Ada banyak profesi yang disematkan kepada protagonis sebuah film. Namun, mayoritas masih berkutat pada profesi-profesi kerah putih macam koki, pebisnis, pekerja korporat, seniman sukses, akademisi, dan lain sebagainya.
Sebagian mencoba mengulas kehidupan buruh dan pekerja lepas, tetapi pernahkah kamu menemukan profesi pedagang keliling dalam film? Agak jarang, ya. Kalau bisa dirangkum, sepertinya baru 5 film berikut yang mengekspos profesi itu. Seperti apa dan seberapa akurat penggambarannya?
Man Push Cart adalah salah satu film terbaik sutradara realis Ramin Bahrani. Dirilis pada 2005, film ini mengekor keseharian pria bernama Ahmad (Ahmad Razvi), imigran Pakistan di New York yang bekerja jadi pedagang kaki lima. Menariknya, berbagai aspek dalam karakter Ahmad ternyata terinspirasi dari kisah nyata sang aktor. Razvi seperti Ahmad dalam film juga pernah berdagang dengan gerobak selama setahun. Bekas luka di tubuhnya adalah luka asli akibat aksi Islamofobik yang menjamur di Amerika Serikat setelah peristiwa 9/11.
Tayang perdana di Cannes Film Festival 2025, Left-Handed Girl adalah film kolaborasi kedua Tsou Shih-Ching dan Sean Baker. Mereka terakhir bekerja sama pada 2004 di film Take Out yang juga mendapuk lakon asal Asia. Kali ini Tsou akan mengajakmu mengikuti keseharian seorang ibu tunggal yang bekerja sebagai pedagang kaki lima di Taiwan. Dilakukannya demi bertahan hidup, ia terkadang membawa serta dua putrinya saat berdagang.
Menjadi pedagang keliling adalah profesi paling mungkin dilakoni pencari suaka yang diperankan Antonythasan Jesuthasan. Ia satu dari sedikit orang yang berhasil bermigrasi ke Prancis dari ribuan orang yang berebut suaka karena perang sipil Sri Lanka. Semua dilakukannya dengan berpura-pura jadi pria beristri dan beranak satu. Namun, ternyata kehidupan baru si pria dan keluarga gadungannya itu tak seindah dan semudah bayangan.
Prince of Broadway adalah salah satu film terawal Sean Baker yang mungkin terlewat dari radarmu. Seperti Take Out (2004), film ini berkutat pada keseharian seorang imigran yang bekerja serabutan di Amerika Serikat. Lucky (Prince Adu), si lakon diceritakan bekerja menjajakan pakaian bermerek dengan harga miring di jalanan New York. Situasi finansialnya tak bisa dibilang baik, dan makin parah saat mantannya tiba-tiba melimpahkan hak asuh atas putra kecil mereka pada Lucky.
Tin Men merujuk pada dua sales pintu aluminium bernama Ernest dan BB. Keduanya bekerja dari pintu ke pintu untuk menawarkan produk mereka. Masalahnya, demi memenuhi target, kedua penjaja produk ini gak segan melakukan trik-trik curang. Menariknya, mereka punya pendekatan yang berbeda dan relasi yang unik. Kadang bersaing dan bertikai, tetapi bisa pula akur dan saling membantu.
Pedagang keliling adalah salah satu profesi yang menantang. Menguras fisik dan mental sekaligus, tetapi kerap diremehkan dan dianggap menyebalkan. Film-film tadi kiranya bikin kita bisa lebih berempati dan menaruh respek terhadap pejuang jalanan.