna kemudian pindah ke pedesaan untuk mendapatkan udara yang lebih segar.

Ketika berjalan-jalan, Anna menemukan sebuah rumah tua di seberang rawa. Setiap senja, gadis bernama Marnie muncul di rumah tersebut dan bermain bersama Anna. Kehadiran Marnie membuat Anna semakin membaik. Namun, ada suatu rahasia mengenai Marnie yang berkaitan dengan Anna.

The Grave of Fireflies bisa jadi adalah salah satu film tersedih yang digarap Studio Ghibli. Dirilis pada tahun 1988, film ini dibuat berdasarkan autobiografi Akiyuki Nosaka yang memotret sisi kelam peperangan setelah kematian adik kecilnya. 

Berlatar 1945, cerita dalam the Grave of Fireflies bermula dari Seita dan Setsuko yang harus berpisah dengan orangtuanya ketika hendak pergi ke pengungsian. Situasi kala itu adalah perang sehingga rumah mereka hancur berantakan terkena rudal. Sayangnya, sang ibu harus meregang nyawa di pengungsian karena luka bakar yang parah.

Dengan harapan sang ayah masih hidup di angkatan laut, Seita dan Setsuko kemudian pergi ke rumah bibi mereka untuk menumpang hidup. Namun, perlakuan sang bibi yang selalu menganggap mereka sebagai parasit membuat Seita dan Setsuko memilih pergi.

Kedua saudara ini menemukan bungker bekas pengungsian yang akhirnya mereka jadikan sebuah gubuk sederhana. Dengan kelangkaan pangan saat itu, Seita dan Setsuko kesulitan untuk sekadar mengisi perut sehari-hari. Seita bahkan harus mencuri karena tidak punya pilihan. Keadaan mereka makin diuji tatkala Setsuko makin lemah karena kekurangan gizi.

Dipadukan unsur fantasi, film Maquia: When the Promised Flower Blooms menjadi salah satu tontonan menarik dengan mengangkat kasih sayang ibu sebagai fokus dalam cerita. Film yang dirilis pada 24 Februari 2018 ini juga digarap oleh Studio P.A Works sehingga desain grafiknya tak akan membuat penonton kecewa.

Maquia: When the Promised Flower Blooms menceritakan tentang sebuah ras minor bernama Iorph. Ras ini memiliki keabadian yang didambakan oleh manusia lainnya. Suatu malam, mereka diserang oleh kerajaan Mezarte dan tidak ada yang selamat, kecuali Maquia. Dalam perjalanannya mencari kehidupan yang baru, Maquia menemukan seorang bayi terlantar yang kemudian ia namakan Ariel.

Meskipun belum pernah menjadi seorang ibu, Maquia berusaha keras untuk membesarkan Ariel. Keabadian Maquia membuat Ariel yang tumbuh besar jadi semakin malu untuk dekat dengan ibunya. Itu karena mereka sering disebut sebagai pasangan yang kawin lari, alih-alih sebagai ibu dan anak.

Setelah bertahun-tahun, Maquia menemukan fakta jika beberapa orang Iorph masih hidup pasca pembantaian. Maquia pun bergabung dengan mereka, sementara Ariel bergabung sebagai bagian dari pasukan kerajaan Mezarte.

Perjuangan sebagai single parent bisa dirasakan setelah kamu menonton Wolf Children. Film yang dirilis pada 25 Juni 2012 cukup menarik karena menghadirkan cerita yang menarik dengan sedikit sentuhan fantasi. 

Sesuai judulnya, Wolf Children menceritakan tentang seorang gadis bernama Hana jatuh cinta dengan seorang pria yang misterius. Terungkap jika pria misterius tersebut dapat berubah menjadi serigala. Meskipun begitu, mereka tetap memiliki dua anak yang bernama Yuki dan Ame.

Sangat disayangkan, suami Hana meregang nyawa dalam kecelakaan ketika sedang berburu. Sebagai orangtua tunggal, Hana cukup kesulitan untuk mengurusi kedua anaknya, terlebih mereka bisa berubah menjadi serigala mengikuti sang ayah. Agar identitas anak-anaknya tidak ketahuan, Hana juga pindah tinggal ke daerah pedesaan. 

Yang terakhir dan gak kalah menarik adalah film Mirai garapan Studio Chizu juga menarik untuk ditonton. Dirilis pada 20 Juli 2018, kita akan diajak melihat bagaimana perlakuan orangtua terlihat dari sudut pandang seorang anak kecil. 

Kun adalah anak umur 4 tahun yang sangat disayangi oleh kedua orangtuanya. Ia punya rumah yang besar, mainan yang melimpah, dan selalu dimanja. Ketika adik perempuannya yang baru lahir, Mirai, datang ke rumah, Kun awalnya merasa begitu senang.

Namun, ia dengan cepat sadar jika perhatian orangtuanya secara penuh malah berpindah ke Mirai. Tak jarang, Kun bisa sampai mengamuk tatkala melihat orangtuanya kerepotan mengurusi Mirai.

Suatu hari, Kun tiba-tiba menjelajahi waktu dan bertemu dengan beberapa anggota keluarganya dari waktu yang berbeda-beda, mulai dari anjingnya yang bernama Yukko, Mirai dari masa depan, sang ibu ketika masih kecil, hingga kakek buyutnya. Penjelajahan waktu ini membuat Kun mengatasi rasa manjanya dan mulai lebih perhatian ke kondisi orangtuanya yang berusaha membagi kasih sayang untuk kedua anak mereka. 

Kelima film ini memang berfokus ke pengorbanan dan rasa sayang dari keluarga. Melalui kelima film ini, perspektif mengenai rasa sayang dari anggota keluarga pun tentu bisa mengubah pandanganmu untuk lebih mencintai keluarga sendiri. Apakah kamu sudah menonton salah satu dari film anime di atas?