Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Film dan Serial yang Menjelaskan Kemunculan Diktator

Mussolini: Son of the Century (dok. Sky Atlantic/Mussolini: Son of the Century
Mussolini: Son of the Century (dok. Sky Atlantic/Mussolini: Son of the Century
Intinya sih...
  • Diktatorisme muncul pada abad ke-19 dan menjadi tren pada 1930—1990-an.
  • Serial seperti Years and Years menggambarkan kenaikan popularitas pemimpin diktator.
  • Film The Death of Stalin menggambarkan proses peralihan kekuasaan di Uni Soviet setelah kematian diktator Joseph Stalin dengan pendekatan komedi satire.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Diktatorisme, sebuah sistem pemerintah yang bertumpu pada 1 orang atau 1 kelompok tertentu dengan membatasi kebebasan individu, merupakan bagian integral dari sejarah politik dunia. Muncul pada abad ke-19, bahkan jadi tren pada 1930—1990-an, diktatorisme biasanya kerap beriringan dengan kemunculan beberapa konflik besar, seperti Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan Perang Dingin (beserta berbagai perang proksi turunannya). 

Masalahnya, bak siklus yang berulang, beberapa tahun belakangan kita dihadapkan dengan ancaman kebangkitan kembali tren diktatorisme. Bagaimana, sih, sebenarnya kemunculan diktator? Apa pemicu dan alasan siklus ini berulang lagi? Beberapa film dan serial berikut bisa ikut menjelaskan. 

1. Mussolini: Son of the Century (2024—2025)

Mussolini: Son of the Century (dok. Sky Atlantic/Mussolini: Son of the Century)
Mussolini: Son of the Century (dok. Sky Atlantic/Mussolini: Son of the Century)

Sesuai judulnya, serial garapan Joe Wright (Pride and Prejudice, Darkest Hour, Anna Karenina) ini mengulik kemunculan awal Benito Mussolini. Dikenal sebagai pemimpin diktator yang berkuasa di Italia pada 1922—1943, Mussolini awalnya adalah buruh kasar biasa. Ia bahkan penganut setia sosialisme sampai ia menyadari bahwa konflik dan kesadaran kelas bukanlah hal yang harusnya dipelihara negara.

Ia kemudian menemukan dirinya jadi suporter dan promotor ideologi fasisme yang berargumen kalau persatuan nasional lebih penting. Dibantu momentum memburuknya situasi ekonomi dan politik di Italia akibat Perang Dunia I, ia menjelma jadi harapan bagi sebagian warga. Serial ini memotret dan menganalisis fenomena itu dalam delapan episode serta mendapuk aktor kawakan Italia Luca Marinelli sebagai Mussolini.

2. Years and Years (2019)

Years and Years (dok. BBC/Years and Years)
Years and Years (dok. BBC/Years and Years)

Years and Years adalah miniseri brilian kerja sama BBC dan HBO. Serial ini menggambarkan bilamana Inggris jatuh ke tangan pemimpin diktator. Berlatarkan 2019—2034, serial mengikuti kehidupan sebuah keluarga di Inggris beriringan dengan kenaikan popularitas politisi bernama Vivienne Rook (Emma Thompson).

Memulai kariernya sebagai pebisnis, Rook perlahan merambah politik. Gaya kampanye dan ideologinya yang kontroversial ternyata meningkatkan elektabilitasnya dalam pemilu. Situasi ekonomi yang tak tentu dan ketergantungan manusia terhadap teknologi jadi beberapa faktor yang ikut mendorong orang tertarik pada Rook. Ini ngeri-ngeri sedap karena lekat dengan kenyataan.

3. Babylon Berlin (2017—2025)

Babylon Berlin (dok. StudioCanal/Babylon Berlin)
Babylon Berlin (dok. StudioCanal/Babylon Berlin)

Babylon Berlin berlatarkan Jerman 1920—1930-an. Ia juga memotret awal mula kemunculan partai nasionalis ekstrem macam Nazi. Akibat menurunnya popularitas pemerintah Republik Weimar Jerman karena blunder mereka pada Perang Dunia I, Nazi muncul bak harapan baru saat itu. 

Bedanya dengan serial sebelumnya, serial ini ditulis dari perspektif beberapa anggota polisi yang harus menjalankan tugas dan mencapai kepentingannya di tengah situasi politik yang tak kondusif. Serial ini tayang lima musim dan sukses besar. Kalau punya banyak waktu luang, boleh, deh, coba cicil tonton serial ini. 

4. To Live (1994)

To Live (dok. Films sans Frontières/To Live)
To Live (dok. Films sans Frontières/To Live)

Sempat dilarang tayang di bioskop-bioskop China karena muatan kritiknya, To Live adalah potret nasib rakyat sipil di tengah kemelut politik. Ini tepatnya saat China berada pada era Perang Sipil sampai Revolusi Budaya. Ditulis dari perspektif keluarga kaya raya yang jatuh ke jurang kemiskinan, ini film yang cukup menarik. 

Perjuangan mereka bertahan hidup di tengah tekanan dan restriksi yang menguat dikemas dalam durasi 132 menit. Ini tipe film yang bakal membuatmu merasakan berbagai emosi. Ini sekaligus jadi gerbang untuk melihat bagaimana diktatorisme perlahan menguasai hidup warganya.

5. The Death of Stalin (2017)

The Death of Stalin (dok. IFC Films/The Death of Stalin)
The Death of Stalin (dok. IFC Films/The Death of Stalin)

The Death of Stalin adalah film garapan Armando Iannucci (In The Loop, Veep) yang mereka ulang proses peralihan kekuasaan di Uni Soviet setelah kematian diktator Joseph Stalin. Dengan pendekatan komedi satire, film ini memang terlihat gak serius dan kacau balau. Namun, poinnya cukup jelas dan konsisten, yakni mengikuti dinamika politik dalam pemerintahan yang dijalankan satu kelompok tertentu, dalam kasus ini Partai Komunis Soviet. 

Film ini sempat dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap sejarah. Nyatanya, ini memang satire dan jadi format langganan Iannucci tiap kali berkarya. Dalam In The Loop dan Veep, ia juga menyindir kebijakan politik Inggris dan Amerika Serikat. Bukan akurasi yang ia tekankan, tetapi pola pikir, cara kerja, dan intrik dalam politik.

Seperti fesyen dan musik yang punya siklusnya, tren politik tampaknya mengalami siklus yang sama. Beberapa tahun belakangan, kita melihat kenaikan popularitas ideologi politik nasionalis ekstrem di beberapa negara, seiring dengan memburuknya situasi ekonomi global. Apakah kita sedang kembali ke era 1930-an?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us